50.

3.7K 263 35
                                    

"Al, ayo " ucap Bryan

"iya dad.." ucapnya.. kemudian memeluk ibunya sekilas dan kedua adiknya

Kemudian Al menjalani pemeriksaan darah dan menguji kecocokannya... ia selalu di damping oleh daddynya Bryan ... ya mereka pemeriksaan darah tanpa sepengetahuan keluarga Vano maupun keluarga  Anna

"bagaimana hasilnya dok?" Tanya Bryan pada dokter

"puji Tuhan, hasilnya cocok.. dan saudara Aldrich juga sehat jadi kita bisa langsung melakukan tranfusi darah hari ini juga.."

"syukurlah.. sekarang kita langsung ke ruang ICU" ajak Bryan

al langsung berjalan di samping daddynya itu, mengikuti dokter

"bagaimana dok, apa sudah ada donor darah yang cocok? Kami sudah mencari kemana-mana tapi tidak ada juga" ucap Mark lemah

"sudah pak.. kalian berdoa saja semoga semua baik-baik saja, saat ini kami akan langsung melakukan transfusi darah"

"siapa yang mendonorkan darahnya dok?" Tanya Yonathan

Dokter itu tidak menjawab, tetapi ia segera masuk ke ruang ICU diikuti Bryan dan juga Al

"AL?" kaget mark, Nathan dan juga ny. Gracia

"itu...di..dia kan anaknya Anne... bagaimana bisa..?" ucap Imelda

"jangan-jangan...." Ucap Yonathan curiga

"tidak mungkin dek,, Al itu anaknya kak Anne sama bang Bryan, bahkan wajahnya saja mirip dengan bang Bryan" sanggah Mark

"kita tanyakan pada kak Anne saja kebenarannya" usul Martha ucapnya karena melihat Anna berjalan kearah mereka bersama kedua anaknya

"kak... kakak harus jelaskan semua ini" tuntut Yonathan

"anne" lirih ny. Gracia

"maaf, bisakah hal ini kita bicarakan setelah Vano sadar? Aku sedang memikirkan puteraku yang diambil darahnya di dalam sana. Dan juga perasaannya saat melihat siapa yang terbaring di dalam sana" Ucapnya dingin

"itukan hanya transfusi darah, bukan operasi besar" cibir Intan tiba-tiba

"harusnya anda bersyukur abang saya mau mendonorkan darah untuk seseorang yang bahkan tidak ia kenal, tidak seperti anak anda yang tidak bisa menolong ayahnya.. upss... bukan anaknya ternyata.." ucap Alfian sambil tertawa miring

"kau... jaga mulutmu" marah Intan, tante Ani dan paman Rendra

"seandainya kalian semua bukan keluarga mommyku, mungkin aku sudah melakukan hal yang bisa membuat kalian tutup  agar mulut kalian itu tidak hanya mengeluarkan kata-kata yang tidak berguna... dan kalian benar-benar tidak tahu malu, sudah ketahuan kedoknya masih saja mencari kesalahan orang lain.. aku juga bingung apa kalian tidak punya rasa malu atau  bagimana.. tidakkah kalian sadar apa yang kalian perbuat selama ini adalah salah.. hah" ucap Alfian dingin

Mereka semua hanya bisa diam mendengar ucapa Alfian itu.. sifatnya benar-benar perpaduan antara Bryan dan Anna...

Ruang ICU
" Daddy harap kamu siap menerima kenyataan ini son" ucap Bryan sambil menepuk pelan punggung Al
"Dad.... di...diaa...dii..a a..ayahku..?" ucap Al  dengan terbata-bata.. pada Bryan setelah melihat seseorang yang terbaring dengan alat-alat yang menempel di tubuhnya

"iya son, dia ayah kandungmu" ucapnya pelan

" tidak... tidak mungkin dad...  bagaimana bisa..... by..bukankah dia om ku? bagaimana mungkin dad?" ucapya lirih ...

"Inilah kenyataannya nak.. lebih jelasnya mommymu yang akan menceritakan semuanya kepadamu nak..
Hening sesaat...
Al hanya memandang seseorang yang terbaring di depannya tanpa ekspresi...
Pikirannya masih jauh melayang tidak percaya dengan apa yang baru didengarnya tadi..

PELANGI SEHABIS HUJAN (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang