Adit dan Sinta telah sampai di depan gang rumah Sinta.
"Dit, makasih ya.."
"Sama-sama."
"Aku masuk dulu ya..."
Adit mengangguk. Sinta pun berjalan menjauhi Adit. Baru beberapa langkah, Sinta sudah menoleh ke belakang lagi. Ia tersenyum pada Adit. Adit membalas senyum Sinta sambil melambaikan tangannya. Sinta tersenyum malu. Ia bergegas masuk ke dalam rumahnya.
Adit bernapas lega. Kemudian ia sadar, sedari tadi hanphonenya terus berbunyi. Adit segera mengambil hanphonenya dari saku. Ada 14 missed call dari Ariska. Adit sadar bahwa Ariska masih ada di rumah sakit!!! Adit buru-buru balik ke rumah sakit. Ia memacu motornya sampai kecepatan 80 km/jam.
Namun, karena terlalu cepat tanpa sengaja motornya menyenggol gerobak bakso yang ada di pinggir jalan. Gerobak itu jatuh dan semua isinya tumpah. Beruntung Adit tak jatuh dari motornya. Si pemilik gerobak langsung mendatangi Adit dan meminta ganti rugi.
"Hai!!! Bagaimana ini?? Gerobak saya... Hancur sudah dagangan saya! Kamu!! Kamu haru ganti rugi!!!"
"Ba.. baik pak! Bapak tenang dulu!"
"Ayo cepat kamu ganti rugi! Kalau tidak, saya laporin polisi kamu!!!"
"Iya pak. Tunggu sebentar. Maaf.."
Adit merogoh dompet di sakunya. Hanya ada selembar uang limapuluh ribuan. Ia ingat tadi sewaktu di rumah sakit uangnya sudah dipakai untuk membayar obat Ariska.
"Pak, segini cukup?" tanya Adit sambil menyodorkan uang limapuluh ribu itu.
"Kamu bercanda??! Masa gerobak saya dan semua dagangan saya dihargai limapuluh ribu??! Kamu mau saya laporin polisi? Mana polisinya? Kenapa nggak ada polisi di pos itu??" kata pedagang itu sambil marah-marah.
"Pak.. Bapak tenang dulu. Saya nggak bawa uang. Tapi saya pasti ganti rugi! Saya mau ambil uang dulu di rumah ya..."
"Kamu mau bohongi saya? Kamu mau kabur? Begitu? Tidak bisa!"
"Aduh, gimana ini? Ariska pasti lagi nunggu.. Pak, ini KTP saya. Bapak pegang saja dulu. Saya pulang ambil uang untuk ganti rugi."
"Nggak bisa!!"
"Tapi pak, saya sekarang nggak bawa duit! Jadi saya mau ganti rugi pake apa? Pake daun? Pak, percaya saya! Saya pasti kembali!!"
"Rumah kamu dimana?"
"Di Grogol pak."
"Mana jauh lagi rumahnya.."
"Pak, saya minta maaf. Tolong... Percaya sama saya."
Adit memohon.
"Baiklah. Saya kasih waktu satu jam. Kalau satu jam kamu belum datang, saya lapor polisi!"
"Baik pak. Terima kasih. Bapak bisa pegang ucapan saya!!"
Adit segera meninggalkan daerah itu dan kembali pulang. Jaraknya cukup jauh. Adit ngebut namun lebih berhati-hati agar tidak menabrak lagi.
Sesampainya di rumah, ia segera mengambil uang cadangan yang ada di lemari kamarnya dan hendak pergi kembali. Namun...
"Adit, kamu mau kemana??"
"Tante Ratih?"
"Dit, anterin tante ke salon!!"
"Nggak bisa sekarang tante. Adit harus bayar ganti rugi gerobak bakso yang Adit tabrak tadi."
"Ya ampun!! Kamu nabrak??"
"Iya tante. Sori ya.."
"Tante sudah janji sama temen tante! Kamu harus anterin tante! Tante nggak mau tau!!!"
"Oke. Oke. Adit bakal anterin tante tapi Adit bayar uang ganti ruginya dulu ya.."
Adit dan Tante Ratih pun pergi. Mereka pergi ke tempat pedagang bakso tadi.
"Pak, ini uang ganti ruginya..." kata Adit sambil menyerahkan beberapa lembar uang seratus ribuan. "Bagaimana pak, cukup?"
"Iya cukup dek. Terima kasih ya.. Oh ya, ini KTPnya."
"Sama-sama pak."
