10. Rasa Ini Berlebihan.

3K 165 0
                                    

Harus seberapa banyak kertas yang ku habuskan hanya untuk menceritakan semua rasa ku padamu..

-Asela Natasya Adijaya





MALAM minggu ini, Asela hanya diam didalam kamarnya ditemani oleh Keyla yang sedang belajar untuk olimpiade seni lukis di meja belajar Asela.

Hari jum'at siang kemarin setelah sampai dirumah Asela, Gaska tidak langsung pulang melainkan memilih untuk mampir terlebih dahulu untuk menemani Asela yang sendirian dirumahnya.

Gaska tidak ingin masuk ke dalam, pria itu hanya duduk dikursi yang ada diteras depan rumah Asela. Sampai orang tua Asela pulang barulah Gaska pamit untuk pergi dari sana.

"Kak, yang kemaren itu siapa? pacarnya kak Sela ya?" tanya Keyla penasaran dengan orang yang kemarin dilihatnya bersama Asela.

"Bukan kok, cuma temen." jawab Asela apa adanya, mengambil selimut dan menutupi tubuhnya hingga sebatas dada. Hari ini cukup dingin.

Gadis berusia 13 tahun itu menatap sang kakak dengan tatapan curiga, "Masa? mana cuma temen tapi sampai ditungguin begitu."

Mendengar Keyla berucap seperti itu membuat Asela terdiam sejenak. Kenapa pikiran adiknya sudah seperti ini? aaah pasti karena sering nonton sinetron sama Mama.

"Key, kamu jangan nonton sinetron lagi Key. Kan gini jadinya." ucap Asela memperingati adik kecilnya itu.

"Apa hubungannya kak? Sinetron nya bagus kok."

"Huh, terserah kamu deh Key." ucap Asela malas.

"Kak Sel." panggil Keyla lagi.

Asela menoleh, "Apa?" tanyanya.

"Abang yang kemaren ganteng." ujar Keyla berhasil membuat Asela memutar bola matanya malas.

Baru berumur 13 tahun tapi sudah tau yang mana yang ganteng dan yang tidak, mungkin jika mereka seumuran akan ada perang dunia karen tipikal cowok yang sama.

"Awas ya kalo kamu suka."

"Kenapa? Key suka abangnya ganteng."

"Ish pokoknya gak boleh." kesal Asela karena Keyla selalu membantah apa yang dikatakan olehnya.

"Kenapa?" tanya Keyla lagi.

"Ya kakak udah suka duluan." ungkap Asela akhirnya membuat Keyla bersorak mengatakan kata 'cie'

Asela beranjak dari kasur ke meja belajarnya mengambil ponsel yang tergeletak begitu saja lalu kembali lagi ke atas kasur.

Menekan beberapa tombol diponsel hingga kode pengaman didalam ponsel tersebut pun terbuka menampilkan beberapa notif chat yang baru saja masuk beberapa menit lalu.

Asela mengeryit heran, melihat ada nomor tak dikenal terdapat disalah notif chat tersebut. Tidak biasanya ada pesan dengan nomor tak dikenal, karena Asela sendiri paling tidak suka membagi nomornya untuk orang-orang yang tidak penting. Kecuali dari operator tidak jelas yang suka membual dan mengirim chat tiba-tiba, dan entah darimana nomor Asela mereka dapatkan.

From : 08xx xxxx xxxx : Hai kak Asela, aku Akbar save nomor aku yah.

"Akbar? dapet nomor gua darimana dah?" tanya Asela pada dirinya sendiri. Tak ingin ambil pusing, Asela segera menyimpan nomor Akbar didalam kontaknya. Karena kali ini nomor yang baru saja masuk tersebut dianggapnya sebagai nomor penting.

GASKA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang