Mencoba untuk menjelaskan sebuah kesalah pahaman,entah kenapa lebih sulit dari pada yang dibayangkan.
Gaska Gerald Agara
Tanpa banyak kata Asela langsung berlari meninggalkan tempat tersebut menuju parkiran dimana mobil Rangga berada tanpa menghiraukan teriakan Gaska yang memanggil namanya.
"Asela !" teriak Gaska,tanpa berpikir orang-orang akan memperhatikannya.
Rangga yang emosi langsung melayangkan pukulannya saat Gaska mendekat,membuat cowok itu meringis saat melihat darah segar diri sudut bibir nya yang sedikit sobek.
"Brengsek lo ya !" seru Rangga,saat pukulan kedua melayang sekali lagi.
"Lo salah paham Ga." bela Gaska tanpa ingin membalas pukulan yang diberikan oleh Rangga padanya.
"Apa nya yang salah paham,lo bilang sama Asela kalau lo ada urusan penting sama ortu lo,dan sekarang apa ?!" tanya Rangga kesal,sangat kesal lebih tepatnya.
"Urusan penting lo,sama mantan lo itu,hah ?!" lanjut Rangga sarkas.
Apa lagi saat melihat,air mata Asela yang tak kunjung berhenti untuk menangis. Apa ini ? Rangga bahkan rela melepaskan Asela hanya untuk Gaska karena Asela sudah sangat jelas jatuh cinta pada temannya itu.
Tapi apa ? penghianatan sebagai balasan ?
"Nggak,lo salah paham,Ga ! gue bisa jelasin semuanya." ucap Gaska mati-matian menahan memar diwajahnya.
"Biarin gue ketemu Asela." lanjut Gaska berusaha berjalan menghampiri mobil Rangga.
Rangga berdecih,"Mati aja mendingan." ujarnya lalu masuk kedalam mobil dan segera melesat dari sana.
Rangga sangat bingung harus berbuat apa dan bagaimana saat melihat Asela hanya diam dengan air mata yang terus mengalir,tanpa suara dan tanpa tubuh yang bergetar seperti tadi.
"Sel,udah dong nangis nya." ujar Rangga berusaha menenangkan.
Asela menyeka air matanya cepat kemudian menoleh,"Iya,gue juga gak mau nangis,tapi air matanya keluar terus." jawab Asela membuat Rangga tersenyum kecil.
Semua orang yang dekat dengan Asela pasti sudah sangat tau,bahwa gadis ini tidak lah cengeng. Menangis,hanya saat ia merasa sangat tersakiti saja.
Membuat Rangga sadar,saat ini Asela memang sedang terluka hanya karena seorang Gaska.
"Rumah lo gak ada orang kan ?" tanya Rangga lagi dan Asela hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Nginep dirumah gue aja gimana ? ntar tidur sama kak Nita." ajak Rangga pada Asela.
Masih dengan air mata yang mengalir,Asela menatap lurus kedepan. "Nggak usah,gue lagi mau sendirian." jawabnya.
"Beneran,gagapa sendirian dirumah ?"
"Iya,gapapa,makasih Gaga." ucap Asela lalu turun dari mobil Rangga saat mobik tersebut sudah berhenti tepat didepan rumahnya.
Rangga tak dapat menahan karena itu sudah pilihan Asela,setelah memastikan bahwa Asela sudah masuk kedalam rumah,barulah ia pergi dari sana.
Asela sendiri hanya diam,berjalan gontai menuju kamarnya dan merebahkan tubuhnya sendiri diatas kasur.
Tak butuh waktu lama,tangisan Asela mulai pecah sejadi-jadinya. Meluapkan seluruh emosi yang dipendamnya sejak tadi.
Ingin berhenti menangis,tapi air mata sialan itu justru terus mengalir bagai air terjun seakan-akan ingin terus menyesakan hati Asela yang mulai retak.
Hingga waktu sudah menunjukan jam dua lewat,akhirnya Asela tertidur dengan sendirinya. Seluruh tenaganya telah habis hanya untuk tangisan tak berguna.
*****
Ketukan pintu depan rumah Asela sudah terdengar sejak jam enam pagi,dan sekarang sudah lewat tiga puluh menit setelah itu.
Tok tok tok
"Asela !" seru Gaska,tak menyerah mengetuk pintu serta meneriaki nama Asela sejak setengah jam yang lalu.
"Asela,ini Gaska,aku mau jelasin semuanya !"
"Please,buka pintunya dan dengar penjelasan aku !"
"Asela ! aku tau kamu ada didalam,tolong buka pintunya !"
"Asela !"
Semua teriakan-teriakan itu hanya didengar oleh Asela dari belakan pintu rumahnya. Tanpa berniat menyahuti sepatah kata pun.
Beberapa menit kemudian,Asela tak lagi mendengar teriakan-teriakan namanya dari arah luar.
Gaska sudah pergi dari sana,membuat Asela bisa bernapas lega. Hanya bisa berharap,semoga para tetangga tidak terusik dengan hal tersebut.
Setelah Asela selesai mandi,suara ketukan pintu terdengar lagi,tapi kali ini lebih pelan dari sebelumnya.
Segera saja Asela memakai pakaiannya dan segera turun kebawah.
"Sel,ini gue Rangga,bukain pintunya." ujar Rangga dari arah luar.
Tanpa pikir panjang,Asela langsung membukakan pintu rumahnya dan kontan membuat Rangga terkejut setengah mati.
Melihat Asela dengan rambut basah layaknya habis mandi,wajah serta bibir yang pucat serta mata sembab dengan lingkaran hitam seperti panda.
"Sel,lo nangis semalaman ?" tanya Rangga berhasil menebak.
"Hm,sampe jam setengah satu." jawab Asela seadanya.
"Itu berhenti nangis atau udah tidur ?"
"Baru berhenti nangis."
Rangga berdecak sambil menggelengkan kepalanya,"Terus tidurnya jam berapa ?" tanyanya lagi.
"Jam setengah tiga."
"Astaga,Asela,lo bener-bener ya ? terus kenapa HP lo gak aktif ?" tanya Rangga seraya masuk kedalam rumah dan duduk diatas sofa ruang tamu.
"Gak tau,kayaknya hilang ditaman." jawab Asela ikut duduk didepan Rangga.
Ya,Asela baru menyadari bahwa ponselnya hilang saat ia sedang menangis tadi malam. Pantas saja tidak ada yang menghubunginya satu orang pun.
"Jadi,lo gak ada HP dong ?"
"Iya,gak ada."
"Astaghfirullah..kalau lo kenapa-kenapa gimana Sel ? lo sendirian dirumah." omel Rangga tak habis pikir sedangkan Asela hanya diam menunduk.
Karena sakit hati,cewek ini tidak berpikir kedepan,ck.
Rangga mengeluarkan ponselnya,"Lo pake HP gue aja." ujarnya sembari melepaskan SIM Card yang ia pakai,lalu menyerahkan nya pada Asela.
"Terus,Gaga pake HP apa ?"
"Ada,lo pake aja HP gue,SIM duanya belum pernah gue pake sama sekali." ujar Rangga dan hanya dianggukin oleh Asela,
Paling tidak,Asela bisa mengabari orang tuanya tentang keadaannya disini. Yang pastinya,Asela akan mengatakan bahwa ia baik-baik saja.
Rangga berdiri,"Gue pulang dulu ya,lo hati-hati dirumah,kalo mau gue jemput langsung telpon." ujarnya seraya berjalan keluar rumah.
"Iya,Gaga." hanya itu yang dapat diucapkan oleh Asela.
Setelah Rangga pergi dari rumahnya,Asela masuk kembali kedalam rumah.
Tapi,langkahnya terhenti saat melihat sebuket bunga berwarna putih pink dan sebatang coklat strawberi besar,tergeletak begitu saja diatas meja terasnya.
Sudah jelas,jika pemberinya adalah Gaska. Cowok itu datang membawakannya bunga dan cokelat kesukaannya.
Hayoolohhh
Asela nya sakit hati banget tuh..
Vote ya !!

KAMU SEDANG MEMBACA
GASKA ✓
Sonstiges‼️‼️‼️‼️‼️ INI MASIH DALAM TAHAP REVISI TANPA UNPUBLISH. JADI MAAF BANGET KALO ALUR AWAL SAMA PERTENGAHAN SAMPAI AKHIR GAK NYAMBUNG GITU. ‼️‼️‼️‼️‼️ Gaska gak pernah ketemu cewek kayak Asela sebelumnya. Cewek pecicilan yang ngejar-ngejar cowok tanpa...