EPISODE 43

99 2 0
                                    

"Gimana hasilnya?" tanya Sinta

Adit diam. Perlahan-lahan senyumnya mulai mengembang!

"Gue diterima Sin!!!! Gue diterima!!!!!!! Gue bakal kuliah di Australia!! Gue bakal kuliah di AMI Education di Victoria!!!"

Hati Sinta langsung membeku seketika. Perasaannya bercampur aduk antara senang dan sedih. Ia tak tahu perasaan yang mana yang harus ia tunjukkan pada Adit.

"Wah, selamat ya Dit." kata Sinta dengan ekspresi datar.

"Makasih Sin. Ini semua juga berkat lo! Berkat doa lo!!"

Sinta diam. Perasaannya masih kacau balau.

"Sin, hari ini gue traktir makanan Jepang yang dulu pernah gue janjiin sama lo!"

"Hah? Kamu masih inget aja. Nggak usah Dit. Nggak perlu." kata Sinta sungkan

"Udah, anggep aja gue bayar doa lo. Ayo!! Gue tau restoran Jepang yang paling enak di Jakarta!"

Akhirnya Sinta ikut Adit.

Mereka segera pergi ke restoran Jepang yang ada di daerah Kemayoran.

"Ya ampun Dit, jauh banget!"

"Udah, yuk masuk!" ajak Adit

Adit dan Sinta masuk ke dalam restoran itu. Mereka duduk di sebuah bangku yang dekat dengan koki.

"Siang. Hari ini kami spesial mengadakan atraksi memasak." kata sang koki

"Oh ya? Wah.." kata Sinta yang begitu terlihat senang

"Mau masak apa?" tanya Adit

"Ayam teriyaki, sushi, dan tauge."

"Tauge?" tanya Sinta heran

Sang koki mulai memasak. Gayanya benar-benar lihai. Terlihat sang koki mirip Chef Master Juna.. Tapi itu cuma sekilas... Pertama, koki itu memotong daging ayam. Tangannya begitu cepat dan terampil. Ia seperti bukan sedang memotong, melainkan tangannya seperti menari. Sungguh indah! Sinta terkagum-kagum.

Ayam mulai dimasak di atas wajan flat yang ada di depan Sinta. Asapnya mengepul. Koki mulai menuangkan minyak, dan bumbu teriyaki. Ketika dimasak, dari wajah muncul api. Sontak Sinta kaget dan langsung memeluk Adit. Beberapa detik setelah memeluk Adit, Sinta sadar. Ia segera melepas pelukannya di tubuh Adit.

"Maaf.."

"Nggak kenapa, Sin."

Dalam sekejap, ayam teriyakinya telah tersaji.

"Aku nunggu hidangan yang lain dulu, boleh? Aku masih mau lihat chef masak.." kata Sinta sambil tersenyum.

"Oh, tentu saja boleh! Makanan selanjutnya Sushi."

Kali ini koki memasak sushi. Awalnya ia meratakan nasi putih, selembar nori, daging kepiting, dan udang.. Tak lupa ia member bumbu khas. Setelah semua bahan tersusun rapi, koki menggulung sushi itu membentuk tabung.

"Nah, setelah ini tinggal ditambahkan ikan dan apokad." kata koki

Koki itu mulai memotong apokad dan ikan salmon yang masih segar. Tangannya begitu cekatan mengiris daging menjadi lembaran-lembaran tipis. Setelah semuanya selesai, koki itu mulai menyusun apokad dan ikan berselingan di atas gulungan sushi. Dan terakhir sushi dipotong menjadi beberapa bagian.

"Nah, sudah jadi. Silakan dinikmati.." kata koki

Sinta bertepuk tangan. Ia sungguh takjub melihat keahlian sang koki.

"Chef, kapan-kapan ajari saya masak ya? Saya juga mau."

"Oh tentu! Sekarang juga bisa. Ayo!!"

"Serius?"

"Iya."

Koki itu menyuruh Sinta untuk membantunya membuat masakan ketiga. Sinta langsung mengenakan apron yang telah disediakan dan segera membantu koki.

"Chef, apa yang bisa saya lakukan?" tanya Sinta

"Kamu pernah masak masakan Jepang sebelumnya?"

"Nggak. Bahkan masakan Indonesia pun saya belum begitu mahir. Kalo ibu saya pinter sekali masak. Tapi nggak nurun ke anaknya. Hehe.." kata Sinta sambil cengengesan

"Oke. Kalo gitu, kamu coba masak taugenya. Ini.." kata koki sambil memberikan spatula ke Sinta

Sinta berusaha memasak. Ia membolak balik tauge yang sudah ada di wajan.

"Tambahkan garam dan merica. Juga lada putih.." kata koki

Sinta menambahkan bumbu-bumbu sesuai dngan takaran yang telah diberitahu koki. Tapi, Sinta memberi garam terlalu banyak.

"Aduh, gimana ini? Garamnya kebanyakan..." kata Sinta menyesal

"Tenang.. Tidak terlalu banyak, kita tambahkan saja tauge secukupnya. Jadi rasanya nggak terlalu asin." kata koki

Tauge pun ditambahkan. Sinta kembali memasak.

"Eee... Masak tauge jangan terlalu lama. Kalau terlalu lama bisa-bisa vitamin yang ada di tauge itu hilang.." kata koki

"Oh, ini sudah chef?"

"Sudah."

Sinta kembali duduk di bangku untuk mencicipi makanan.

"Gimana masaknya?" tanya Adit

"Hhhmmm... Sedikit kesulitan sih. Tapi aku akan berusaha." kata Sinta

Tauge hasil buatan Sinta telah tersaji.

"Ini masakan lo?" tanya Adit

"Iya... Aduh, jangan dimakan deh. Nanti keracunan." kata Sinta malu

"Hahahahaha... Masak makan tauge saja bisa keracunan? Sini, biar gue coba!"

Adit mencoba masakan Sinta. Dan hasilnya...

"Enak juga."

"Yang bener?"

"Iya. Agak asin dikit sih. Tapi lumayan bagi pemula."

"Yee... Makasih ya."

Mereka berdua makan dengan lahapnya. Sinta begitu puas. Sakit hatinya tadi terbayar oleh traktiran dari Adit. Dirinya begitu senang! Adit memandang Sinta yang tersenyum simpul. Lega...

Bagaimanakah hubungan mereka selanjutnya? Tunggu CINTA DAN BENCI eps 44!!!

-----BERSAMBUNG-----

CINTA DAN BENCI [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang