"Jadi lo kuliah di Universitas Jakarta Raya juga?"
"Iya." Pria itu terus mengejar di gadis yang berjalan dengan tergesa-gesa.
"Jurusan apa?"
"Ekonomi."
"Hah? Sama! Gue juga. Eh, dari tadi kita bete-betean mulu. Gimana kalo kita baikan aja. Kita kan bisa jadi temen. Lagian, kita satu jurusan." Pria itu mulai menjulurkan tangannya mengajak si gadis bersalaman.
Si gadis berhenti berjalan. Ia memperhatikan tangan pria itu dengan tatapan heran. 5 detik kemudian, gadis itupun menjabat tangan si pria lalu tersenyum kecil.
"Okelah."
"Nah gitu donk! Nama gue Adit. Nama lo siapa?"
"Sinta."
"Sinta? Kok sendirian? Mana Jojo?" sambil tertawa sendiri.
Sinta melotot ke arah Adit yang tengah tertawa sendiri. Ia merasa lelucon Adit tidak lucu sama sekali. Ia mulai berjalan kembali meninggalkan Adit yang masih tertawa karena jokenya yang menurut Sinta garing banget!
"Hahahahhhh... Nggak lucu ya?" Adit malah bingung sendiri. "Tunggu Sin!"
Adit mengejar Sinta yang berjalan dengan kecepatan tinggi.
"Kenapa sih Sin? Kok gitu amat? Lo masih marah ya sama gue karena kejadian di busway tadi?"
"Aku nggak mau berteman sama orang yang nggak punya hati macem kamu!"
"Yahh... Sin, gue mau minta maaf. Gue janji gak akan ngulangin hal itu lagi!"
"Janji?"
"Iya!"
"Oke deh! Aku harap kamu adalah orang yang bisa megang janji kamu sendiri!"
"Tenang aja Sin.. Gue itu adalah tipe cowok yang setia, dalam hal apapun! Hahay,, walau kadang-kadang suka tebar pesona dikit.."
"Dasar..."
"Oh ya, ngomong-ngomong asal lo darimana? Kayaknya lo bukan asli sini deh."
"Oh iya. Aku itu pindahan dari Sukabumi. Aku dapet beasiswa di UJR. Makanya aku sama keluarga aku pindah ke sini."
"Oh gitu ya.."
Tanpa terasa, mereka telah sampai di kampus. Sesampainya di depan gerbang, mereka bertemu dengan seorang gadis berambut panjang yang melambaikan tangannya ke arah mereka berdua.
"Adit!!!" teriak gadis itu sambil berlari kecil ke arah Adit dan Sinta yang berjalan bersama.
"Hai!!" sapa Adit kembali.
"Kamu kok jalan? Motor kamu dimana?" tanya gadis itu
"Motor gue lagi di bengkel. Kemaren hampir aja gue nabrak nenek-nenek yang nyebrang di daerah Kebon Jeruk sono!!"
"Kok bisa sampai kayak gitu sih? Tapi everything's all right kan beb?"
"Iya. Oh iya. Kenalin. Ini Sinta. Tadi gue ketemu dia di busway. Dia pindahan dari Sukabumi katanya. Dia kuliah di sini juga. Sama prodi kayak gue." Adit memperkenalkan gadis itu pada Sinta. "Sinta, ini Ariska. Pacar gue.."
"Sinta."
"Ariska."
Mereka berdua bersalaman ramah.
"Dit, aku mau kembaliin buku di perpus. Anterin aku ya?"
"Oke beb. Sin, gue tinggal ya. Nanti lo tanya aja ruangannya sama yang laen. Gak kenapa kan?"
"Oh iya. Nggak kenapa."
Adit dan Ariska berjalan menjauhi Sinta. Sinta hanya memandangi mereka dengan tatapan kosong. Seolah ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya. Entah apa itu, Sinta sendiri tak mengerti. Namun yang ia dapat merasakan ada sesuatu dalam hatinya. Rasanya seperti duri dalam daging...
Mengapa ketika melihat Adit dan Ariska berdua, Sinta merasakan suatu perasaan yang ganjil? Perasaan apakah itu? Dan bagaimanakah hubungan mereka selanjutnya? Tunggu kelanjutannya di CINTA DAN BENCI eps 3!
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DAN BENCI [COMPLETED]
Storie d'amoreSinta menyukai Adit yang ternyata sudah memiliki kekasih.