Ariska membuka matanya perlahan. Ia mendapati dirinya tengah terbaring di sebuah tempat tidur yang empuk. Ia juga melihat Adit berdiri di depannya dengan wajah yang cemas.
"Ris.."
"Adit? Aku kenapa?"
"Kamu pingsan tadi di luar rumah aku. Untung aku segera dateng. Coba nggak..."
"Makasi Dit. Kamu sudah tolong aku."
"Ini minum dulu!" Adit memberi Ariska segelas air putih. Ariska meneguk air itu hingga habis. Rupanya ia benar-benar kehausan.
"Terima kasih Dit."
"Kamu ini sebenernya kenapa?"
Ariska tak menjawab pertanyaan Adit. Ia langsung memeluk tubuh Adit.
"Adit.. Maafin aku. Aku sudah nggak percaya sama aku! Aku sudah melanggar janji aku sendiri.. Maafin aku."
"Loh? Ini kenapa Ris?"
"Maaf... Aku nggak pengen berpisah dari kamu. Aku mau selalu ada di sisi kamu. Tolong jangan pergi dari aku."
Adit terdiam. Ia tak mampu berkata lagi. Ia hanya menghela nafas.
"Dit, bilang sama aku kalo kamu nggak bakal ninggalin aku!"
Adit tidak menjawab kata-kata Ariska.
"Adit, kenapa kamu nggak jawab?"
"Maaf..."
"Maaf? Apa arti kata maaf itu Dit?"
Adit semakin memeluk Ariska erat.
"Maaf.. Aku bukan cowok yang baik buat kamu Ris. Aku cowok yang jahat! Aku cowok yang kejam!!"
"Nggak Dit.. Kamu cowok yang terbaik buat aku. Aku senang bisa menghabiskan 6 tahun terakhir ini bersama kamu. Aku bahagia Dit. Kalaupun sekarang aku mati, pasti aku akan tersenyum karena aku mati di samping kamu..."
"Nggak.. Kamu nggak boleh ngomong seperti itu Ris."
Adit teringat hadiah jam tangan untuk Ariska yang ia beli di mall.
"Oh ya Ris. Aku ada hadiah untuk kamu..." Adit mengambil jam tangan itu di plastik yang ia letakkan di atas meja di kamarnya.
"Apa ini?" tanya Ariska
"Kamu bukan saja.."
Ariska membuka perlahan kotak itu. Ternyata isinya sebuah jam tangan yang cantik berwarna silver. Ariska terkejut. Ia menganga tak percaya. Ia senang bukan main.
"Adit???" kata Ariska sambil memandang Adit
Adit memperlihatkan jam tangan yang ia kenakan. Ternyata motifnya mirip.
"Adit.. Aku nggak nyangka."
"Coba kamu pakai. Cocok tidak?"
Ariska segera memakai jam tangan itu di pergelangan tangannya. Ternyata cocok!
"Wah, Adit.. Terima kasih."
"Ris, coba lihat ini.."
Adit mendekatkan jam tangan miliknya pada jam tangan Ariska, ternyata, di salah satu bagiannya, terbentuk jantung. Ariska semakin bahagia melihat itu..
"Ya ampun.. Adit!!"
"Ini hadiah 7 tahun kebersamaan kita. Aku mau kamu menyimpannya sampai tua nanti..."
"Pasti Dit! Aku pasti menyimpannya baik-baik! Nanti kalau aku mati, aku pasti akan pakai jam tangan ini."
Ariska tersenyum lebar. Ternyata Adit benar-benar masih mempedulikannya. Ternyata Adit ke mall ingin membelikan Ariska hadiah ini. Ariska sungguh merasa sangat amat teramat bersalah pada Adit karena telah mencurigainya yang bukan-bukan.
"Oh ya Dit. Nanti kamu mau nggak datang ke Pantai Seribu?"
"Hah Pantai Seribu?"
"Iya. Aku mau merayakan 7 tahun kita di sana. Aku tunggu kamu jam 6 ya? Kita bakal lihat sunset, sama seperti waktu kita jadian dulu.."
"Baik Ris."
Adit memandangi Ariska. Mungkin nanti adalah saat yang tepat untuk mengutarakan semua yang ada di hati Adit. Ya!! Semuanya harus Adit ungkapkan!!
Apa yang akan diungkapkan Adit? Tunggu jawabannya di CINTA DAN BENCI eps 71!!!
-----BERSAMBUNG-----
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DAN BENCI [COMPLETED]
RomanceSinta menyukai Adit yang ternyata sudah memiliki kekasih.