Motor itu berhenti tepat di depan Sinta. Sinta mengamati pengendara yang tengah berada di depannya. Ia mengenal orang itu! Dia adalah Adit!!!
"Sinta? Ngapain lo di sini?"
"Adit.. Tolong aku.. Ada orang yang berniat jahat sama aku...!!" kata Sinta sambil langsung memeluk tubuh Adit.
"Siapa yang mau jahatin lo?"
"Tadi gue mau pulang bareng Vira sama temen-temennya, tapi setelah itu Vira malah ninggalin gue di daerah yang beginian..! Apalagi tadi aku hampir aja diperkosa sama seorang cowok.." kata Sinta setengah menangis
"Keterlaluan banget si Vira! Dia kan tau lo anak baru di Jakarta!!"
Tak terasa, petir kembali menggelegar di angkasa. Rintik-rintik hujan mulai turun dari langit.
"Hujan.. Ayo, lo ikut gue aja. Gue yang bakal nganterin lo pulang." kata Adit
"Makasi dit.."
"Rumah lo dimana?"
"Di daerah Kebon Jeruk."
"Ayo, lo naik ke motor gue!"
Sintapun segera naik ke motor Adit. Adit segera mengendarai motornya meninggalkan daerah Rawamalang.
Hujan pun mulai turun dengan derasnya. Adit dan Sinta basah kuyub oleh air hujan yang terus menyerbu mereka. Petir tak henti-hentinya menunjukkan keperkasaannya. Sinta menggigil kedinginan. Adit melihat Sinta yang kedinginan dari spion motornya. Lalu ia menggengam tangan Sinta dan melingkarkannya ke pinggangnya. Sinta terkejut.
"Kalo lo kedinginan, peluk aja gue."
Sinta berpikir sejenak. Kemudian, ia mulai memeluk pinggang Adit dengan eratnya. Ia merasakan nyaman yang luar biasa. Sinta tak mempedulikan lagi berapa banyak tetesan air hujan yang terus menampar wajahnya. Yang sekarang dapat ia rasakan hanyalah rasa nyaman karena ia dapat berada di sisi orang yang... Entahlah! Sinta juga tak paham! Ia tak pernah mengerti apa yang sebenarnya ia rasakan ketika berada di samping Adit. Dari awal bertemu, ketika Adit memperkenalkan Ariska sebagai pacarnya... "Ah, mungkin itu cuma perasaan kampungan!" pikir Sinta
Adit mengendarai motornya dengan cukup kencang. Sesekali ia menengok kebelakang. Ia merasa kasihan kepada Sinta sebab telah ada orang yang berniat jahat pada dirinya. Adit terus memandangi wajah Sinta yang basah karena air hujan. Ekspresinya yang lugu dan polos membuat Adit semakin menyukai Sinta. Tapi, argghhh!!! Adit kembali teringat Ariska! Tidak! Tidak!! Ia harus setia! Ia harus menjadi pria yang setia! Ia tak boleh mempermainkan hati Ariska lagi!
Dan hujan itu menyapu semua rasa yang dimiliki Adit untuk Sinta, begitu pula rasa Sinta terhadap Adit.
Tak terasa, mereka telah sampai di rumah Sinta.
"Ya ampun Dit, kamu basah gitu? Kamu masuk dulu ya.. Nanti aku pinjemin baju ayah aku, terus aku buatin the hangat buat kamu.."
"Nggak perlu Sin. Gue mau pulang aja."
"Makasih banget ya Dit.. Kamu udah nolongin aku... Aku nggak tahu harus ngelakuin apa buat ngucapin terima kasih aku.."
"Lo mau ngucapin terima kasih ke gue?" tanya Adit tiba-tiba.
Sinta merasakan ada yang aneh pada Adit. Ekspresi wajah Adit berubah serius.
"Iya. Gimana caranya?"
"Sebenernya ada satu yang gue pengen.." Adit terlihat mulai serius
"Apa itu?"
"Gue.. gue pengen... Gue pengen lo jadi...."
"Jadi apa?"
"Gue pengen lo jadi...."
Apakah yang akan dikatakan Adit selanjutnya? Tunggu jawabannya di CINTA DAN BENCI eps 9!!
-----BERSAMBUNG-----
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DAN BENCI [COMPLETED]
RomanceSinta menyukai Adit yang ternyata sudah memiliki kekasih.