Siang itu Adit sedang mengantar Tante Ratih ke mall Cipayung. Ternyata lagi-lagi Adit seperti tidak dianggap. Setelah diantar, tante Ratih langsung masuk food court dan bertemu teman-temannya, setelah itu ia lupa akan Adit. Seakan Adit tidak ikut. Adit hanya dapat menghela napas melihat kelakuan tantenya. Ia memilih untuk meninggalkan tantenya dan berjalan-jalan sebentar mengelilingi mall itu.
Adit masuk ke sebuah pusat perbelanjaan. Ia melihat ada sepatu yang menurutnya bagus. Setelah ia lihat harganya.. Wahh entah kenapa Adit jadi tidak ingin membeli sepatu itu. Setelah bosan, Adit pergi ke toko aksesoris. Ia melihat jam tangan couple. Hhmmm... Sepertinya bagus.
"Mbak, jam yang itu berapa?" tanya Adit
"Oh yang couple itu? Harganya Rp 450000."
"Wah mahal sekali!! Tiga ratus ribu aja mbak!"
"Nggak bisa. Saya di sini cuma jualin saja. Bukan saya yang punya barangnya. Nanti kalau kemurahan, saya bisa dimarahin sama pemiliknya."
"Kok cuma dua mbak? Tiga donk! Saya mau model yang begitu tiga ya?"
"Tiga? Mas, ini kan jam couple. Jelas ada dualah.. Mana mungkin tiga?"
Adit diam. Tiga? Untuk dirinya, Ariska, dan... Sinta?
"Wah, masnya punya dua cewek ya?"
"Ah, nggak!! Saya cuma mau beli buat adik-adik saya.." kata Adit berbohong
"Oh... Jadi nggak mas?"
"Ya sudah deh saya ambil."
Akhirnya Adit membeli jam tangan itu. Ia mengenakan satu jam itu di tangannya. Cocok sekali. Lagi satu... Buat siapa ya? Sinta atau Ariska? Adit bingung.
"Adit??"
Adit mendengar suara seorang perempuan memanggil namanya. Ketika ia menoleh, ia melihat Sinta ada di dekatnya sambil membawa sebuah koper.
"Sinta??"
"Adit.. Kenapa kita bisa ketemu di sini ya?"
"Sinta? Lo sedang apa? Loh? Kenapa bawa koper? Kopernya baru. Lo baru beli?"
"Oh iya. Aku baru beli ini di sini."
"Untuk apa kopernya?"
"Ahh... Ini.. Ini untuk om aku. Dia mau pergi ke luar negeri." kata Sinta
"Oh.."
"Kamu beli apa? Jam tangan? Wah, cantik sekali!"
"Iya. Satunya untuk Ariska." kata Adit sambil memperlihatkan jam tangan untuk Ariska.
Sinta diam. Ia iri! Ia juga ingin jam tangan seperti itu! Ia ingin!! Tapi sesaat kemudian ia sadar. Nggak.. Nggak boleh Sin! Kamu nggak boleh seperti ini!! Ini dosa! Masa' suka sama cowok orang? Nggak.. Nggak boleh gini!!
"Sin?" kata Adit menyadarkan lamunan Sinta.
"Oh, ada apa?"
"Ikut gue yuk?"
"Kemana?"
"Udah. Ikut aja!! Titipin aja kopernya ke pusat penitipan barang!" kata Adit sambil menarik tangan Sinta.
"Loh? Kita mau kemana Dit? Adit??"
Adit mengantar Sinta menitipkan kopernya setelah itu ia mengajak Sinta ke pusat hiburan. Funzone. Adit membeli banyak koin.
"Kenapa ke sini?" tanya Sinta
"Ayo!!"
Adit mengajak Sinta bermain basket yang ada di Funzone itu. Setelah memasukkan koin, Adit mulai menunjukkan kemampuannya memasukkan bola ke dalam ring. Bola itu selalu masuk. Tak pernah sekalipun meleset!
"Ya ampun!! Kamu hebat banget! Kamu nggak pernah ngomong kalo kamu jago basket?"
"Iya. Dulu gue sempet masuk DBL wilayah Jakarta. Tapi setelah SMA, gue absen. Dulu gue jago three point loh?"
"Oh ya?"
"Lo mau coba?"
"Nggak Dit.. Aku nggak bisa."
"Ayo! Coba!!"
Adit memeluk Sinta dari belakang sambil mengajari Sinta memasukkan bola ke dalam ring. Ketika Adit memegang tangan Sinta, jantung Sinta benar-benar terasa mau copot. Ia begitu... bahagia!!! Adit menggerakkan tangan Sinta, melempar bola ke dalam ring. Masuk!!!
"Masuk!!!!" teriak Sinta riang gembira
"Lo hebat Sin!!"
Sinta tersenyum. Tak terasa mereka mendapatkan tiket yang banyak. Setelah permainan bola basket mereka bermain balap mobil virtual. Sinta tertawa renyah. Ia terlihat begitu bahagia.
"Gue susul, gue susul lo!!! Hahahahahahaha!!!!" Adit tertawa puas karena berhasil menyalip mobil Sinta
"Jahat!!" Sinta ngambek.
Setelah bermain balap mobil virtual, Adit mengajak Sinta bermain dance floor. Mereka begitu bahagia menari mengikuti tanda panah yang ada di layar. Tanpa sengaja, Sinta terpeleset. Namun dengan sigap Adit menangkap tubuh Sinta yang hendak jatuh. Saat mereka saling bersentuhan, dunia terasa berhenti berputar. Sinta menatap mata Adit. Adit menatap mata Sinta. Tidak!! Tatapan mata itu lagi! Tatapan yang penuh arti..
"Ups maaf!" kata Sinta sambil berdiri kembali.
"Nggak kenapa."
Mereka menghabiskan waktu di Funzone itu. Tak terasa koin yang Adit beli sudah habis! Namun hasilnya sepadan! Ia memperoleh tiket yang cukup banyak!!
"Sekarang, ayo tukerin tiketnya!!"
Adit mengajak Sinta untuk menukar tiket yang ia dapat dari mesin permainan dengan sebuah souvenir. Di counter penukaran hadiah, Sinta melihat sebuah boneka panda yang begitu besarnya.
"Lo mau yang mana?" tanya Adit
Sinta diam. Ia masih melihat boneka itu. Adit melihat ke arah yang dilihat Sinta. Sebuah boneka panda besar.
"Mbak, tuker sama boneka panda yang itu ya?" kata Adit kepada petugas sambil menunjuk boneka panda besar yang dilihat Sinta
"Dit.." kata Sinta.
Adit tersenyum. Petugas itu memberikan Adit boneka panda yang besar, sesuai perminaan Adit.
"Terima kasih. Nah Sin, ini buat lo.."
"Adit, kenapa repot-repot?"
"Sama sekali enggak! Kamu suka kan?"
Sinta mengangguk.
Kebetulan ada seorang wanita yang lewat di dekat Sinta dan Adit. Wanita itu adalah Nona! Mantan teman Vira yang keluar dari grup Vira dulu.
"Loh? Itu bukannya Adit sama Sinta? Kenapa Adit ngasi boneka itu sama Sinta? Kemana Ariska?? Jadi.. Jadi selama ini gosip itu benar? Gosip Adit suka sama Sinta?" Nona terkejut.
Apakah hubungan Adit dan Sinta akan ketahuan? Simak CINTA DAN BENCI eps 67!!!!!
-----BERSAMBUNG-----
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DAN BENCI [COMPLETED]
RomanceSinta menyukai Adit yang ternyata sudah memiliki kekasih.