6. Pemenang.

3.1K 139 0
                                        

Terkadang
Kalah itu bukan sesuatu yang buruk, tapi jika kamu merasa buruk maka akan aku katakan
Bahwa kamu sudah menang dihati ku

-Asela Natasya Adijaya

SEKARANG waktu yang ditunggu pun tiba. Pertandingan basket antara kelas XI MIPA melawan XI IPS, lebih tepatnya antara Gaska dan Rangga yang menjadi pemeran utama kali ini.

Kedua kapten tim berjalan menuju tengah lapangan dimana disana sudah ada Kenan yang akan siap untuk melempar bola dan membunyikan peluitnya tanda pertandingan akan dimulai.

"Siap-siap kalah." ucap Rangga santai dengan smrik diwajahnya.

Sedangkan Gaska hanya tersenyum simpul, "Hm, semoga lo menang."

Selanjutnya bunyi peluit dari Kenan terdengar nyaring tanda mulainya pertandingan. Dan seluruh siswa siswi yang menontonpun bersorak heboh seketika,melihat aksi dari kedua tim.

"Huft.." keluh Asela iri pada teman-temannya yang sibuk memberi semangat, meneriaki jagoan mereka masing-masing.

Tapi sedetik kemudian, senyum cerah kembali mengembang di bibirnya. Entahlah, perkataan dari Gaska beberapa saat lalu masih terbayang dibenaknya dan masih berhasil membuat Asela tersenyum tidak jelas.

"Kenapa lo diem? sariawan? apa sakit gigi?" tanya Desla menoleh pada Asela kemudian fokus pada pertandingan lagi, heran tidak mendengar pekikan cempreng dari Asela.

"Gak apa-apa, cuma lagi gak pengen teriak aja." jawab Asela masih dengan seukir senyum di wajahnya.

Desla yang mendengar hal itu sontak menoleh lagi, melihat Asela yang fokus memperhatikan Gaska dengan senyum di wajahnya.

"Lah, kenapa nih anak? kesambet lu?" tanya Desla tak habis pikir, gadis bawel ini bisa diam juga ternyata.

Biasanya disaat-saat seperti ini selalu digunakan oleh Asela untuk mencari perhatian dri Gaska. Karena saat-saat seperti ini lah, kesempatan emas itu datang.

"Ck, apaan sih? gue gak apa-apa." ucap Asela mengibas-ngibaskan tangannya. Merasa risih dengan kelakuan Desla.

"Yakin lo gapapa? kok tumben diem."

"Gue gapapa, Des. Mending nonton aja deh lombanya."

"Dih, yaudah."

Kini Desla kembali sibuk memperhatikan pertandingan basket yang semakin panas, melihat Rangga dengan gesit menuju ring lawan dengan bola basket yang ada ditangannya.

Mendrible bola tersebut dan melemparnya kearah ring satu poin berhasil dicetak oleh Rangga,membuat yang lain bersorak heboh. Kini point antara kedua tim bernilai tidak seimbang yaitu 2 : 1 untuk tim Rangga.

Rangga dan teman-temannya pun sibuk bertos ria sebelum memulai strategi kemenangan kembali.

Sedangkan Gaska dan tim hanya mendesah pasrah membiarkan satu poin tercetak begitu saja atas kesalahan teknis mereka tadi.

"Gak apa-apa, kita bisa buat double skors setelah ini." ucap Arnan menepuk pundak Gaska pelan.

Selanjutnya pertandingan terus berjalan diterik panas nya mentari, membuat pertandingan itu kini semakin panas saja.

Kini bola sedang ada di kekuasaan Arnan yang dengan gesit membawa bola tersebut menuju tengah lapangan dan mengopernya kearah Gaska.

Karena Gaska lah salah satu pemain yang bisa diandalkan sebagai penyerang alias pencetak skor.

GASKA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang