24. List Sore Hari 2

2.3K 104 1
                                    

Memahami matematika itu gak sesulit memahami cewek saat dia bilang gapapa atau terserah!

-Gaska Gerald Agara



SETELAH membuka jaketnya Rangga langsung berlari ke tengah lapangan ,disana anak-anak basket sudah berbaris rapi dengan seorang pria yang jadi komando mereka sebelum Rangga datang.

Kemudian orang itu ikut masuk kedalam barisan. Dan Rangga kini mengambil alih barisan itu.

"Selamat sore semuanya." sapa Rangga santai, tapi tetap menampakkan ketegasan di intonasi nya saat berbicara.

"Sore kak.." balas mereka.

"Gue baru aja dapat kabar kalo kalian ribut lagi sama anak basket tetangga, siapa yang mulai?" tanya Rangga.

Dari ucapan Rangga tersebut dapat Asela simpulkan bahwa perubahan sikap Rangga padanya adalah karena masalah anak basket dan bukan karena dirinya, membuat Asela bisa bernapas lega.

Tapi satu hal yang Asela kagumi dari Rangga adalah ketegasan yang dibawa santai tersebut membuat Rangga terlihat keren. Memang benar apa kata teman-temanya kalau Rangga itu memang cowok keren.

"Gila aja pelatihnya ngomong pake lo-gue gitu." batin Asela.

"Siapa yang mulai?!" tanya Rangga sekali lagi.

"Mereka yang mulai duluan Kak." ucap seorang pria yang berada dibarisan paling depan.

"Mereka yang mulai, kenapa kalian kepancing?"

"Sebelumnya ini udah pernah terjadi dan gue juga udah pernah bilang, kalo mereka ngajak ribut diemin aja. Gak usah diladenin." ucap Rangga membuat anggota ekskul basket menciut tak berani menatap.

"Tapi kita gak terima dong digituin mulu." sahut seseorang dari dalam barisan tersebut.

"Apa nya yang gak terima? lo dikatain jelek? emang beneran jelek sampai lo gak terima dikatain? enggak kan?!" tanya Rangga sakastik membuat orang itu menunduk tak menjawab.

"Sekarang,gue tegasin sekali lagi..kalo kalian mau ribut jangan bawa nama basket dan jangan rusak nama baik sekolah !"

"Kalian baru kelas sepuluh aja belagunya minta ampun apalagi kalo udah jadi senior ?!" sekali lagi Rangga dengan sikap tegas dan suara lantang tersebut membuat mereka semua menciut.

"Walau kita gak salah sekalipun, gapapa diemin aja. Gak perlu pake berantem dan buat nama sekolah jadi jelek, kita bisa balas waktu perlombaan resmi. Kita pasti menang kalo emang kerja sama kita bagus. Kalian ngerti?"

"Ngerti Kak!" kompak mereka.

Rangga mengangguk kemudian memanggil seseorang yang sebelumnya menjadi komando tersebut.

"Jeka, hari ini bebasin aja dulu. Minggu depan kita latihan." ucapnya sedangkan yang diperintah hanya mengangguk setuju.

Rangga kemudian berlari lagi menghampiri Asela yang masih duduk dikursi panjang dipinggir lapangan dan langsung duduk disebelahnya.

"Lo haus gak?" tanya Rangga pada Asela, kali ini dengan intonasi yang jauh berbeda dari sebelumnya.

"Nggak." ucap Asela menggeleng cepat.

"Lo tuh gak haus apa? ngomong ngegas banget gitu?" tanya Asela menyindir sikap Rangga beberapa menit yang lalu.

"Hehe sorry, lo kaget ya?"

GASKA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang