Coretan Giga (b)

1.1K 242 30
                                    

 
 
Dia seperti sebuah tujuan. Kehadirannya bikin gue kesulitan mengalihkan pandangan.

Esoknya gue lihat dia lagi. Pulangnya kami juga satu bus lagi. Hari berikutnya juga lagi. Mendadak naik bus Harapan jadi sesuatu yang gue tunggu-tunggu setiap pagi.

Hari-haripun berlalu. Ternyata gue sama dia satu jurusan. Bahkan kelas kami sebelahan. Rasanya aneh pertama melihatnya bukan di depan kelas tapi malah di luar sekolahan.

 
 
Gue selalu memperhatikannya, tapi nggak pernah sekalipun dia melihat keberadaan gue. Padahal gue udah selalu nyari tempat yang dekat sama dia. Tapi sepertinya, dia lebih asik dengan dunianya sendiri.

"Hai, Ariel. Kenalin, gue Giga."

Sederet kalimat itulah yang pengen gue ucapkan sejak hari di mana gue jadi sering melihatnya. Tapi percuma, kata-kata itu cuma mampu tersimpan dalam hati saja. Gue... nggak berani nyapa dia.

Dia sering dibicarakan banyak orang. Banyak hal buruk yang mereka katakan tentang dia. Nggak ada hal baik yang gue dengar kecuali dia cantik dan cucu orang kaya. Bahkan ada yang bilang dia itu agak 'belok'. Malah-malah dicap cewek setengah normal. Tapi dia selalu tenang. Nggak sedikitpun dia menaruh peduli dengan anggapan orang.

Seburuk apapun kabar beredar, anehnya gue nggak bisa membuang dia dari pikiran. Gue justru makin penasaran. Gue kagum sama orang yang nggak mudah dijatuhkan. Dia seperti sosok cuek yang kuat pendirian dan menyilaukan.

Kadang pada malam-malam sebelum tidur gue membayangkan, gimana kalau suatu hari nanti gue jadi satu-satunya cowok yang dia pedulikan? Gimana kalau suatu ketika kami pergi berdua sambil bergandengan tangan? Jalan-jalan, menonton konser, membeli es krim, berbagi minuman...

Fix, gue mulai kebanyakan mengkhayal.

Tapi nggak apa-apa. Karena biasanya, khayalan gue bakal jadi kenyataan.
 
 
  

Setengah NormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang