12. Susu Kotak Dan Roti Kemasan

2K 364 91
                                    

Jam istirahat pertama tengah berlangsung. Kantin SMA Harapan ramai seperti biasa. Beruntung Ariel yang baru datang bersama Maya masih sempat mendapat meja. Hampir saja mereka berebut tempat kalau saja Maya tidak berteriak dan Ariel melirik horor pada dua cowok dari kelas IPA.

"Lo di sini aja, May. Kali ini biar gue yang pesan."

"Oke, deh." Maya mengangguk pada Ariel. "Batagor dikasih banyak acar, es teh, terus... ah iya, sama gorengannya dua." Ia cepat berseru karena anak itu tampak buru-buru.

Tak sampai dua menit Ariel sudah mendapatkan seluruh pesanan Maya. Ariel memang cukup gesit dalam urusan pesan-memesan makanan. Ia sendiri telah membeli es jeruk sebagai pelepas dahaga. Sementara kini ia sedang antri membeli bakso sebagai menunya.

Sambil menunggu giliran, dalam benak Ariel menghitung-hitung uang sakunya. Bulan baru telah tiba. Rika telah memberinya sejumlah uang untuk keperluan Ariel sebulan ke depan. Ariel harap bulan ini tak ada banyak tugas dan iuran agar ia bisa menggunakan uang saku sebagaimana mestinya. Ia juga perlu menyisihkan uang untuk ditabungkan.

"Bu, saya pesan..."

"Oh, kamu...?" Ibu kantin yang biasa menjuali bakso memotong ucapan Ariel. "Kamu yang kemarin mesan setengah porsi itu, bukan? Gimana, apa sekarang masih dalam program diet? Nanti tambah kurus, lho."

"Saya nggak pernah bilang kalau saya lagi diet," Ariel menjawab perkataan ibu itu. "Tapi saya senang Ibu masih ingat saya. Soalnya, saya mau pesan setengah porsi lagi."

Keputusan telah dibuat. Ariel akan berhemat sejak awal bulan. Lagipula perutnya saat ini juga sedang tidak terlalu lapar.

Ibu kantin tersenyum. Tanpa banyak bertanya lagi beliau sudah langsung meracik pesanan anak itu.

"Lho!" Tepat dari belakang punggung Ariel, mendadak seseorang berseru. "Kok cuma dapat segitu? Emang harga bahan makanan sekarang pada naik ya, Bu? Jadi porsi baksonya dikurangin?"

Ariel menemukan Sam sebagai sosok yang berbicara. Rupanya kakak kelas itu antri di belakangnya.

"Nggak kok, harganya nggak naik," jawab Ibu kantin segera.

"Terus kenapa cuma dikasih segitu?" Sam menunjuk mangkok yang ditujukan pada Ariel.

"Ooh, emang sengaja. Soalnya adik ini lagi diet."

"Diet?" Sam mengerutkan dahi. "Yaela, Dik. Gaya amat. Badan segitu mau didietin segala. Tulang iga tulang rusuk nanti bisa nonjol semua," ledeknya.

Ariel tak membalas. Ditatapnya datar Sam barang beberapa detik. Tidak perlu dijelaskan, orang langsung bisa tahu jika Ariel tidak menyukai kakak kelas itu. Bagi Ariel, Sam sudah tercatat sebagai makhluk paling tak menyenangkan untuk dijumpai di dunia. Sebab setiap kali bertemu dengannya ada saja kerugian yang Ariel terima.

"Eh, elo rupanya. Lo yang waktu itu nyimpan video rekaman Yovie di HP, kan?" Sam menyapa saat mengenali wajah dan tatapan itu. "Gue kasih tahu ya, fans. Yovie nggak suka cewek yang gaya-gayaan diet segala. Gue perhatiin, antara tinggi sama berat badan lo udah ideal. Ya tapi, kalau bisa tingginya ditambah lagi beberapa centi."

Arie melengos. Meskipun tidak pendek-pendek amat tapi ia benci jika disinggung masalah tinggi badan.

"Mas, dia nggak lagi diet, itu beneran." Ellan yang berada di deretan sebelah untuk antri mie ayam tiba-tiba menyambung. "Sengaja dia pesan setengah porsi. Sanggupnya cuma bayar separuh harga, sih."

"Eh, serius?" Sam langsung menatap Ariel takjub. "Sori kalau gitu. Gue nggak tahu. Gue kira..." sejenak ia melirik arah lain, "habis mukanya nggak kayak orang susah pada umumnya. Mana gue tahu kalau dia ngirit karena tuntutan keuangan yang sulit."

Setengah NormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang