43. Di Seberang Jalan Taman

1.5K 317 144
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


 

***Setengah Normal***

Ariel sudah berdandan cantik sejak jam 8 pagi. Giga sudah berjanji akan menjemputnya pukul 9. Festival sendiri dibuka pada jam setengah sembilan, keduanya memutuskan untuk berangkat sedikit lebih siang.

"Ehem!" Giga sok-sok berdeham waktu Ariel membuka pintu rumah. Karena ibunya dan Lita sudah pergi pagi-pagi untuk berbelanja, jadi ia tak menyuruh Giga mampir dulu.

"Kenapa?" Ariel menatap waspada Giga yang terus memandanginya. Hari ini ia mengenakan atasan putih oblong yang cukup menampilkan lengannya. Ada motif huruf-huruf di bagian depan. Sedang celananya skinny jeans berwarna biru pudar, variasi sobek-sobek pada daerah lutut dan paha.

"Bisa pas gitu warna baju kita samaan. Kayak sengaja janjian biar couplean aja," ucap Giga geli. Ia sendiri memang memakai kaos putih bergambar angka, dipadu luaran hem panjang garis-garis yang kancingnya dibiarkan terbuka.

Ariel lalu memandang dirinya sendiri setelah melihat kostum Giga. "Mungkin karena cuacanya cerah, semua orang jadi kepikiran makai warna putih biar suasana makin terang," ucapnya tenang, tak melebih-lebihkan keadaan.

Giga tertawa ringan. "Lo cantik," pujinya tiba-tiba.

Ariel yang telah mendekat untuk membonceng melirik. "Lo biasa aja," sahutnya membuat Giga yang baru memberikan helm mencebik.

"Makasih," cowok itu menggumam sebal. Namun ia sempat melihat Ariel tersenyum kecil sebelum naik memboncengnya. "Lo yakin nggak makai jaket? Di jalan panas, lho," pandangnya melalui spion.

"Gue bawa," balas Ariel sambil membuka risleting tas selempang ukuran tanggung yang tersampir di pundaknya.

"Kalau gitu kenapa nggak dipakai?" heran Giga sambil menoleh.

"Kalau lo nyuruh ya udah, gue pakai," sahut Ariel santai. Segera ia menarik jaket yang dilipat rapi dari tasnya kemudian ia mengenakannya. "Udah," lapornya segera.

Giga yang sejak tadi terus memerhatikan tingkah Ariel tersenyum. "Tumben lo gampang nurut. Jadi makin sayang," ucapnya nyengir.

"Gue juga," balas Ariel tak disangka-sangka, "makin sayang sama diri gue sendiri."

Setengah NormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang