Luka yang ku dapat,sangat tak sebanding dengan derai air matamu yang mengalir.
Gaska Gerald Agara
Sekitar dua minggu telah berlalu,dilewati dengan hari libur yang kadang menyenangkan dan ada kalanya membosankan.
Bagi Asela,tidak banyak yang berubah selama dua minggu. Hanya Gaska yang sedikit lebih manis,Gaska yang suka berdebat dengan nya,dan satu lah yang berbeda Gaska menjadi pemalas.
Gaska bahkan sudah jarang datang kerumah Asela walau hanya berkunjung seperti biasa ataupun bermain dengan Asela.
Karena hal itu pula,malah Asela yang lebih sering datang kerumah cowok ituh,bertujuan hanya untuk bertemu.
Entah mengapa sikap malas Gaska,sedikit membuat Asela kesal. Seperti sekarang,sudah beribu kali ia mengajak Gaska untuk pergi menonton pesta kembang api malam ini.
Ya,malam ini adalah malam pergantian tahun yang dominan orang-orang akan merayakannya dengan pesta kembang api.
"Gaska ! ayo pergi liat kembang api." rengek Asela untuk sekian kalinya saat telepon terhubung dengan Gaska sejak 15 menit yang lalu.
"Mager ah,main kembang api dirumah aja sih."
"Ih,kan aku udah bilang dirumah gak ada orang."
"Yaudah,kamu kerumah aku aja,ada Arnan sama Kenan juga kok."
"Gak mau ! aku mau nya pergi ke taman." rengek Asela sekali lagi.
"Asela." panggil Gaska melembut.
"Apa ?!"
"Malam ini ayah sama bunda aku pulang,dan ada hal penting yang mau aku omongin."
"Kan bisa besok."
"Gak bisa,maaf ya,aku gak bisa nemenin kamu ketaman." balas Gaska seakan ingin mengakhiri sambungan telepon itu segera.
"Oke." balas Asela akhirnya.
Sambungan telepon terputus begitu saja setelah Asela mengucapkan satu kata tanpa basi-basi itu.
Asela mendongak,waktu telah menunjukkan jam 20.30 pada jam kelinci nya.
Sudah jam setengah sembilan,dan artinya Asela masih punya waktu tiga setengah jam lagi untuk tepat waktu saat kembang api diluncurkan.
Sebetas ide bagus tak Asela biarkan begitu saja melintas dibenaknya.
Segera ia menghubungi seseorang dan telepon pun terhubung.
"Gaga..." panggilnya manis membuat orang disebrang sana mendengus sebal.
"Hm,kenapa ?" tanya Rangga langsung.
"Temenin liat kembag api yuk."
"Sekarang ?"
"Iya,sekarang,Gaga jemput Asela ya..udah siap-siap kok,tinggal nunggu Gaga." ucap Asela begitu manisnya berharap Rangga yang menyebalkan itu,mau pergi dengan nya.
"Jijik gue Sel,jangan sok manis gitu bisa ?" kata Rangga sarkas,membuat Asela mendengus kesal.
"Iya-iya..cepatan jemput,5 menit awas gak datang." kata Asela seenaknya,lalu mematikan sambungan telepon itu begitu saja.
*****
20 menit berlalu,kini Asela dan Rangga sudah sampai ditaman yang Asela maksud.
Tempat pesta kembang api dirayakan besar-basaran. Bersyukur karena Rangga mau menjemputnya.
Rumah Asela memang sedang tidak ada orang,karena orang tua dan adiknya sudah berangkat ke Kalimantan beberapa hari yang lalu. Dan Asela memilih untuk tetap tinggal dirumah selam tiga hari kedepan.
Mereka berdua mengambil tempat duduk direrumputan luas yang juga banyak orang yang duduk-duduk santai disana.
Tidak kotor karena rumput taman tersebut memang dibuat untuk pengunjung yang datang,maka dari itu,tidak terlihat sama sekali adanya kursi taman.
"Asela." panggil Rangga pada Asela yang sedang melahap jangung bakar.
Asela menoleh,"Kenapa ?" tanya nya."
"Gaska gak marah,gue jalan sama lo ?" tanya Rangga to the point,sangat tau sekali bahwa Gaska tidak suka jika ada yang dekat-dekat dengan Asela.
"Biarin,udah gue ajak tapi dia gak mau,yaudah bareng lo aja." jelas Asela dan Rangga hanya mengangguk paham.
"Emang kenapa gak mau ?" tanya Rangga lagi.
"Ada urusan sama Ayah,Bunda nya." jawab Asela buat Rangga mengernyit.
"Urusan apaan ? emang gak bisa nanti-nanti ?"
"Gak tau,Ayah sama Bunda nya kan emang jarang pulang,jadi bisa aja penting banget." jelas Asela lagi,dan lagi-lagi Rangga hanya mengangguk menanggapi.
Tak ada lagi yang bersuara diantara mereka,membiarkan keheningan yang menyelimuti. Berkutat dengan pikiran masing-masing hingga suasana hening tersebut,tergantikan dengan deru napas dan suara-suara asing yang terdengar.
"Asela !" seru Rangga tiba-tiba membuat Asela kontan menoleh.
"Kenapa sih ?"
"Itu bukannya Gaska ?" tanya Rangga,menunjuk seseorang yang berjarak beberapa meter saja didepan mereka.
Asela dengan nalarnya langsung mengikuti arah yang ditunjukan oleh Rangga,dan detik kemudian air mata Asela yang tak sempat terbendung langsung jatuh,mengalir dipipi.
Iya,itu Gaska,sedang duduk sambil bermain ponsel ditangannya. Tidak sendiri,ada Cintya disebelah nya. Seseorang yang paling tidak disukai oleh Asela.
Cewek itu merangkul sebelah tangan Gaska,dan lebih parahnya lagi,Gaska hanya diam membiarkan. Tanpa ada protes sedikitpun.
Sempat terlintas dipikiran Asela,saat Cintya membully dirinya,tamparan dan jambakan rambut yang sangat menyakitkan sekaligus menjatuhkan harga diri.
Tatapan benci yang ditunjukan cewek itu kepada Asela secara terang-terangan,nyinyiran dan ocehan-ocehan pedas yang terdengar.
Dan Gaska,tak tau kenapa cowok itu masing sering kali berbaik hati pada mantannya,senyum ramah saat berpapasan,membantu mengerjakan PR,dan saat Asela dibully pun Gaska meminta untuk meringankan hukaman cewek itu.
Tidak disangka,Gaska menghianatinya. Pantas saja,beribukali pun Asela membujuk agar Gaska ikut dengannya,tapi tetap saja cowok itu menolak.
Asela sama sekali tak bersuara,hanya tubuh yang bergetar dan air mata yang terus mengalir.
"Sel..udah,jangan nangis,biar gue yang kasih dia pelajaran." ucap Rangga emosi dengan apa yag dilihatnya sekarang.
Baru saja Rangga berdiri,Asela segera menahannya untuk tidak melakukan hal yag bodoh.
"Ki-kita pulang a-aja.." ujar Asela terbata-bata karena menahan tangisnya sediri.
Beberapa orang disana bahka ikut menoleh,memperhtikan mereka berdua. Dan dengan kebetulan disaat yang sama Gaska juga menoleh hingga tatapan mereka bertemu.
Lari aja yang kenceng,same terbang juga gapapa..
jangan lupa vote dan komen

KAMU SEDANG MEMBACA
GASKA ✓
Random‼️‼️‼️‼️‼️ INI MASIH DALAM TAHAP REVISI TANPA UNPUBLISH. JADI MAAF BANGET KALO ALUR AWAL SAMA PERTENGAHAN SAMPAI AKHIR GAK NYAMBUNG GITU. ‼️‼️‼️‼️‼️ Gaska gak pernah ketemu cewek kayak Asela sebelumnya. Cewek pecicilan yang ngejar-ngejar cowok tanpa...