20. Sang Pelaku

1.7K 307 80
                                    

Jangan sungkan ngasih vote dan ninggalin berbagai komentar gokil sambil membaca. Thanks pokoknya ^^

***Setengah Normal***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***Setengah Normal***

"Gue bener-bener jadi sebel sama tuh setan."

"Kenapa lagi sama dia?" Sambil mengunyah stik kentang baladonya Maya menanggapi ucapan Ariel. Keduanya tengah berada di kantin saat ini.

"Nggak tahu kenapa, kayaknya dia beneran nggak suka lihat gue hidup tenang," Ariel sedikit mendumal. "Bukan cuma masalah keuangan kelas, sekarang dia mulai sok ikut campur urusan gue yang lain."

"Lo kan biasanya selalu cuek sama apapun ocehan dia, Riel. Ngapain juga dipikirin?" sahut Maya santai. "Gue sih lebih percaya sama omongannya Giga. Si setan itu aslinya pasti naksir sama lo, jadinya suka caper gitu."

Ariel mendecak malas. "Tapi omongannya kali ini beneran nggak enak di telinga, May. Dia ngomongin soal Kak Yovie."

"Sudah kuduga," Maya langsung menyangga dagu sambil menyipitkan mata. "Apa-apa kalau udah nyinggung Kak Yovie lo jadi serius nanggepinnya. Akui aja, Riel. Lo udah beneran suka sama dia."

"Masalahnya bukan itu, May..."

"Udahlah. Meskipun gue agak sedih lo bakal ninggalin gue kayak jomblo sebatang kara, tapi kalau cowoknya kayak Kak Yovie gue bakal oke-oke aja, kok." Maya mengibas tangan, seakan tak mau mendengar bantahan lagi.

"Tapi..." Ariel tak melanjutkan ucapannya saat tak sengaja menemukan Yovie di antara keramaian kantin. Cowok itu sedang menyantap makanan sambil sesekali bercanda di sebuah meja.

"Nah, itu dia yang gue tunggu-tunggu dari tadi! Akhirnya datang juga." Maya tiba-tiba berseru membuat Ariel refleks berpaling. Mata Maya yang ekspresif tampak berbinar-binar, tertuju lurus pada satu arah.

Kepala Ariel bergerak mengikuti pandangan anak itu. Segera ia menyaksikan Giga sedang memasuki kantin bersama beberapa teman sekelasnya. Seperti biasa, cowok itu kelihatan mencolok di antara yang lain. Tubuh tinggi dan kulit cerahnya memang gampang menarik perhatian siapa saja.

"Ariel, apa kabar?" Rubby yang datang dari rombongan tersebut menyapa. Saat ini ia memang tercatat sebagai warga 11 IPS-2, seperti halnya Giga.

"Seperti yang lo lihat," Ariel menyahut seadanya.

"Ah, ternyata lo nggak pernah berubah, ya?" Rubby tertawa kecil, seolah sudah paham benar akan sifat Ariel. "Rasanya kita jadi jarang ketemu semenjak nggak sekelas lagi. Padahal kelas kita kan sebelahan."

Ariel tak membantah. "Mungkin karena gue jarang gerak. Lo sendiri pasti tahu kadang gue orangnya suka mager."

"Iya, sih." Rubby mangut-mangut menanggapi perkataan itu. "Tapi lucu juga ya kalau kita nggak pernah ketemu. Berpapasan aja jarang, lho."

Setengah NormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang