21. Kertas Putih Dan Spidol

1.5K 296 61
                                    

"Hari ini lo mau jalan apa mau ngebus, Riel?" tanya Maya saat Ariel menghampirinya. Bel pulang telah berbunyi sekitar 5 menit sebelumnya.

"Mulai hari ini gue bakal pulang ke rumah terus, May. Oma lagi liburan Bali, dia pulang sebulan lagi," terang Ariel.

Maya yang sudah tahu seluk beluk keluarga Josephine cuma mengangguk-angguk.

"Omong-omong Giga nggak muncul apa? Dia nggak pulang bareng kita?" Ariel bertanya sambil menengok kanan-kiri koridor yang ramai oleh hiruk pikuk para siswa.

"Tadi sebelum pisah di kantin, Giga bilang ada tugas kelompok yang bakal dikerjain setelah jam pulang." Maya memberitahu. "Ah, itu mereka! Pasti lagi pada mau berangkat."

Ariel memutar badan agar bisa melihat apa yang ditunjuk sahabatnya. Ada empat orang bersama Giga. Dua di antaranya cewek, dan salah satunya Rubby. Mereka berlima dengan Giga sedang menyusuri koridor depan kelas jurusan IPA.

"Padahal gue bakalan dijemput Papa sebentar lagi, lo nggak apa-apa naik bus sendiri?" kata Maya.

"Nggak masalah, gue kan biasa berangkat sendiri," jawab Ariel sambil sedikit minggir gara-gara dua cowok kelas Bahasa berlarian mendahuluinya untuk menuruni tangga.

"Tom and Jerry emang. Nggak di kelas, nggak di jalan, sukanya kejar-kejaran." Maya yang nyaris tertabrak dari belakang mendumal. Rupanya dua cowok itu berasal dari kelasnya.

Ariel sendiri tak begitu ambil pusing. Ia membiarkan saja mereka berlalu dan malah mengedarkan pandangan ke arah lain. Kemudian saat itulah. Saat Ariel menuruni sekitar dua anak tangga, tak sengaja matanya menangkap sesuatu yang menarik. Ia melihat Jamie dan Sam sedang ribut di depan papan mading.

"Mereka ngapain, sih?" gumam Ariel. Mengingat kedua senior cowok itu pernah berseteru gara-gara dirinya, Ariel jadi curiga jika Sam mau berbuat ulah lagi.

"Riel, gue ajak ngomong dari tadi kok diam aja sih? Lo nggak dengerin gue?" Ariel sampai melupakan Maya di sebelah akibat sibuk memerhatikan kejadian itu. Ia sedang berusaha mencari tahu. Namun karena jaraknya cukup jauh terlebih dirinya masih berada di atas tangga, maka apa yang sedang mereka perdebatkan sama sekali tak bisa Ariel dengar.

"Bentar, May. Gue ada sesuatu." Ariel memutuskan untuk mendekati mereka.

"Sesuatu apa?" Maya bertanya heran. Melihat Ariel tiba-tiba berjalan cepat meninggalkannya maka segera ia mengekori.

Melewati koridor kelas 10 yang lebih ramai dibanding koridor kelas 11 di lantai dua, juga menapaki jalur panjang yang menghubungkan dua gedung akhirnya Ariel dan Maya sampai di tempat yang dituju.

"Sebaiknya lo berhenti main-main sama gue kalau mau hidup tenang. Cukup kemarin aja gue nurutin kemauan lo." Jamie sedang menggertak Sam saat Ariel dan Maya tiba di sana.

"Sori ya, bro. Nggak usah nantangin gue kayak gitu. Kalau mau rahasia lo aman, baiknya lo turuti aja permintaan gue," sahut Sam penuh lagak.

"Tapi gue rasa lo udah makin lebay, dude." Jamie mendengus kasar.

"Lebay?" Sam tertawa sinis. "Lo nggak bisa bedain mana yang lebay mana romantis? Lo pasti jomblo, ya?"

"Ada apa ribut-ribut?" seru Ariel membuat perseteruan itu spontan terhenti.

Sam dan Jamie menoleh serentak. Keduanya jelas kaget menemukan Ariel sudah berada di dekat mereka.

"Ada apa ribut-ribut?" ulang Ariel karena tak satupun dari cowok itu bersuara.

"Nggak ada urusannya sama lo. Pergi sana!" Begitu bisa menguasai kekagetannya Sam langsung mengusir. Ia tampak menyembunyikan sesuatu di tangan kirinya ke balik punggung sebelum berkata.

Setengah NormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang