EPISODE 14

125 1 0
                                    

Adit akhirnya menjawab panggilan yang ada di hanphonenya.

"Halo, ini siapa?" tanya Adit

"Ini Sinta. Dit, gimana keadaan Ariska? Dia baik-baik saja kan?"

"Iya. Dia- baik-baik saja. Oh ya, Sin nanti sepertinya kerja kelompoknya kita undur saja. Gue mau jaga Ariska di sini."

"Oh ya, nggak kenapa-napa. Salam ya buat Ariska. Bilang cepet sembuh."

"Iya Sin. Lo udah pulang?"

"Iya ini aku lagi mau pulang. Aku lagi di telpon umum di kampus ini."

"Hati-hati ya Sin."

"Iya. Jaga Ariska baik-baik ya.."

Adit mematikan handphonenya. Ia kembali melirik Ariska. Ariska memandang Adit sedari tadi. Adit jadi salah tingkah. Ia merasa tidak enak karena ia menerima telpon dari wanita lain.

"Ta.. tadi Sinta. Dia nanyain keadaan kamu."

"Oh, kamu udah bilang aku baik-baik saja kan?"

"Udah. Kamu... Kamu nggak marah Ris?"

Ariska tersenyum lalu tertawa kecil.

"Untuk apa aku marah? Bukankah tadi aku bilang bahwa aku akan mempercayai kamu."

"Terima kasih, Ris.. Sekali lagi terima kasih..."

Adit memeluk Ariska erat. Mereka berjanji untuk tak melakukan kesalahan seperti ini lagi. Tak terasa air mata Ariska meleleh lagi. Tapi kali ini bukan air mata kesedihan seperti yang ia keluarkan tadi pagi. Namun air mata kebahagiaan. Karena Adit yang selama ini ia anggap tak mempedulikan dirinya, kini menunjukkan perhatiannya yang begitu besar. Ia sekarang percaya bahwa Adit sungguh-sungguh mencintainya! Ia tak akan meragukan cinta Adit lagi! Ia tak akan bertanya apakah Adit akan setia, karena ia sudah tahu jawabannya. Dan jawabannya pasti benar!

Sementara itu di kampus, Sinta berdiri menunggu angkot yang lewat. Tiba-tiba, Vira, Nona, Cella, dan Jessi datang menghampiri Sinta.

"Mau apa kalian?" tanya Sinta

"Jangan parno gitu.. Kita di sini cuma mau ngasi lo pelajaran!" kata Vira

"Apa yang mau kalian lakukan pada aku lagi? Belum cukup yang kemarin?"

Vira menengok ke arah Cella dan Jessi, lalu sedetik kemudian Vira mengangguk perlahan. Cella dan Jessi juga ikut mengangguk.

Cella dan Jessi memegangi tangan Sinta. Sinta meronta-ronta.

"Hei.. hei!!! Apa yang mau kalian lakukan??! Lepasin!!!!" teriak Sinta

"Percuma lo teriak. Semua orang udah pulang! Sekarang, lo ikut kita!!"

Vira cs membawa Sinta ke gudang yang ada di sebelah selatan kampus.

"Hei, apa salah aku sama kalian? Kenapa kalian jahat banget sama aku? Aku salah apa??!!" tanya Sinta dengan mata berkaca-kaca

Vira cs tidak menjawab pertanyaan Sinta. Mereka mengurung Sinta di dalam gudang itu.

"Biar mampus itu cewek alay!" kata Cella

Vira dan teman-temannya tertawa puas. Mereka lalu meninggalkan Sinta di dalam gudang itu. Dari dalam gudang, Sinta memukul-mukul pintu gudang sambil menangis.

"Keluarin aku dari sini!!! Kalian nggak bisa lakuin ini sama aku!! Cepat keluarin!!!!!"

Sinta hanya bisa pasrah. Tak mungkin ada orang yang mendengar dirinya.Gudang itu berada di sebelah selatan kampus. Jarang sekali ada mahasiswa yang pergi ke sini. Ini termasuk daerah sepi yang ada di kampus UJR.

Sinta lemas. Ia merasa lapar. Ia ingat bahwa tadi pagi ia sama sekali belum sarapan.

"Vir.. Bukain. Aku lapar, aku mau pulang.. Tolong...." ujar Sinta lirih

Apakah yang akan terjadi pada Sinta selanjutnya? Tunggu kisahnya di CINTA DAN BENCI eps 15!!!

CINTA DAN BENCI [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang