37.

2.9K 203 4
                                    

..........

Frans, merupakan salah satu teman dekat Anna dulu. Frans merupakan orang yang humoris, akan tetapi akan menjadi orang yang sangat bijaksana dan paling peka dengan situasi disekitarnya.. ia tentu dapat mengartikan tatapan temannya "Devanno" itu kepada Anne . Ia juga mengerti bagaimana perasaan Vano yang menurutnya dipenuhi dengan kesedihan, dan penyesalan..  sedangkan Anna, wanita itu memilih untuk menundukkan wajahnya. Menghindar, itulah yang mungkin dilakukan Anne pikiran Frans. Sedangkan bule yang mengaku sebagai suami Anne itu, entahlah.. ia tidak bisa  memahami atau membaca pikiran laki-laki itu, karena suami Anne itu sedaritadi hanya menampilkan raut wajah yang sama, dingin dan datar.

Setelah mendengar perkataan Frans tadi, mereka semua kembali terdiam.

"Iya... betul..betul..betul.." ucap Loise tiba tiba menirukan ucapan bocah melayu yang sering mereka lihat saat mereka masih kanak-kanak dulu

Hahahhah...
Sontak semua tertawa mendengar ucapan laki-laki itu..

"Ya sudah.. karna tidak ada lagi yang mau dibahas, kita langsung makan saja."
Kata Dian dengan semangat..
Yang diangguki oleh yang lainnya.

Tiba-tiba
"Maaf semuanya, kami pulang duluan.." ucap Anna menggemgam tangan Bryan

"Makan dulu ne." Ucap Natasya

"Kami sudah makan tadi, kami juga masih ada urusan keluar." Jawabnya

"Baiklah.. hati-hatj ya kalian berdua."  Jawab semuanya

Anna dan Bryan segera keluar dari cafe tersebut untuk pulang

Setelah Bryan dan Anna pergi

"Van, emmm.. kalau boleh nanya ni ya, kamu sama Anne lagi ada masalah ya?" Tanya Niken pelan,
Sontak pertanyaan itu menarik perhatian mereka semua

"Ya.. begitulah. Seperti yang kalian lihat.". Jawabnya lirih

"Emmmm.. sebenarnya kalau boleh jujur ya Van, aku penasaran kenapa kamu nggak nikah sama Anne justru sama kakaknya secara kalian itu kan sangat dekat, dan kita juga tahu kok kalau Anne dan kamu saling cinta DULU." Tanya Simon

"Iya, aku juga mau tanya itu, dulu aku memang sempat mendengar kabar pernikahan kamu, tapi aku pikir bahwa yang nikah sama kamu itu adalah Anne, dan setelah kabar itu kalian berdua itu menghilang begitu saja dan tidak ada kabar sama sekali. Sampai kita jumpa kemarin, 2 tahun yang lalu karna ada kerjasama perusahaan. Teman-teman yang lain juga sempat kecewa karena kalian menikah tanpa mengundang kami semua, dan cuma kalian berdua dari 93 orang kita yang satu angkatan yang tidak aktif di group atau dimanapun.  Makanya tadi, jujur aku sangat kaget bisa bertemu dengan Anne setelah sekian lama. Awalnya aku ingin minta kejelasan sama dia, tapi melihat dia dengan suaminya dan bukan denganmu aku jadi mengurungkan niatku. Jadi kami kalau boleh tahu ada apa yang sebenarnya Van? Memang kita hanya beberapa tahun bersama, tapi tentunya kamu tahu bagaimana kita  semua satu samalain sikapnya. Mungkin kita bisa bantu." Ucap Blessa panjang kali lebar..

Vano menarik napasnya kasar dan menghembuskannya perlahan

"Ceritanya sangat panjang, seperti yang kalian tahu aku bersama dengan Anne itu sejak masih duduk di sekolah dasar. Hingga kuliah, kami selalu berada di lingkungan yang sama. Semua terjadi karena kesalahanku  aku menikah dengan kakak tirinya, aku memang tidak mengundang kalian saat itu, karena pernikahan itu memang tidak aku rencanakan saat itu juga. Akan tetapi aku juga melakukan kesalahan yang sangat fatal terhadap Anne  dan justru mengakibatkan ia dibuang dari keluarganya. Saat itu ia menghilang tanpa ada kabar apapun. Ia kembali 3 tahun yang lalu saat ayah mertuaku meninggal. Ia datang dengan suaminya dan anak-anaknya. Tak lama ia langsung pergi lagi, kami tidak tahu kemana ia pergi setelah penolakan yang sama. Ia datang lagi saat adiknya Yonathan menikah, tapi semua juga tidak berjalan dengan baik. Ia pergi dan kemarin ia datang karena ibu sedang sakit. " jawabnya pada teman-temannya itu..

"Lantas apa yang sekarang ingin kamu lakukan Vano?" Tanya Frans

"Aku sangat ingin minta maaf padanya dan  memperbaiki semuanya dari awal."

"Maksudmu kau ingin mengatakan jika kau mencintainya.?" Tanya Natasya

"Bukan.. aku tidak ingin mengatakan itu. Aku tahu tidak ada kesempatan untukku, apalagi Anne dan suaminya saling mencintai. Aku sangat yakin dia bahagia dengan pernikahannya." Tuturnya

"Kau benar, mereka saling mencintai. Tapi tenanglah. Kami akan membantumu untuk minta maaf kepada Anne." Tutur Frans sambil tersenyum

"Tapi, bagaimana caranya?"

"Serahkan semuanya pada kami."
Ucapnya sambil tersenyum lebar.

---------------------------+++----------------------------

"Bagaimana kondisi ibu?" Tanya Bryan pada Yonathan yang sedang duduk di sofa ruangan Ny.Gracia

"Sudah stabil bg, kita tunggu ibu sadar saja."  Jawabnya sambil melirik sang kakak yang hanya tidak menatapnya sama sekali. Sang kakak hanya berdiri di dekat ranjang ibunya
Ia ingin menangis rasanya melihat kakaknya seolah tidak menganggapnya  disana.

Ia sudah tidak tahan dengan rindunya pada sang kakak, ia segera mendekat kepada kakaknya itu dan memeluknya erat.... Anna yang mendapat pelukan tak terduga itu hanya diam, tidak membalas pelukan yang ia rindukan. Pelukan dari adik bungsu yang sangat ia sayangi itu

"Kak.. aku minta maaf kak. Aku minta maaf. Lebih baik kakak memukulku, daripada mendiamkanku seperti ini. Aku tidak bisa diperlakukan seperti itu oleh kakak. Aku tidak bisa. Maafkan aku kak..maafkan Nathan, bang Mark juga. Kita semua minta maaf kak.." ucapnya sambil menangis.

Anna merasa bahwa badan adiknya itu bergetar dan juga ia merasa bahwa lehernya   basah karena air mata Yonathan... ia segera membuang semua egonya selama ini. Sekuat apapun benteng yang ia bangun, ia tidak akan sanggup untuk membenci ibu dan kedua adiknya. Lagipula ia sadar bahwa kedua adiknya dan ibunya pasti menyayangi dirinya juga.
Tak butuh waktu lama, ia segera membalas pelukan itu. Ia mengelus punggung adiknya itu, menyalurkan rasa sayangnga terhadap sang adik.

"Sudah.. sudah.. jangan menangis..
Kakak tidak pernah bisa membenci kalian. Kakak sangat sayang sama kalian. Walaupun kakak selalu berusaha menolak itu semua, tapi hal itu tetap tidak bisa. Karena sayang kakak itu melebihi apapun. Jadi adik kecil kakak ini, nggak usah  nangis lagi ya..." ucapnya pelan sambil menghapus bekas air mata di wajah Nathan.

"Oh, jadi kalian pelukan tanpa mengajak aku ya.. ceritanya aku dilupakan disini." Kata Mark yang baru saja masuk keruangan itu sambil membawa makanan.

"Dasar.. sini...sini" ucap Anna mengajak Mark bergabung.
Kemudian Mark langsung berlari dan memeluk kedua saudaranya itu . Ia sangat bahagia rasanya bisa memeluk sang kakak kembali. Berkumpul bersama saat mereka masih kanak-kanak.

"Kakak sangat sayang sama kalian berdua.."ucap Anne sambil memeluk kedua adiknya

Bryan yang melihat itu, tersenyum bahagia. Ia senang melihat isteri dan kedua adik iparnya itu kompak seperti itu. Melupakan semua masa lalu.

"Jadi sampai kapan kalian akan berpelukan seperti itu.?"





PELANGI SEHABIS HUJAN (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang