11. Rindu.

2.8K 152 6
                                        

Jika Rindu Ku Ini Bisa Bicara,,
Mungkin dia sudah kehabisan suara..

-Gaska Gerald Agara



MENTARI pagi bersinar dengan terangnya menerobos masuk kedalam ventilasi kamar Gaska, membuat beberapa cahaya silau yang sedikit mengusik ketengan tidur Gaska.

Seseorang datang menyibakan tirai yang yang menutupi jendela besar disana membuat cahaya matahari dengan leluasa masuk kedalam kamar tersebut.

Bukannya terbangun Gaska malah melarutkan dirinya kedalam balutan selimut tebal hingga seluruh anggota tubuhnya tertutupi dengan sempurna.

Orang yang melihat hal tersebut tersenyum simpul. Beranjak untuk membangunkan Gaska.

"Gaska ayo bangun! udah siang loh!" ucap nya lembut.

Gaska yang sadar ada nya seseorang dengan perlakuan asing dari setiap harinya kini mengerjapkan matanya, mengumpulkan kesadaran dari alam tidur. Hingga detik berikutnya senyuman senang Gaska bertebar dipenjuru ruangan tersebut.

"Bunda?!" Gaska langsung turun dari tempat tidurnya dengan perlahan memeluk sang Bunda tercinta yang sangat dirindukannya itu.

Velita tersenyum senang melihat Gaska yang sangat dirindukannya langsung memeluknya untuk melepas rindu.

"Bunda kapan pulangnya? kok aku gak tau? aku kangen banget tau sama Bunda." ucap Gaska masih dengan memeluk erat sang Bunda.

Velita terkekeh, kelakuan Gaska masih sama saja disetiap melihat orang tuanya baru pulang bekerja. Tak heran Velita pun sadar bahwa apa yang Gaska rasakan juga dirasakan olehnya.

"Tadi subuh, kamu kan tidur. Bunda gak tega bangunin kamu." kata Velita. "Bunda juga kangen banget sama kamu." ucapnya kemudian.

"Ayah gak pulang Bun?" tanya Gaska ingat bahwa Ayahnya tidak ikut membangunkannya dipagi hari seperti kebiasaan mereka jika pulang larut malam bahkan subuh.

Melepaskan pelukannya, menatap Gaska lekat. Putra nya semakin hari semakin tampan dan tumbuh dengan baik. Sesuai dengan yang ia harapkan.

"Ayah kamu ada dibawah, turun yuk sarapan bareng." ucap Velita. Gaska menangguk dan keluar dari kamarnya.

"AYAH!" teriak Gaska berlari memeluk ayah nya bak anak kecil.

Jordan Agara, ayah dari Gaska sekaligus CEO dari Agara Compagni itu membalas pelukaan putranya. Senang sekali melihat putra kesayangannya dapat tumbuh dengan baik.

"Gaska kangen." ucap Gaska setelah melepas pelukannya, menatap sang ayah yang terlihat sedikit menua tapi tetap tidak menghilangkan kewibawaan seorang Jordan Agara.

"Hehe, ayah biasa aja tuh." ucap nya dengan kekehan singkat sampil menepuk pelan kepala Gaska.

"Ayah mah gitu." kata Gaska cemberut membuat Jordan terkekeh lagi.

Anak ini sudah sangat besar, tapi masih saja terlihat manja seperti anak kecil jika bertemu orang tuanya. Entahlah ,Gaska mungkin terlalu excited bertemu dengan orang tuanya.

"Hari ini ada acara?" tanya Jordan, beranjak menuju kulkas untuk mengambil air putih dingin.

"Oh iya, Gaska ada PENSI disekolah Yah, Gaska siap-siap dulu!" ucap Gaska kemudian berlari kearah kamar setelah ingat bahwa dirinya harus datang sedikit awal hari ini.

GASKA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang