Akan tetap ku pertahankan hubungan yang telah dirancang dengan begitu indahnya.
Asela Natasya Adijaya
Sehari penuh telah berlalu dengan kebosanan yang melanda Gaska,sudah beratus kali ia mencoba menghubungi Asela.
Tapi ponsel cewek itu selalu tidak aktif,dan sudah beratus kali pula pesan yang Gaska kirim tidak dibals oleh Asela. Kemungkinan terbesar dibenak Gaska,hanya mengarah pada Asela yang memblokir nomornya.
Tak menyerah,Gaska juga telah mengirimkan DM ke akun instagram cewek itu,tapi hasilnya tetap saja sama. Tidak ada satu balasan pun yang diterimanya dari akun cewek itu.
Gaska juga mencoba menyuruh Kenan dan Arnan untuk datang keruamh Asela,barang kali gadis itu mau membukakan pintu jika bukan Gaska yang datang,dan lagi tidak ada sahutan sama sekali dari Asela.
Mecoba bertanya pada teman-teman Asela,tapi Asela tidak punya banyak teman dan Desla pun mengatakan tidak tau.
Hanya Rangga yang tau,tapi cowok itu juga tak mau sama sekali untuk membantunya.
Gaska bahkan datang pagi-pagi sekali kerumah Asela,berharap Asela mau mendengar penjelasnnya secara langsung.
Sudah empat hari berturut-turut Gaska melakukan hal serupa,membawakan bunga dan cokelat untuk Asela. Gaska juga rela menunggu dan berteriak didepan rumah tersebut dari jam setengah tujuh pagi sampai jam 12 siang.
Namun,Asela tak kunjung membukakannya pintu. Seperti Gaska hanya berteriak pada rumah kosong. Tapi Gaska tentu tau bahwa Asela ada didalam,karena buket bunga dan cokelat yang ditinggalkannya selalu hilang ditempat.
Dan hari ini,hari kelima Gaska melakukan hal serupa. Mengetuk pintu dan meneriakan nama Asela dari luar,berharap gadis itu membukakannya pintu.
"Asela ! Buka pintunya !" teriak Gaska seperti beberapa hari sebelumnya.
"Maafin aku dong !"
"Aku kangen sama kamu !"
"Udahan dong,marahnya !"
"Oke,kalo kamu gak mau buka pintunya,gapapa,aku disini bakal teriak-teriak jelasin semuanya !" teriak Gaska lagi,
"Seenggaknya kamu bisa dengar penjelasan aku !" lagi,setidaknya Asela dapat mendengar apa yang ingin dijelaskannya.
"Jadi,malam itu maaf banget aku gak bisa nemenin kamu ketaman. Karena aku harus bicarain hal penting sama Ayah dan Bunda,aku bakal pindah sekolah Sel !"
"Aku bakal ikut Ayah dan Bunda yang pindah kerja ke London ! ya,aku bakal pindah ke London !"
Asela yang mendengarkan itu,tentu saja terkejut bukan main. Disaat masalah belum selesai,haruskah Gaska pergi meninggalkannya ?
"Waktu itu,jam 9 malam,aku mau nyusul kamu dan ajak kamu ketaman,tapi Cintya tiba-tiba datang kerumah aku dan bunda suruh aku sekalian ajakin dia pergi bareng,Sel !"
"Kamu dengerkan ? Bunda yang nyuruh,dan aku gak bisa nolak !"
Ya,Asela tau,Gaska selalu saja menurut dan tidak bisa menolak apa yang diperintahkan orangtua nya.
"Aku udah coba buat hubungin kamu,tapi handphone kamu sama sekali gak aktif dan rumah kamu kosong,gak ada orang !"
"Jadi,aku pikir,aku bakal ketemu kamu ditaman yang kamu bilang,dan ya,kita ketemu."
"Tapi,kamu terlanjur salah paham sama aku."
"Asela ! please buka pintunya !"
"Aku kanget banget sama kamu !" teriak Gaska hampir putus asa,tapi Asela tak kunjung membukakan pintu.
