17. Jangan Jauh-Jauh.

2.7K 133 4
                                    

Jika waktu bisa ku putar dan jarak bisa ku lipat..
Kurasa rindu ini tak akan terasa berat .

-Gaska Gerald Agara

Happy reading..

PAGI ini Asela berjalan dikoridor sekolah dengan semangatnya, bersenandung kecil menyanyikan lagi HiVi- Bahagia.

Apakah Asela sangat bahagia?

Bukan kah hari ini ia harus menjauhi Gaska dan selalu membuatnya tidak bersemangat?

Memang benar Asela harus melakukan hal itu hari ini,bahkan mungkin besok, lusa, atau bahkan sebulan ke depan. Tergantung kapan waktu yang tepat untuk mengakhiri semua drama yang pelik ini.

Tapi Asela juga tidak mau terlihat menderita dengan apa yang telah menjadi keputusannya saat ini.

Asela berpikir bahwa ia harus tetap bersikap seperti biasa saja, seperti tidak terjadi apapun dan berusaha seperti tidak ada yang hilang dari dirinya. Padahal hati nya merasa kesepian setiap waktu jika tak ada Gaska, selalu merasa rindu jika jauh dan selalu merasa sakit saat Gaska sedang bercanda dengan Gadis lain.

Saat melewati kelas Gaska ternyata Gaska sudah ada di dalam kelas dan disamping Gaska, ada Luna yang tampak sangat senang bersenda gurau dengan Gaska.

Asela sebenarnya sakit, melihat cinta pertamanya sedang dekat dengan gadis lain. Tapi disisi lain hal ini juga bisa membuat Asela sada akan perasaan nya pada Gaska dan mengetahui perasaan Gaska terhadapnya.

Tak ingin ambil pusing, Asela langsung melanjutkan jalan menuju kelas dengan masih setia memasang ekspresi ceria setiap harinya.

"Woi!" teriak seseorang saat Asela tak sengaja menabrak bahu orang itu.

Asela yang juga merasakan sakit di bahunya kini menatap pria itu dengan tajam. "Apa?! wai woi wai woi... gue juga sakit kali." ucap Asela memegang bahunya yang sakit.

"Lo tuh ya, udah salah gak mau minta maaf lagi." ucap Rangga menatap sinis pada Asela.

Rangga lah orang yang Asela tabrak barusan, pangeran keren SMA Permata itu tampaknya dalam suasana hati yang buruk.

"Ck, ngapain ngeliatin gue kayak gitu? ntar naksir lagi." sambar Asela tak terima dengan tatapan sinis yang Rangga berikan pada nya.

"Pe? De!" ucap Rangga dengan nada yang menjengkelkan, membuat Asela ingin sekali mencakar wahjah tampannya itu.

"Untung ganteng, sumpah ya nih orang pengen gua garukin tuh muka."

"Suka-suka gue dong! kok sewot?" ujar Asela dengan kesal nya.

"Serah lo, awas gue mau lewat." ucap Rangga mengibaskan tangan nya agar Asela sedikit menjauh dari nya.

Asela yang keras kepala itu hanya diam di tempat, "Dih, lewat-lewat aja kali jalan masih gede." ucap Asela.

Rangga yang tak ingin berdebat lagi, kini melangkah pergi dengan menyenggol sedikit bahu Asela. Membuat Asela berdecak kesal sekali lagi.

DGaska yang akan ketoilet kini mengurungkan niat nya setelah melihat Asela bercekcok dengan Rangga, setelah Rangga pergi Gaska pun hanya bisa menatap kepergian Asela setelah itu.

Tanpa berniat menyapa, Gaska masuk kembali kedalam kelas. Entahlah, sepi rasanya jika tidak mendengar sapaan hangat dari Asela seperti biasanya. Sepi rasanya jika tidak berdebat dengan Asela hanya karena hal sepele.

Dan rindu kini Gaska rasakan ketika tidak melihat paras cantik itu tersipu dengan rona merah diwajahnya seperti biasa.

"Gaska temenin ke perpus yuk, ambilin buku bahasa." ucap Luna pada Gaska.

Yah semenjak ada kabar bahwa Gaska tidak dekat lagi dengan Asela, Luna dengan cepat berusaha merebut hati Gaska.

Siapa yang tak ingin dekat dengan most wanted nomor 1 disekolah? Luna rasa hanya orang bodoh saja yang tidak ingin. Apa lagi seperti Asela yang jelas-jelas sudah dekat, tapi tiba-tiba menjauhi Gaska begitu saja tanpa alasan yang jelas. Sangat bodoh pikir Luna.

Gaska yang tidak enak menolak ajakan Luna, akhirnya ia ikut saja dengan apa yang Luna katakan.

"Gaska kok dari tadi diem?" tanya Luna ketika mereka sudah sampai didepan ruang perpustakaan.

"Gak-papa." jawab Gaska singkat.

"Gaska gak mau temenin Luna ya? kalo Gaska gak mau Luna bisa sendiri kok." ucap Luna dengan nada cemberutnya membuat Gaska menggelengkan kepalanya pelan.

"Mau kok,ayo ambil buku nya nanti keburu masuk." ucap Gaska mengalihkan topik pembicaraan, tapi tetap saja terdengar manis oleh Luna.

"Iya ayo."

Sesampainya dirak buku bahasa yang dicari Luna, ternyata disana ada Asela dan Desla yang juga sedang mencari buku yang sama. Jangan lupakan bahwa Luna juga anak kelas XI Mipa 2, sama seperti Asela dan Desla.

"Hey...nyari buku bahasa juga?" tanya Gaska pada Asela yang sedang sibuk memilah buku di rak bagian tengah.

"Hm." jawab Asela dengan deheman nya saja membuat Gaska berdecak kesal.

"Des temen lu kenapa dah? kesambet apaan sih sampe segitu nya?" tanya Gaska kini menoleh pada Desla yang juga sedang sibuk memilah buku.

"Mana gue tau, lo tanya aja sendiri. Bisa ngomong kan?" tanya Desla ketus.

Gaska yang sudah hafal dengan sikap Desla yang sangat jutek itu kini berdecak kesal untuk kedua kali nya.

"Gaska, Luna udah pinjem bukunya nih. Anterin ke kelas yuk." ujar Luna setelah ia meminjam buku kepada petugas perpustakaan.

"Luna pergi aja dulu, Gaska lagi ada urusan bentar." ucap Gaska, Luna mengangguk begitu saja lalu keluar dari ruangan tersebut.

"Sel." panggil Gaska pada Asela yang masih terlihat mengabaikkannya.

Desla yang paham akan situasi kini berjalan begitu saja menuju tempat peminjaman buku. Setelah Desla pergi kini tinggalah mereka berdua yang ada ditempat itu, karena disaat pagi hari perpustakaan memang sangat lah sepi.

"Asela." panggil Gaska sekali lagi, tapi hanya dehaman yang di dapatkan nya sebagai sahutan dari Asela.

Gemas dengan Asela yang tidak ingin menoleh kearahnya Gaska langsung menarik tubuh Asela dan langsung mendekap nya dengan erat.

Asela yang sempat terkejut dengan perlakuaan Gaska yang tiba-tiba kini berusaha menetralkan detak jantung nya saat ada dalam pelukan Gaska.

"G-gas-ka l-lo ngapain?" tanya Asela gugup.

"Peluk lo."jawab Gaska sesantai mungkin, padahal ia juga sedang bersusah payah mengontrol detak jantung nya yang mulai tidak teratur.

"Ke-napa peluk-peluk?" tanya Asela lagi, masih setia dalam dekapan Gaska karena Gaska yang memang tidak memberikan jarak antara mereka.

Gaska yang dapat melihat rona merah diwajah Asela kini tersenyum dan mengusap rambut Asela lembut seraya berkata,  "Gue kangen sama lo Sel, jangan jauh-jauh lagi. Gue gak kuat."









Huuaaa
Lama-lama gua yang kaga kuat nulisnya..
Gaska ih main peluk-peluk aja...
Kan gue nya gak rela !!!

Yudah serah sih_-

Jangan lupa VOTE ya !!!

GASKA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang