Beberapa hari kemudian...
Ujian Semester tengah berlangsung. Para mahasiswa benar-benar memeras otak mereka untuk menjawab soal. Begitu pula dengan Sinta. Ia terlihat amat santai sebab kemarin malam ia sudah mantap belajar! Ia yakin nilainya akan bagus! Ia tak ingin mengecewakan semuanya. Mengecewakan dirinya, Pak Darma, bahkan orang tuanya! Ia ingin berusaha semaksimal mungkin untuk meraih nilai yang terbaik.
Tak sengaja Sinta menoleh ke arah Adit. Ia melihat Adit kesulitan menjawab soal-soal yang diberikan. Sinta menjadi tak tega. Ia merasa kasihan pada Adit. Ia ingat bahwa sebenarnya, Adit tidak ingin masuk jurusan Ekonomi ini. Tapi tantenya yang memaksa dirinya.. Inilah akibatnya jika memilih jurusan tidak sesuai minta dan bakat. Pasti akan kacau di belakang..
Sinta mempercepat mengerjakan soal. Setelah selesai, ia menyalin semua jawaban yang ada di lembar jawabannya pada secarik kertas. Setelah itu, ia memberikannya pada Adit yang duduk tak jauh darinya.
Melihat Sinta memberi secarik kertas, Adit bertanya perlahan,"Apa ini?"
Tapi Sinta tak menjawabnya. Adit membuka dan membaca isi kertas yang diberikan oleh Sinta. Ternyata semua jawaban!! Adit merasa beruntung..
"Terima kasih Sinta..." ujar Adit dalam hati
Adit pun segera menyalin semua jawaban yang diberikan oleh Sinta. Hanya beberapa nomor saja yang ia bedakan, supaya tidak terlalu kelihatan bahwa ia menyontek...
Setelah Ujian berakhir, Adit lekas menemui Sinta yang sudah berada di luar ruangan.
"Sin, tadi makasi ya.. Gue nggak tau harus balesnya pake apa."
"Nggak kenapa Dit. Kamu kan juga sering tolongin aku..."
Tiba-tiba, Vira dan datang sambil menggandeng tangan Rafael. Rafael nampak masih sedikit pucat. Kepalanya masih diperban. Sedangkan Vira terlihat amat gembira.
"Hai Sin..." sapa Vira
"Hai?" Sinta melongo
"Kalian.. Jadian ya?" tanya Adit
Vira mengangguk dengan bahagia. "Iya."
"Wah, selamet ya.. Vir, Raf. Kalian jadian juga akhirnya." kata Adit
Rafael diam sambil melihat ke arah Sinta. Sinta benar-benar tak percaya. Bagaimana mungkin?? Padahal baru beberapa hari yang lalu Rafael menyatakan perasaan cintanya pada Sinta. Tapi mengapa begitu cepat melupakan Sinta? Sinta benar-benar tak percaya! Ia tak kuat menahan kesedihannya, akhirnya Sinta berlari menjauhi Rafael dan Vira.
"Sin.. Sinta!!" teriak Adit dan Rafael bebarengan
"Eh, gue kejer Sinta dulu ya..."
"Iya Dit." kata Rafael
"Kenapa sih dia?" tanya Vira heran
"Vir, aku kan udah bilang. Aku mau terima kamu asalkan kamu bersikap baik sama Sinta." kata Rafael
"Hah? Raf, lo nggak liat tadi.. Gue udah coba bersikap baik sama dia. Gue sapa dia! Tapi dianya malah pergi gitu aja! Bener-bener nggak sopan!"
"Harusnya kamu jaga perasaan Sinta."
"Raf, kenapa masih pikirin Sinta? Tolong pikirin gue.. Sekali aja."
"Iya..iya Vir. Maaf aku tadi..."
"Nggak kenapa Raf."
Sementara itu, Sinta terus berlari keluar kampus. Ia menangis..
Apa yang terjadi pada Sinta selanjutnya? CINTA DAN BENCI eps 56 akan menjawabnya!!
-----BERSAMBUNG-----
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DAN BENCI [COMPLETED]
RomanceSinta menyukai Adit yang ternyata sudah memiliki kekasih.