Adit mengejar Sinta keluar rumah sakit.
"Sinta.. Lo dimana? Gue mau minta maaf Sin..." kata Adit penuh dengan penyesalan.
Ketika Adit menoleh ke arah kanannya, ia mendapati Sinta tengah berpelukan dengan Rafael. Adit termangu tak percaya. Entah mengapa ia merasa sangat menyesal ketika melihat pemandangan itu. Andai saja ia tak menampar Sinta tadi, mungkin ia takkan melihat kejadian mengerikan seperti ini.
Adit memberanikan dirinya. Perlahan ia mulai mendekati Sinta dan Rafael.
"Ma..maaf." kata Adit canggung.
Mendengar suara Adit, Sinta langsung melepaskan pelukan Rafael. Sinta menjadi salah tingkah. Sedangkan Rafael menatap Adit tajam.
"Sori ganggu kalian.." kata Adit
"Nggak. Nggak kenapa Dit." kata Sinta
"Sin, gue mau minta maaf soal yang tadi."
"Minta maaf? Buat apa?? Lo tau nggak gimana perasaan Sinta waktu lo tampar tadi? Lo nggak punya otak ya? Setelah nampar orang seenaknya tanpa tahu apa masalah sebenernya, sekarang lo mau minta maaf gitu aja? Nggak segampang itu!!!" kata Rafael marah pada Adit
"Gue tau.. Gue orang yang paling bego sedunia! Sin, kalo lo mau tampar gue balik, tampar gue! Tampar supaya lo puas!! Asalkan itu bisa ngurangin rasa bersalah gue sama lo.."
"Nggak punya malu banget lo jadi cowok!!" kata Rafael dengan nada tinggi
"Udah El.. Dit, kamu tau tadi aku sakit banget.. Aku ini nggak tau apa-apa! Kenapa kamu nggak mau dengerin penjelasan aku dulu?"
"Maafin gue Sin... Gue salah! Nggak seharusnya gue emosi seperti itu.."
"Apa boleh buat Dit... Semuanya udah terjadi. Sakit tetep ada. Tapi aku nggak mungkin hidup dalam kesakitan terus-menerus."
"Jadi?"
"Ya, aku maafin kamu.."
"Makasih Sin.."
Adit memeluk Sinta. Sinta kembali tersenyum. Pelukan ini terasa amat berbeda dengan pelukan yang ia rasakan ketika Rafael yang memeluk dirinya. Beda!! Walau tadi Sinta benar-benar merasa sakit hati sekali terhadap sikap Adit, tapi entah kenapa Sinta dapat dengan mudahnya memaafkan kesalahan Adit. Mungkin inilah yang namanya cinta. Cinta memang tulus. Walaupun disakiti oleh orang yang kita cintai, tapi kita pasti akan dapat menahan semua rasa sakit itu. Cinta memang dapat menahan segala perih yang ada di hati..
Ketika Sinta dan Adit berpelukan, sebenarnya ada satu orang yang tak suka. Orang itu mengepalkan tangannya dengan keras. Dadanya naik turun menahan emosi..
-----BERSAMBUNG-----
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DAN BENCI [COMPLETED]
RomanceSinta menyukai Adit yang ternyata sudah memiliki kekasih.