Keesokan harinya, Ariska mencari Vira di kampus. Alhasil ia menemui Vira di dekat tangga menuju lantai 3. Saat itu kampus masih sepi. Belum ada mahasiswa yang datang. Ariska berjalan ke arah Vira dengan terpincang-pincang karena luka di kakinya belum kering benar.
"Vira!!"
"Kenapa lagi? Lo mau tampar gue lagi??!"
"Vir, tolong jangan ikut campur urusan aku sama Adit. Aku mohon.."
"Kenapa? Lo udah mulai tau kalo Adit lo itu mulai selingkuh sama Sinta??"
"Vira!!!!"
"Gue bilang juga apa! Adit itu brengsek! Putusin aja pacar lo itu!"
"Kamu gila ya Vir? Udah nggak waras?? Udah aku bilang, urusin urusan kamu sendiri! Buat Rafael kamu itu suka sama kamu!! Aku nggak yakin dia bisa suka sama kamu!"
"Eh lo jangan ngurusin urusan gue ya!!"
"Kamu yang ngurusin urusan aku duluan!"
"Berani banget lo ngelawan ya? Lo udah merasa hebat??!"
"Vir, sekarang aku bukan lagi orang yang bisa kamu atur-atur waktu aku masuk genk kalian! Kasihan ya kamu, baru Rafael nggak mau sama kamu, kamu lampiasin semuanya ke temen-temen kamu. Kamu suruh temen-temen kamu buat ngelakuin apa yang kamu mau! Kamu gila Vir!!"
"Cukup!!!" teriak Vira
"Kamu harusnya ada di rumah sakit jiwa!!"
"Berhenti!!!!!"
Vira berteriak sekencangnya. Tanpa sadar, ia menendang kaki Ariska tepat di bagian jahitannya. Seketika jahitan di kaki Ariska terlepas dan darahpun mengucur dengan derasnya. Tubuh Ariska langsung roboh ke lantai. Ia mengerang kesakitan.
Melihat itu, mata Vira membelalak. Ia ketakutan setengah mati. Ia telah melukai seseorang.
"Vir, tolong aku Vir... Aku nggak bisa jalan Vir. Kaki aku lemes. Vir.." kata Ariska sambil mengulurkan tangannya ke arah Vira untuk meminta bantuan.
Vira hanya diam. Ia menggeleng-gelengkan kepala karena ketakutan.
"Vir, bantu aku..." kata Ariska setengah menangis.
Vira dilema. Jika ia membantu Ariska, pastilah akan ketahuan jika dirinya yang melukai Ariska. Namun, jika ia tidak membantu Ariska, ia akan merasa bersalah..
"Vira..."
Akhirnya Vira mengambil keputusan. Pergi! Ia meninggalkan Ariska yang terluka.
"Vira.. Vira.. Kamu mau kemana? Tolong aku Vir!!!" tangan Ariska terus mengulur ke arah Vira yang mulai pergi menjauh. Sambil menahan kesakitannya, Ariska terus memanggil nama Vira.
Beberapa saat kemudian, Sinta datang dan melihat Ariska pingsan dengan bersimbah darah. Melihat itu, Sinta langsung berteriak minta tolong. "Tolong!!!!!!!!! Seseorang, siapapun tolong saya!!!!!!!!!!" Adit yang mendengar suara Sinta langsung datang dan melihat apa yang terjadi. Ia melihat kaki Ariska yang beberapa hari lalu dijahit luka kembali. Kali ini lukanya semakin lebar. Melihat itu, Adit langsung menggendong Ariska dan mencari bantuan.
"Tolong!!! Tolongin pacar gue! Gue butuh mobil!! Cepet!! Pacar gue terluka!!!" kata Adit panik.
Sinta melihat Adit begitu panik. Ia menangis karena takut terjadi apa-apa pada orang yang disayanginya itu. Sepertinya Adit benar-benar sayang kepada Ariska... Sinta hanya tersenyum. Senyum kecut.... Kau harusnya memilih aku, hati Sinta meradang.
Apakah yang akan terjadi pada Ariska selanjutnya? Tunggu jawabannya di CINTA DAN BENCI eps 25!!
-----BERSAMBUNG-----
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DAN BENCI [COMPLETED]
RomanceSinta menyukai Adit yang ternyata sudah memiliki kekasih.