34. Pajak Jadian.

2.1K 96 0
                                    

Kuharap saat terbang tinggi,tak ada gravitasi yang mampu untuk menarikku hingga jatuh lagi.

Asela Natasya Adijaya

Bel istirahat telah berbunyi sejak 5 menit yang lalu,tapi Asela belum juga berniat beranjak dari duduknya sedangkan teman-temanya masih setia dengan segala bujuk rayu mereka agar Asela segera membawa mereka ke kanti.

Tiba-tiba Gaska datang membuat mereka yang ada disana bersorak gembira.

"Kenapa ?" tanya Gaska bingung.

"PJ kan Ka ? yoi dong ! satu kelas udah siap nih." ucap Desla membuat Gaska terbelalak kaget.

Gaska menoleh kan padangannya pada Asela yang hanya menggelengkan kepalanya lemah sambil memasang wajah cemberutnya.

Gaska berjalan menghapiri Asela dan need tepat didepan meja Asela. Melipat kedua tangannya didepan dada dan memasang ekspresi datar.

"Kenapa gitu banget mukanya ?" tanya Gaska datar, membuat yang lain juga ikut terdiam.

"Ga--gapapa k-kok." jawab Asela gugup saat melihat ekspresi yang mungkin tidak pernah Gaska tunjukan.

"Lo tau gak kalo gue lagi marah sama lo ?" tanya Gaska masih dengan nada suara datar nya,Gaska terlihat seperti cowok dingin sekarang.

"I--iya ta-tau." jawab Asela semakin gugup.

"Lo tau salah lo apa ?" tanya Gaska dan Asela haya menggeleng tidak tau.

Gaska menurunkan tangannya dari atas dada turun ke pinggang,lalu berdecak sebal.

"Lo salah karena lo semakin keliatan imut dengan muka lo yang kayak gitu,bikin gue gemes tau !" ucap Gaska seketika membuat pipi Asela terasa panas,yang pasti sudah merah merona.

"Ciiee !"

"Ekhem ekhem."

"Uhuk uhuk uhuk."

Suara-suara seperti kata 'cie',dehaman keras serta batuk yang dibuat-buat langsung mewarnai seisi kelas yang sempat hening tersebut.

Gaska tersenyum,"Lo semua duluan aja,bilang kalo gue yang bayarin." ujar Gaska dan mereka semua langsung bersorak ria dan segera menuju kantin.

Asela mendongak melihat Gaska yang bergerak duduk disebelahnya. Tangan Gaska meraih tangan Asela,menggenggam nya begitu erat. Entah kenapa hal itu sekarang memjadi yang terfavorit bagi Gaska.

"Gaska beneran yang bayarin ?" tanya Asela menatap manik mata Gaska.

"Iya,emang mau lo yang bayarin ?" tanya Gaska kemudian membuat Asela menggeleng cepat.

Gaska menyenderkan kepalanya dipundak Asela,sedikit bergeser-geser mencari posisi nyaman. Lalu ia meraih tangan kanan Asela dan menaruhnya diatas kepalanya sendiri.

Asela tersenyum mengerti dengan Apa yang dimaksudkan oleh Gaska, seseorang ingin dielus rambutnya.

"Abis rapat OSIS hm ?" tanya Asela seraya mengusap rambut Gaska.

"Iya,capek,kamu sih gak bawain susu coklat buat aku."

Oke,sifat manja Gaska sedang bertamu saat ini. Gaska yang biasanya menggunakan panggilan lo-gue sekarang berubah menjadi aku-kamu dengan manisnya.

"Iya maaf,aku lupa."

"Gue gak mau terima maaf."

"Terus mau terima apa ?"

"Ikut gue."

Tanpa basa basi Gaska langsung menarik lengan Asela,membawanya pergi menuju kantin.

Suasana kantin sangat ramai hari ini,bukan tanpa alasan. Kantin sangat ramai kali ini adalah karena Arnan dan Kenan yang mengumumkan bahwa Gaska dan Asela akan mengadakan 'pajak jadian'.

"Rame banget." ujar Asela menatap Gaska penuh arti.

"Emang kamu bawa uang banyak ?" tanya Asela lagi.

Gaska tersenyum,"Santai aja." jawabnya.

"WOW GAES,COUPLE GOALS KITA SUDAH DATANG !" teriak Kenan membuat suasana kantin yang tadi riuh menjadi diam seketika.

Gaska dan Asela kini menjadi pusat perhatian mulai salah tingkah sendiri membuat sorak sorai godaan terlempar pada mereka berdua.

"Aduh-aduh yang baru jadian sok malu-malu gitu."

"Hahah pake blushing lagi."

"Pipinya merah tuh."

"Ciye Gaska gak jomblo lagi."

"Fix ASKA shipper gue !"

"Makasih loh PJ nya."

Kira-kira kata-kata seperti itulah yang terdengar empuk ditelinga mereka,tapi tentu saja tak lepas dari kalimat menusuk yang dapat dijangkau oleh pendengaran.

Semua kalimat menusuk tersebut,mereka anggap angin lalu tanpa berniat menoleh bahkan melirik sedikitpun.

"Lo mau makan apa ?" tanya Gaska pada Asela yang sudah duduk dibangku paling depan dekat pintu masuk kantin.

"Cie eleh,pake aku-kamu dong ngomongnya." ucap Kenan.

"Hooh,kan udah resmi jadian." lanjut Arnan menimpali.

Gaska hanya berdecak menanggapi ucapan kedua sahabatnya itu dan mengalihkan pandangannya pada Asela lagi.

"Hm,aku mau es krim strawberi aja." jawab Asela membuat Gaska mengernyit.

"Es krim doang ?" tanya Gaska dan Asela hanya mengangguk membenarkan.

"Makan dong,ntar sakit loh." ujar Gaska perhatian.

"Nggak laper,aku mau es krim aja." balas Asela yakin.

"Oke." ujar Gaska akhirnya,lalu pergi untuk memesan es krim dan makanannya kemudian kembali lagi dengan pesanan tersebut.

"Nih es krimnya,rasa strauberi ditambah susu coklat dan roll wafer." ucap Gaska memberikan semangkuk es krim milik Asela.

"Wah,makasih."

Asela langsung melahap ea krim strawberinya tersebut tanpa memikirkan tatapan heran dari Gaska.

Sesuka itukah Asela pada es krim strawberi ?

Asela mendongak menatap Gasla yang juga sedang menatapnya,"Gaska mau ?" tanya Asela menawarkan.

Gaska mengangguk,"Mau."

"Oh kalo gitu pesan lagi aja,kan Gaska banyak duit." ujar Asela membuat Gaska berdecak kesal.

Gaska menyuap nasi goreng miliknya lalu mendongak lagi,"Kalo disuruh pilih antara gue atau es krim strawberi,lo pilih yang mana ?" tanya nya membuat Asela berpikir sejenak.

"Pilih Gaska lah." jawab Asela membuat Gaska tersenyum senang.

"Alasannya ?" tanya Gaska lagi.

Asela tersenyum,"Karena kalo aku pilih Gaska,kan Gaska bisa kasih aku es krim,tapi kalo aku pilih es krim,es krimnya gak bisa kasih aku Gaska." jawabnya membuat Gaska terkekeh pelan.

Gadis ini semakin menyenangkan setiap harinya.




Vote dan komen ya !!!

GASKA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang