38.

2.6K 161 1
                                    

"Jadi sampai kapan kalian akan berpelukan seperti itu.?"

Tiba-tiba mereka terkejut mendengar suara yang sangat familiar, dan kedengaran kecil

"Ibu". Seru Yonathan tiba-tiba
Sontak mereka semua langsung mengarahkan pandangannya ke arah tempat tidur Ny. Gracia

"Ibu... syukurlah... ibu sudah sadar.." ucap Yonathan langsung memeluk ibunya mendahului kedua saudaranya

Syukurlah, ucap Anna dan Mark bersamaan. Sedangkan Bryan hanya tersenyum tipis

Mark juga langsung memeluk sang ibunda bergantian dengan nathan.

Anna hanya diam di tempatnya, ia sangat ingin memeluk ibunya itu, tapi ia takut. Takut jika ibunya menolaknya lagi.

"Tidakkah kau ingin memeluk ibumu ini Anne?" Tanya Ny. Gracia lemah

"Ibu... hiksss...
Syukurlah ibu sudah sadar.." Anna segera menuju ranjang ibunya dan memeluknya erat, sangat erat.

"Maafkan ibumu ini Anne, maafkan semua kesalahan kami selama ini.. hikss. Tidak seharusnya ibu membiarkanmu pergi dari rumah saat itu.."

"Sudahkah bu, sudah. Aku yang seharusnya minta maaf, sudah mengecewakan ibu sama ayah.. tapi biarlah itu semua berlalu bu, tidak perlu diingat ingat lagi.. kita buka lembaran baru sebagai keluarga yang utuh. Yang penting ibu sehat sekarang." Jawab Anna

"Iya nak.. Bryan, terimakasih sudah membawa putri ibu kesini nak, dan terimakasih sudah menyayanginya dengan tulus selama ini." Ucap Ny. Gracia pada Bryan yang berdiri di dekat mereka.

"It's ok, Ms.Gracia. itu sudah menjadi kewajiban saya." Ucapnya dingin, seperti biasa

Ny. Gracia yang mendengar jawavan Bryan, hanya diam begitu juga Mark dan Yonathan, ya.. mereka mengerti bahwa masih sulit untuk Anne dan Bryan menerima mereka setelah apa yang terjadi.

---------------------------------

Sore ini semua keluarga besar Wijaya sedang menjenguk Ny. Gracia. Setelah ibunya sadar, Mark dan Yonathan menghubungi keluarga yang lainnya dan disinilah mereka saat ini. Sementara Anna dan Bryan, kembali ke rumahnya karena ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan oleh Bryan.

"Mark, paman dengar "dia" datang kemari ya?" Tanya paman Rendra

"Siapa?" Mark sempat bingung. Tapi kemudian ia mengangguk setelah mengerti maksud pamannya

"Untuk apa sih perempuan itu datang lagi kesini. Harusnya dia itu sadar dia tidak  bagian dari keluarga ini lagi. Kenapa sangat susah untuk mengerti.." omel Lise, tante mereka

"Mau apalagi tan, kalau bukan cari mukak. Memang dasar ya muka tembok. Nggak tahu malu. Udah diusir masih saja ngeyel. Gila memang itu anak" tambah Intan

Mark dan Yonathan yang mendengar itu menjadi emosi.

"Sebenarnya, aku bingung sama kalian. Kenapa kalian bisa membenci Kak Anne segitunya. Dia salah apa sama kalian? Pernah dia menyakiti kalian?  Tidak bisakah kalian menerima dia kembali dengan baik? Harusnya kalian sadar, kita semualah yang jahat disini. Hanya karena sebuah foto dan penjelasan dari sebelah pihak kita sampai mengusirnya saat itu. Tanpa tahu dan mau mendengar kebenarannya. Tapi percuma berbicara dengan kalian semua, hati kalian itu lebih keras dari batu." Ucap Mark pada mereka semua

"Hei bocah. Kau belum mengerti apa-apa Mark. Dia itu bermuka dua. Kakakmu itu munafik.. dia itu pelac*r  asal kau tahu." Teriak Intan

"Hahaha... dari dulu kau itu iri dengannya kan? Kau iri dengan semua kelebihan yang dia punya.. makanya kau selalu berusaha mengalahkan kak Anne dan membuat dia dibenci semua orang. Hebat... kau sangat hebat intan. " ucap Yonathan

"Tapi yang harus kalian semua ketahui, dengan atau tanpa kalian semua. Kami bertiga menerima kak Anne kembali, dan kami ingin memperbaiki semuanya." Tutur Mark

"Tidak bisa" seru mereka semua

"Keputusanku final dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun. Kalian tidak bisa memisahkan ibu dari seorang anaknya, dan adik dari kakaknya.  Karena aku tahu, seandainya kakakku tidak datang kemari ibu pasti tidak akan sehat sampai sekarang ini." Ucap Mark dingin

"Itu memang sudah waktunya ibu sadar, bukan karena perempuan itu." Bantah intan

"Sudahlah, kalian tidak akan mengerti  sampai kapanpun. Jika kalian tidak suka, kalian boleh keluar." Ucap Yonathan lagi

Mereka semua pun marah-marah dan tidak terima dengan perkataan Mark dan Yonathan, tapi mereka tidak bisa
berbuat apa-apa dan memilih keluar.

Hari berganti hari, tak terasa sudah hampir dua minggu setelah Ny. Gracia sadar, dan kesehatannya sudah berangsur pulih.  Tiap hari Anna dan Bryan akan selalu datang untuk menemaninya saat Mark dan Yonathan sedang bekerja.  Dan semenjak pertengkaran mereka saat itu, keluarga Wijaya tidak pernah datang lagi ke Rumabmh sakit.

Tidak terasa pula, besok adalah perayaan Reuni angkatan Anna.
"Kak, aku fikir kita nggak usah ikut perayaan itu ya. Aku tidak nyaman berada disana pastinya."

"Sayang, sudah waktunya kamu bangkit dari masa lalu. Kamu harus bisa berdamai dengan masa lalumu. Yakinlah bahwa ini merupakan suatu takdir yang harus kamu lalui. Aku juga yakin kamu sebenarnya pasti rindu dengan teman-temanmu yang lain bukan? Inilah saatnya sayang, gunakan kesempatan yang ada untuk bisa berkumpul dan bertemu dengan mereka."

"Tapi aku nggak bisa berada dekat dengan laki-laki itu kak, sangat susah bagiku untuk memaafkannya... "

"Jangan seperti itu sayang, berusahalah untuk memaafkannya. Aku rasa dia sangat tulus minta maaf padamu " tutur Bryan lagi

"Setelah apa yang dia lakukan, kenapa baru sekarang kak? Kenapa baru sekarang  dia minta maaf? Apa dia lupa bahwa dia menyebabkan seorang anak harus tumbuh tanpa kasih sayang dati ayahnya? Aku tidak sanggup membayangkan bagaimana reaksi Al saat dia tahu bahwa dia adalah ayah kandungnya.."

"Sudah-sudah kamu jangan berfikiran terlalu jauh. Anak kita adalah orang yang bijaksana. Dia pasti bisa memahami ini semua. Yang penting, kita harus selalu ada untuknya."

Bersambung

PELANGI SEHABIS HUJAN (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang