"Oke Dit. Kamu punya waktu 5 menit buat jelasin semuanya!"
"Sumpah Ris! Aku nggak ngelakuin apa-apa di Rawamalang kemaren malem! Aku.. Aku sendiri juga nggak tau, kenapa aku ingin ke daerah itu. Tapi sumpah demi Tuhan! Aku nggak ada sedikitpun niat buat ngecewain kamu.. Kamu harus percaya sama aku Ris!"
"Aku nggak tau Dit, sekarang semuanya abu-abu. Aku nggak tau harus percaya yang mana. Kamu juga sering bohongin aku, jadi apa salah kalau kepercayaan aku ke kamu itu semakin berkurang?" tanya Ariska
"Kamu harus percaya! Aku nggak mau mengkhianati hubungan kita yang udah berjalan dari SMP ini. Tolong, kamu cinta pertama dan cinta terakhir aku Ris.." kata Adit sambil memeluk Ariska.
"Nggak..." Ariska melepaskan diri dari pelukan Adit. "Perbaiki dulu sikap kamu Dit. Baru aku bisa percaya sama kamu!"
"Ris.. percaya sama aku!!"
"Aku nggak tau, apa aku kuat dengan hubungan kita ini. Sekarang mungkin aku masih bisa nahan. Tapi kalau kamu terus-terusan seperti ini, aku nggak tau lagi hubungan kita ke depannya akan gimana..." Setelah itu, Ariska lekas pergi meninggalkan Adit.
Ariska yang sedang direndam emosi langsung mengendarai motornya dan keluar dari kampus. Ia tak peduli dengan pelajaran yang seharusnya ia ikuti hari ini. Ia ingin menenangkan hatinya dulu!
Ariska mengendarai motornya ke arah jalan Utama 3 yang ada di daerah Cengkareng. Sepanjang perjalanannya, ia teringat akan perkataan Vira bahwa Adit telah berselingkuh. Ia juga teringat akan perkataan Sinta yang mengatakan bahwa Adit pergi ke daerah Rawamalang malam-malam. Semua itu kian berputar-putar di kepala Ariska. Ia tak tahu yang mana harus ia pikirkan terlebih dahulu. Semuanya nampak begitu rumit.
Yang ia rasakan sekarang adalah hilangnya sebagian kepercayaan dirinya untuk Adit. Sudah terlalu sering Adit membohongi dirinya. Bahkan sudah tak terhitung jari lagi. Ia terlanjur sakit hati atas apa yang Adit lakukan terhadap dirinya.
"Dit, kenapa kamu selalu bohongin aku... Aku capek dengan sikap kamu yang seperti itu. Kamu kapan berubahnya?"
Tak terasa air mata Ariska meleleh. Hatinya luka karena terus dibohongi oleh orang yang paling ia sayangi di dunia ini. Ibarat daging, jika terus diiris oleh pisau yang kecil, lama kelamaan pastilah akan terpotong juga. Bohong merupakan kesalahan kecil, namun jika terlalu sering? Hati Ariska terus berkecamuk. Ia tak mempedulikan beberapa pengendara lainnya memperhatikan dirinya yang menangis sambil mengendarai motor itu. Ia hanya ingin menangis! Itu saja!
"Aku nggak kuat kalau harus diginiin terus! Kamu selalu bohongin aku, kamu selalu cuekin aku seolah-olah aku ini nggak ada di mata kamu. Aku capek!! Tapi... Tapi memang aku nggak bisa membohongi diri aku kalau aku cinta mati sama kamu. Dit, aku bertahan buat hubungan kita.. Tapi, kenapa kelihatannya kamu ingin sekali menghancurkan hubungan kita ini? Kamu anggap apa perjuanganku selama ini?"
Ariska tak henti-hentinya menangis. Tanpa ia sadari, ada sebuah sepeda motor yang mendekat ke arah sepeda motornya. Ketika Ariska melihat spion, sepeda motor itu telah menabrak Ariska. Motor itu menabrak kaki kiri Ariska. Ariska dan motornya terjatuh di aspal nan kasar, begitu pula dengan motor dan pengendara yang menabrak dirinya. Ariska yang tengah berada di atas aspal meringis kesakitan sebab pergelangan kakinya robek. Darah segar mengucur deras dari lukanya itu..
Apakah yang terjadi selanjutnya pada Ariska? Tungu kelanjutannya di CINTA DAN BENCI eps 13!!!
-----BERSAMBUNG-----
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DAN BENCI [COMPLETED]
RomanceSinta menyukai Adit yang ternyata sudah memiliki kekasih.