50. Aniversary [END]

3K 104 0
                                    

Tak ada lagi kata yang ingin ku ucapkan saat kamu melarang ku untuk mengatakan kata maaf dan terimakasih

Gaska Gerald Agara

Tiga belas Januari,tepat hari ini,hari jadian Gaska dan Asela. Tak terasa,sudah setahun hubungan mereka berlangsung dengan berbagai suasana yang menarik.

Namun,yang namanya hubungan pasti ada saatnya rasa bosan itu datang,dan beruntungnya mereka bisa melewati hal tersebut selama setahun ini.

Sebenarnya,Asela dan Gaska tidak ingin mengistimewakan hari jadi mereka yang kesatu tahun ini.

Tapi karena dorongan teman-teman dan sahabat tersayang,akhirnya Gaska dan Asela memutuskan untuk merayakannya dengan pesta kecil ditaman belakang rumah Gaska.

Tidak ramai,hanya Gaska,Asela,Arnan dan Kenan  yang ikut bergabung merayakan.

Minggu sore,Gaska terlebih dahulu mengajak Asela pergi ketaman hanya sekedar jalan-jalan saja.

Namun,ekspetasi Asela sangat jauh berbeda dengan kenyataannya.

Taman yang dimaksud Gaska kini terlihat sangat cantik,banyak balon-balon berwarna pink dan putih disana,juga sebuket bunga besar berwarna senada terletak diatas meja dengan cake berbentuk bunga mawar warna biru disana.

Dibelakang meja tersebut seperti ada kaca yang hiasi dengan balon serupa serta balon berbentuk huruf yang bertuliskan 'HAPPY ANIVERSARY'

Lebay memang,tapi bagi Gaska apa pun akan dilakukan hanya untuk melihat orang tersayang dapat merasa bahagia disaat seperti ini.

"Gaska.." lirih Asela,kagum dengan apa yang dilihatnya saat ini.

"Happy aniversary sayang." ucap Gaska pada Asela dengan boneka besar berbentuk kelinci ditangannya.

"For you too,Gaska."

Senyum sumringah Asela semakin melebar saat menerima boneka besar tersebut.

"Gaska,boneka nya lucu banget." ujar Asela,saat Gaska membawanya duduk ditempat tersebut.

"Kamu suka kelinci kan ?" tanya Gaska sedikit meragu,karena Asela memang tidak pernah mengungkapkan secara langsung apa yang ia suka,gadis ini terlalu unik bagi Gaska.

"Iya,kok tau ?"

"Tau dong,aku kan sering merhatiin kamu."

Baiklah,efek blushing dipipi Asela mulai menjalar diwajah. Seakan-akan ingin berkerja sama dengan Gaska untuk membuat Asela kembali merona.

"Oh ya ? emang gimana ?" tanya Asela lagi,

Gaska tersenyum,menconongkan sedikit tubuhnya lalu mendekatkan wajahnya sendiri kewajah Asela,"Kayak gini." ucapnya saat jarak diantara mereka hanya tersisa 3 cm saja.

"Gaska yang serius." kata Asela dalam jarak yang masih sama tersebut.

"Aku serius Asela." ujar Gaska membuat Asela semakin menahan napasnya,karena Gaska semakin mendekatkan wajah mereka.

Hingga hidung mereka bertemu dan mata Asela terkatup,dengan jahilnya Gaska mengecup pelan bibir Asela.

Setelah itu menjauhkan wajahnya sendiri dari sana,tak sabar untuk melihat reaksi Asela.

Asela kontan melotot setelah mendapatkan perlakukan seperti itu,"Gaska !!" serunya.

"Iya ?" tanya Gaska santai,semakin membuat Asela berdecak kesal.

"Ck,tau ah."

Wajah cemberut Asela terpatri begitu jelasnya,membuat Gaska tak kuasa menahan tawa. Diangakatnya tangan kanan dan diusapnya kepala Asela dengan lembut.

GASKA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang