Ada saatnya aku akan membalas semua perbuatan mu.
Asela Natasya Adijaya
HARI pertama UAS di SMA Permata berjalan lancar sampai bel pulang berbunyi nyaring.
"Sel,lo mau kemana ?" tanya Desla saat melihat Asela melangkah menuju kearah yang berbeda dengannya.
"Ke toilet dulu Des,kebelet pipis nih. Lo duluan aja,tolong bilangin Gaska sekalian yah." ujar Asela kemudian berlari menuju toilet sekolahnya.
Asela sebenarnya adalah tipe cewek yang sangat jarang sekali ke toilet sekolah jikalau saja ia tidak terpaksa.
Bagi Asela,toilet sekolah adalah tempat yang sangat menyeramkan dan harus ia hindari.
Setelah selesai dengan urusannya didalam toilet tersebut Asela segera keluar tapi seorang gadis mencegahnya.
Tidak,bukan hanya seorang melainkan ada tiga orang lagi dibelakang gadis itu. Mereka berempat,dan siapa lagi jika bukan Cintya and the geng.
"Mau apa lo ?" tanya Asela ketus.
Cintya berdecih melihat keberanian Asela kepadanya,baiklah ia akui kalau Asela memang lah gadis yang cukup berani padanya apalagi setelah insoden dimana gadis itu menampar dirinya dikantin waktu itu.
"Tahan dia." titah Cinya pada teman-temannya dan mereka bertiga yang ada dibelakang Cintya langsung mendorong Asela masuk kedalam toilet tersebut dan menahan gadis itu agar tidak lepas dari tangan mereka.
Asela yang sudah dapat membayangkan apa yang terjadi selanjutnya,kontan memberontak ingin lepas dari mereka berempat dan segera pergi dari sana.
"Apa-apaan ? lepasin gue !"
"Cih,lepasin lo bilang ?" Cintya berdecih sekali lagi,berjalan mendekat setelah pintu toilet tersebut tertutup.
"Lo pikir gue buang-buang waktu gue cuma untuk ini dan lepasin lo segampang itu ?" Cintya menunjuk-menunjuk wajah Asela dengan sarkastik.
"Nggak !" lanjutnya.
Asela memberontak sekali lagi tapi tenaga tiga orang yang menjeratnya ini sudah pasti lebih besar.
"Lepasin gue ! dasar cewek jablay ! pengecut ! kalo lo berani lawan gue sendiri gak usah pake keroyokan !" seru Asela kesal kerena lawannya kini hanya berani main keroyokan.
"Alah banyak bacot ! lo-"
Ucapan Cintya langsung dipotong Asela dengan pedasnya membuat cewek itu kesal dan terselut emosi.
"Apa ? soal Gaska ? cih,dasar cewek gak punya malu ! beraninya pengen ngerebut pacar orang !"
Plak
Tamparan keras mendarat dipipi kiri Asela membuat bagian wajah tersebut terasa perih dengan merah lebam.
Asela meringis sakit.
Belum merasa puas,Cintya dengan sadisnya menjambak rambut Asela tanpa ampun membuat Asela lagi-lagi merintih sakit.
"Lo yang ngerebut Gaska dari gue ! kalo lo gak datang kesini,Gaska gak mungkin berpaling dari gue. Lo yang harusnya nyadar kalo lo yang sebenernya gak punya malu !" ujar Cintya emosi masih dengan jambakan rambut kepada Asela.
"Akh..lepasin gue setan !" ucap Asela mati-matian menahan sakit nya sekaligus menahan air mata yang hendak jatuh mengalir dipipi.
Cintya melepaskan jambakannya,kemudian mengambil segayung air dan menyiramkannya begitu saja ke wajah Asela membuat gadis itu mau tak mau menumpahkan air matanya.
Setelah itu,Cintya menendang tulang kering kaki Asela dan berhasil membuat Asela semakin kesakitan dan memderita akibat dinginnya air yang disiramkan kewajahnya itu ditambah lagi rasa sakit yang ada pada kakinya.
"Cabut !" ujar Cintya pada teman-temannya kemudian pergi meninggalkan Asela yang kini meringkuk disudut toilet dan terisak dengan tangis yang kian memilu.
Asela tak perduli lagi dengan rok abu-abunya yang akan kotor karena ia terduduk dilantai. Kerena keadaannya sekarang jauh lebih memperihatinkan dari yang dibayangakan. Dengan rambut acak-acak dan banyak yang rontok,pipi lebam bekas tamparan,wajah serta pakaian dan bagian rambut yang basah kuyub,lalu tulang kering dikakinya yang sangat terasa sakit.
Asela menangis tersedu-sedu dengan pilunya,tak berniat bergerak karena bergerak sedikit saja tulang kakinya akan terasa remuk dan ingin patah.
"Hiks..hiks..Gaska..bantu..hisk..gue.."
Tangisan Asela semakin pecah,saat ia merasakan dingin yang menusuk,mulai menggigil dan merasakan pusing serta denyutan dikepala akibat jambakan tadi.
Hanya bisa berharap Gaska datang dan menolong nya segera mungkin,karena hanya Gaska lah yang dapat diharapkan Asela dalam situasi sulit saat ini.
*****
Sudah lebih dari lima belas menit Gaska menunggu Asela dalam mobilnya bersama Arnan dan Kenan.
Gaska mulai khawatir dengan gadis itu,tapi Gaska selalu tidak mau ambil pusing dan berpikir positif akan Asela yang belum juga kembali.
"Asela kemana sih ? masa ketoilet lama banget." ucap Kenan yang ikut merasa khawatir.
"Samperin yuk Ka," ajak Arnan pada Gaska.
Gaska yang memang merasakan hal yang ganjal dihatinya kini mengangguk setuju dan keluar dari mobil diikuti Arnan dan Kenan.
Dengan langkah cepat Gaska dan dua sahabatnya itu sudah sampai didepan toilet perempuan.
Tetapi pintu tersebut tertutup rapat,menandakan tidak ada lagi orang disana.
"Udah ditutup pintunya,berarti gak ada orang." ucap Kenan karena setahunya pintu toilet akan selalu terbuka jika masih ada orang didalamnya.
"Terus Asela kemana ?" Gaska semakin merasakan khawatirannya menjadi-jadi.
Gaska tak mau membuang banyak waktu,dibukanya saja pintu toilet yang ternyata tidak terkunci itu dan menampakan Asela yang tengah meringkuk dengan tangisan pilunya.
"Asela !" seru ketiga terkejut bukan main.
Melihat Asela dengan rupa yang tidak enak dilihat,seperti yang sudah dijelaskan.
Asela mendongak menatap Gaska dengan mata sembab dan air mata yang tak kunjung berhenti mengalir.
"Gaska.." lirih Asela.
"Sel lo kenapa ? lo diapain ? sama siapa ? kasih tau gue Sel,biar gue kasih pelajaran sama orang itu." ucap Gaska mendekap Asela dalam pelukannya.
Rahang Gaska menegas,marah kepada siapa pun yang telah mengganggu miliknya. Rasa kecewa pun sangat terasa mengalir didalam tubuh,kecewa pada dirinya sendiri karena tak mampu menjaga apa yang menjadi tanggung jawabnya.
Raut khawatir dan panik sangat kentara diwajah Gaska,melihat orang yang disayanginya dalam keadaan terpuruk seperti ini sungguh menyayat hati.
Asela yang beum bisa mereda tangisnya hanya bisa tersedu-sedu dalam pelukan Gaska.
Gaska yang mengerti kini membiarkan Asela menangis sepuasnya sambil mengusap rambut gadis itu lembut. Disaat rasanya Asela sudah sedikit tenang,Gaska mulai mengeluarkan suaranya.
"Asela,apa yang sakit ? lo bisa jalan ?" tanya Gaska dengan suara lembut membuat Asela menggelengkan kepalanya tanda ia tak mampu untuk berdiri.
"Ar,pinjem jaket lo." pinta Gaska pada Arnan yang memang sedang membawa jaket pada saat itu.
Arnan dengan segera memberikannya dan Gaska memakaikan jaket tersebut ubtuk menutupi pakaian Asela yang basah kuyup.
Tanpa pikir panjang Gaska langsung mengangkat Asela,mengendongnya menuju mobil dan segera membawa gadis itu pulang.
Tinggalkan komentar kalian !!

KAMU SEDANG MEMBACA
GASKA ✓
Random‼️‼️‼️‼️‼️ INI MASIH DALAM TAHAP REVISI TANPA UNPUBLISH. JADI MAAF BANGET KALO ALUR AWAL SAMA PERTENGAHAN SAMPAI AKHIR GAK NYAMBUNG GITU. ‼️‼️‼️‼️‼️ Gaska gak pernah ketemu cewek kayak Asela sebelumnya. Cewek pecicilan yang ngejar-ngejar cowok tanpa...