Setelah membayar uang ganti rugi, Adit mengantar tantenya ke salon. Sesampainya di salon...
"Eh, mau kemana kamu?"
"Tante.. Ada orang yang lagi nunggu Adit!"
"Siapa? Ariska?? Sudah, kamu tungguin tante! Siapa tahu tante bosan, terus mau cepet-cepet pulang.."
"Alasan tante nggak masuk akal! Kenapa sih tante pengen banget pisahin aku sama Ariska?"
"Dari awal tante juga sudah nggak setuju kamu berhubungan sama dia! Sudah, kamu jangan banyak melawan! Ayo cepat kamu masuk!!"
Adit terpaksa masuk ke dalam salon.
"Maafin gue Ris..."
Adit menunggu di salon. Ia terpikir untuk menelpon Ariska. Tapi... handphonenya Low bat.
"Anjrit!! Kenapa hari ini begitu sial???!!!!!!" maki Adit
Setelah 3 jam kemudian, Tante Ratih selesai. Adit mengantar Tante Ratih pulang dan kembali ke rumah sakit. Adit melirik jam. Ternyata sudah pukul 5 sore...
Di rumah sakit, Adit mencari Ariska di kantin. Ia melihat Ariska tengah tertidur di meja kantin. Adit sangat merasa bersalah pada Ariska. Sudah 5 jam ia biarkan Ariska menunggu dirinya seorang diri. Adit sungguh merasa tidak becus jadi seorang cowok. Perlahan-lahan Adit mendekati Ariska. Ia menggucangkan tubuh Ariska dengan lembut.
"Ris.. Ris.. Bangun Ris. Ayo kita pulang."
Ariska terbangun dari tidurnya.
"Adit?? Adit..." Ariska memeluk Adit erat. "Kamu kemana aja Dit? Kenapa kamu lama banget? Kamu baik-baik aja kan?" tanya Ariska yang begitu khawatir dengan keadaan Adit.
"Aku baik-baik aja Ris.. Maafin aku ya. Aku udah buat kamu nunggu selama ini."
"Nggak kenapa Dit. Demi kamu, aku rela Dit.. Aku rela nunggu berapa lama pun aku rela Dit." kata Ariska sambil menitikkan air mata.
"Maafin aku Ris.. Aku nggak berguna jadi cowok...." Adit ikut menangis.
"Kamu tadi kemana aja Dit? Kenapa kamu nggak angkat telpon aku?"
"Tadi, aku... Aku nganter Sinta."
"Nganter Sinta? Kenapa kamu nggak kasih tau aku dulu? Aku khawatir sama kamu..."
"Maafin aku Ris.. Harusnya aku kasih tau kamu dari awal. Handphone aku low batt."
"Yang penting kamu nggak kenapa kan?"
"Tadi... Tadi aku sempet nabrak dagang bakso. Makanya aku telat ke sini."
"Apa??! Kamu nabrak?? Terus, kamu nggak kenapa kan? Ada yang luka??" Ariska begitu panik mendengar Adit menabrak.
"Nggak. Beruntung aku nggak kenapa. Sialnya setelah aku ke rumah ngambil uang ganti rugi, tante Ratih nyuruh aku buat nganterin dia ke salon.."
Ariska diam.
"Maafin aku ya Ris. Aku bener-bener minta maaf. Aku nggak akan ngulangin ini lagi!"
"Udah aku bilang nggak kenapa Dit. Aku yakin kamu bakal datang. Makanya aku rela nunggu kamu di sini 5 jam. Aku sayang kamu Dit.. Cinta itu yang membuat aku bertahan sampai sekarang. Aku cinta kamu Dit, melebihi apapun yang ada di dunia ini..."
"Aku juga Ris.."
Adit memeluk Ariska. Ia begitu tersentuh. Tapi entah mengapa semakin ke sini, rasa cinta Adit pada Ariska memudar.. Bahkan saat Adit memeluk Ariska sudah tidak terasa apa-apa lagi.. Semuanya terasa hambar..
"Dit, aku mau ke suatu tempat. Kamu mau nganterin aku nggak?"
"Tentu. Kenapa nggak? Kamu mau ke mana?"
Ariska menatap mata Adit..
Mau kemanakah Ariska? Jawabannya hanya ada di CINTA DAN BENCI eps 38!!!
-----BERSAMBUNG-----
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DAN BENCI [COMPLETED]
RomanceSinta menyukai Adit yang ternyata sudah memiliki kekasih.