39.

3K 197 23
                                    

Reuni angkatan ke XIII berjalan dengan lancar. Acara selanjutnya adalah kata-kata penyambutan dari berbagai pihak.

"Selamat  pagi semuanya, sungguh pagi    yang luar biasa bukan? Nah, selanjutnya kita akan mendengar  sepata dua kata dari tamu istimewa kita hari ini. Sebenarnya saya sangat kaget beliau bisa hadir di tempat ini, dan supaya nggak bikin penasaran kita sambut Mr. Bryan Brantley, waktu dan tempat kami persilahkan."

"Hah.? Brantley? Bukankah itu pengusaha terkenal itu. Kira-kira dia keluarga siapa ya? Kenapa bisa ikut acara kita hari ini"
Begitulah kira-kira yang didengar oleh  Anna dan Bryan

Bryan dan Anna yang mendengar namanya dipanggil sangat kaget, tapi tanpa menunggu lama, ia segera maju ke panggung dan menggandeng isterinya Anna

"Selamat pagi semua, suatu kehormatan bisa berada di tempat ini saat ini. Perkenalkan, saya Bryan Brantley, suami dari teman kalian Roseanne. Saya pribadi sangat bangga dengan acara yang kalian selenggarakan ini, karena disini membuktikan bahwa rasa persaudaraan kalian itu sangat erat. Saya harap kalian terus mempertahankan sifat seperti ini. Dan semoga semuanya semakin sukses kedepannya. Terimakasih" ucap Bryan yang disambut dengan tepuk tangan meriah
Setelah Anna dan Bryan turun, semua mata mengikuti jejak mereka sampai mereka kembali duduk.

"Wah..wah.. ternyata teman kita yang beruntung disini adalah Roseanne.. dan sekedar info buat teman-teman semua Mr. Bryan ini adalah CEO dari Victory Corp. Seorang pengusaha yang berpengaruh di Eropa dan sudah merambat ke Asia. Selamat ya Anne, punya suami yang luar biasa.. "  ucap  MC menjelaskan

Setelah mendengar hal itu semua orang  terkejut dan kagum, tak terkecuali Vano, ia tidak menyangka bahwa suami Anne adalah sosok yang sangat hebat, memang dia dari awal yakin bahwa Bryan bukan dari kalangan biasa, bisa dilihat dari cara berpakaian, barang barang yang dipakai dan jangan lupakan  Bryan mempunyai wajah tampan dan aura yang  bisa membuat orang disekitarnya bergidik ngeri. disatu sisi, ia bahagia  jika Anne mendapatkan laki-laki yang jauhhh lebih baik dari dirinya, disisi lain juga ia sedih karena sekarang ia benar-benar sadar bahwa kebahagiaan Anne bersumber dari orang lain. Tapi intinya ia bahagia melihat Anne tersenyum tulus seperti tadi.

Acara terus berlanjut hingga malam, acara terakhir adalah sesi foto, lalu ditutup dengan kata penutup dari ketua panitia yang tidak lain adalah Vano.

Acara foto disusun dengan baik oleh panitia sehingga berjalan dengan baik.  Menyenangkan rasanya memang bertemu dengan teman-teman seperjuangan selama 3 tahun, melepas rindu dan bernostalgia mengenang suka duka saat masa sekolah.
    Acara foto bersama dilakukan bergilir perkelas dengan para guru dan staf yang umurnya sudah tidak muda lagi sekarang. Sejenak Anna melupakan semua masalahnya dan bisa tertawa bahagia bersama teman-teman sekelasnya dulu, termasuk Vano   sahabatnya (dulu). Bahkan tadi saat pengambilan foto, Vano tepat berada disampingnya, dan bahkan merangkul  wanita itu saat diminta saling berangkulan oleh sang fotographer. Bryan yang melihat hal itu, hanya tersenyum simpul. Tidak ada  rasa cemburu di hatinya sama sekali karena iya percaya pada isterinya. Justru dirinya berharap Annanya dan Vano bisa saling memaafkan dan melupakan masa lalu. Berbeda halnya dengan Intan yang melihat hal itu, ia mengepalkan tangannya. Sangat ingin rasanya ia menjambak dan mempermalukan adik tirinya itu sekarang juga. Terlebih lagi ia mengetahui bahwa Bryan adalah dari kalangan atas, ia merasa tidak terima bahwa Anna kembali diatasnya. Tapi saat ini ia sadar, dia tidak mungkin bisa menyakiti Anne atau keluarganya karena itu sama saja dia menggali kuburannya sendiri. Kebencian dihatinya kian bertambah setelah melihat  suaminya Vano tertawa lepas kepada perempuan itu..

Acara foto berjalan dengan baik juga. Kini adalah kata penutup dari ketua Panitia yang tidak lain adalah Devano.

"Tentulah kita sudah selayaknya mengucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa sudah memberi kita kesempatan mengikuti acara ini dan acara ini juga bisa berjalan dengan baik. Memang, sangat bahagia rasanya bisa bertemu kembali dengan teman-teman seperjuangan, teman dalam suka dan duka selama tiga tahun, setelah sekian lama tidak bertemu. Banyak hal yang kita lalui bersama, dan tentunya tidak akan pernah bisa untuk dilupakan. Saya pribadi mengucapkan kepada semua pihak yang membantu mensukseskan acara ini. Biarlah kiranya  persaudaraan kita tidak pernah putus sampai kapanpun, bahkan kepada anak cucu kita nantinya. Semoga kita semua senantiasa selalu dalam naunganNya. Terimakasih

Ucap Vano yang disambut tepuk tangan dari semua orang dan tak lama sebuah slide yang menunjukkan sebuah video berisi foto-foto masa SMA  angkatan mereka  diputar. Semua mata tertuju pada video itu dan banyak orang yang menangis melihatnya. Menangis karena terharu  mengingat semua kejadian dan cerita dibalik Foto foto itu. Mereka tentunya sangat rindu kembali ke masa-masa itu. Sampai video yang berdurasi 15 menit itu hampir berakhir ditutup dengan 2 foto di slide teakhir yang berisi foto Anne dan Vano saat awal masuk SMA dengan pakaian MOSnya, di foto itu terlihat Anna yang cemberut sementara Vano yang berdiri disampingnya merangkul wanita yang lebih pendek darinya itu sambil tersenyum lebar. Anna yang melihat itu seketika terbayang saat foto itu diambil.
       Saat itu adalah hari pertama MOS di SMA 3 , salah satu sekolah favorit di kotanya saat itu. Hari pertama pelaksanaan MOS itu, Anne dan Vano terpaksa harus menjalani hukuman dari senior karena mereka terlambat ke sekolah. Dan hal menyebabkan itu, tidak lain adalah karena Vano yang sangat susah dibangunkan oleh Anne. Anne sudah berangkat pagi dari rumahnya diberi amanat oleh imelda (ibu Vano) untuk membangunkan Vano ke sekolah karena mereka sedang berada di luar kota. Akibatnya mereka berdua telat dan dihukum jalan jongkok, sehingga sepanjang hari Anne cemberut terhadap Vano, bahkan saat foto itu diambil oleh salah seorang seniornya untuk dokumentasi.

Foto kedua adalah foto saat acara perpisahan sekolah. Dalam foto itu terlihat Anne dan Vano saling berpelukan sambil tersenyum ke arah kamera, akan tetapi masih jelas jejak air mata di wajah mereka masing-masing. Melihat foto itu, ingatan Anna kembali ke masa lalu. Saat itu tepat pada acara perpisahan kelas duabelas.  Anna saat itu terus menangis karena sedih harus berpisah dengan teman-temannya, terlebih lagi sahabat sekaligus orang yang dia cintai Devano.   Foto itu diambil sesaat setelah Vano menyanyikan lagi perpisahan, dan begitu Vano turun, Anne langsung memeluknya erat sambil terisak, dan berakhir dengan Vano yang membujuk  Anne dan menyatakan mereka akan tetap kuliah di Universitas yang sama.
 
       Melihat foto itu, Anne kemudian menangis lagi.


Gimana???
Lanjut nggak nih.??
Maaf  ya.. lama.. soalnya ini lagi  masa-masa pendaftaran utbk.. 

PELANGI SEHABIS HUJAN (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang