"Sinta.." panggil ibu Sinta
"Ada apa bu?"
"Kamu belum bilang sama ibu. Sebenernya kamu kemaren malam darimana? Ibu khawatir sekali sama kamu."
"Kemarin ada tugas tambahan dari kampus jadi Sinta pulangnya agak sorean. Habis itu, Sinta naik angkot, eh angkotnya mogok. Sialnya lagi, tas sama handphone Sinta ketinggalan di angkot itu. Beruntung ada teman Sinta yang lewat, terus Sinta dianterin pulang.." kata Sinta berdusta.
"Baiklah, ibu percaya. Nanti jangan diulangi lagi ya.. Nanti coba ayah dan ibu bicarakan soal untuk mengganti handphonemu itu."
"Iya bu! Sinta nggak akan ngulangin lagi! Oh ya, ayah sama Rio mana?"
"Ayah sudah berangkat kerja. Katanya ada barang penting yang harus diantar. Rio, dia masih tidur.."
"Oh ya, nanti kalo Rio udah bangun Sinta salam ya.. Salam dari kakaknya yang cantik!!"
"Kamu ini!! sudah, berangkat sana!"
"Da bu..!!"
Sinta meninggalkan rumah untuk pergi ke kampus.
Di kampus, Ariska nampak tengah gelisah. Sedari tadi, ia terus memperhatikan handphone yang digenggamnya. Dari tadi malam, tak kunjung ada sms dari Adit. Hatinya mulai resah. Ada apa dengan Adit? Apakah Adit baik-baik saja? Ia mencoba untuk menghubungi nomor Adit, tapi tak ada jawaban sama sekali. Kemana Adit?
Ariska cemas jika ada kejadian yang buruk menimpa Adit. Sesaat kemudian, ia mulai berdoa agar Adit sehat selalu.
"Ya Tuhan, semoga Adit baik-baik saja.." kata Ariska.
"Percuma aja.." kata seseorang dengan tiba-tiba.
Ariska menengok ke arah suara itu. Ternyata Vira dan teman-temannya sudah berdiri di belakang Ariska.
"Vira?"
"Gue bilang percuma. Cowok lo lagi selingkuh!" kata Vira sinis
"Apa maksud kamu? Aku tau Adit, kita sudah pacaran 6 tahun. Adit nggak mungkin ngelakuin itu."
"Ya ampun Ris, ada ya cewek naïf kayak lo..!" kata Cella
"Ini..!" kata Vira sambil menyodorkan beberapa lembar foto kepada Ariska.
Ariska melihat foto-foto itu. Hatinya seketika hancur lebur melihat apa yang ada dihadapannya. Ia menganga tak percaya. Dalam foto itu, ia melihat kekasihnya sedang berdua bersama gadis lain.
"Nggak.. Nggak!! Ini pasti bohong! Ini hasil rekayasa kamu kan?" kata Ariska sambil menangis
"Buat apa juga gue bohong. Nggak ada untungnya buat gue!"
Ariska masih terupukul atas apa yang terjadi. Masih sulit ia menerima apa yang telah terjadi. Pil pahit yang beberapa bulan lalu pernah ia rasakan, kini terasa lagi! Ariska terkadang lelah dengan semua sikap Adit yang terkadang melupakan dirinya. Tapi, karena cinta Ariska untuk Adit sudah terlalu besar, ia tak dapat marah pada Adit. Ia rela disakiti, sesakit apapun! Padahal, Adit bukanlah tipe cowok metropolis yang cakep, keren, tajir.. Terkadang juga Adit sok kecakepan, sok keren.. Tapi itulah yang membuat Ariska semakin jatuh hati pada Adit. Hatinya telah dimiliki Adit seutuhnya. Tapi, lagi-lagi Adit melakukan kesalahan yang sama lagi. Ariska tak tahu apakah ia bias memaafkan Adit atau tidak kali ini. Ia merasa perih yang tak terperi lagi. Hatinya sudah terkoyak.
"Buka mata lo Ris! Dia itu cowok playboy kampungan! Sudah saatnya lo lepasin dia!" kata Cella
"Iya Ris.. Dia selalu sakitin kamu kan? Kamu pantas dapet yang lebih baik dari dia." Kata Nona
"That's not a good boy! Handsome, no. Please open your eyes, Ris!" kata Jessi
"Tapi hati aku udah milik Adit.. Aku nggak bisa hidup tanpa dia. Dia itu separuh napas aku. Aku nggak mau kehilangan dia.." ujar Ariska lirih dan terkesan pasrah.
"Gue ngelakuin ini semua karena lo itu pernah jadi bagian dari kita. Kalo lo mau, gue mau bantuin lo buat nyingkirin cewek itu dari kehidupan Adit dan lo. Lo mau?"
Vira mengulurkan tangannya ke arah Ariska. Ariska hanya melihat tangan itu. Ia meragu. Tapi, ini sudah keterlaluan! Ia harus bertindak!
"Deal?"
Ariska mulai menyambut tangan Vira...
Apakah Ariska akan menerima bantuan Vira untuk menyingkirkan Sinta? Tunggu jawabannya di CINTA DAN BENCI eps 11!!
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DAN BENCI [COMPLETED]
RomanceSinta menyukai Adit yang ternyata sudah memiliki kekasih.