Rindu,tentu saja Asela sangat merindukan Gaska,mungkin melebihi rasa rindu Gaska padanya.
Tapi,ego nya tetap yang paling tinggi. Oh ayolah,kali ini ego itu akhirnya dapat terkalah kan dengan rasa rindu yang memuncak.
Asela dengan segera membuka pintu rumahnya dan berhambur kepelukan Gaska. Yang langsung disambut,senyum sumringah dari cowok itu.
"Aku kangen." ucap Asela.
"Asela,maafin aku." ujar Gaska membalas pelukan Asela.
Sedangkan Asela hanya mengangguk. Masih dalam pelukan hangat Gaska,Asela merendam semua air matanya disana.
Gaska mengurai pelukan mereka dan menatap Asela lekat,"Udah jangan nangis lagi,sekarang kita baikan ?" tanya nya.
"Iya,tapi Gaska jangan pergi." rengek Asela,mengingat Gaska mengatakan bahwa dirinya akan pindah ke London.
Gaska merangkul Asela kedalam rumah dan mendudukannya disofa ruang tamu seperti biasa. Menyandarkan kepala cewek itu dipundaknya senyaman mungkin.
Seraya meletakan buket bunga berwarna putih pink dan cokelat strawberi seperti biasa,diatas meja.
"Aku gak akan pindah,kalo kamu gak ngijinin aku." ujar Gaska membuat Asela mengernyit heran.
"Ijin dari aku ?" tanya Asela bingung.
"Iya,kalo kamu gak bolehin,aku gak akan pergi."
"Tapi,Ayah sama Bunda kamu,gimana ? mereka pasti marah dan nyalahin aku kalo aku ngelarang kamu."
"Gapapa,aku akan bicara lagi sama Ayah dan Bunda soal ini," ucap Gaska menenangakan.
"Aku juga gak bisa seenaknya langsung pindah karena sekarang udah kelas tiga dan aku harus nyerahin jabatan aku sebagai ketua OSIS ke adik kelas nanti." jelas nya lagi.
Asela yang mengerti,langsung mengembangkan senyumnya senang. Setidaknya ia bisa menahan Gaska sampai mereka lulus sekolah.
"Gaska,janji gak pindahkan ?" tanya Asela masih setia dengan peluknnya.
"Iya,aku janji gak bakalan pindah..kan aku juga udah bilang kalo aku udah kelas tiga dan jabatan OSIS aku harus diurus dulu." jelas Gaska.
"Gak mudah buat pindah gitu aja." sambungnya lagi buat Asela tersenyum senang.
"Gaska.." panggil Asela.
"Apa sayang ?"
Sayang ? baiklah,mungkin panggilan itu yang paling dirindukan oleh Asela.
"Aku jadi jelek ya ?" tanya Asela,menegakan tubuhnya dan menatap Gaska lekat.
"Iya,jelek banget." jawab Gaska datar.
"Mata kamu sembab,terus ada lingkaran hitam,kantung mata juga keliatan banget,rambut kamu gak model lagi,kamu juga kurusan." papar Gaska tentang betapa buruk nya penampilan Asela saat ini.
Asela sontak langsung cemberut mendengar kejujuran Gaska,sudah dapat dipastikan bahwa penampilannya sangatlah buruk.
"Tapi,Gaska masih sayang sama aku kan ?" tanya Asela polos,membuat Gaska terkekeh pelan.
Gaksa membawa tubuh gadis itu kembali kepelukannya,"Aku masih sayang banget sama kamu."
Yaelah baikan merekanya.
ayo dong,berantem lagi..
wkwkwkk
jangan lupa vote dan komen

KAMU SEDANG MEMBACA
GASKA ✓
Random‼️‼️‼️‼️‼️ INI MASIH DALAM TAHAP REVISI TANPA UNPUBLISH. JADI MAAF BANGET KALO ALUR AWAL SAMA PERTENGAHAN SAMPAI AKHIR GAK NYAMBUNG GITU. ‼️‼️‼️‼️‼️ Gaska gak pernah ketemu cewek kayak Asela sebelumnya. Cewek pecicilan yang ngejar-ngejar cowok tanpa...