"A... Aku mau..." kata Adit terbata-bata
"Mau apa Dit?" tanya Ariska
"Aku... Aku mau kuliah di Australia."
Ariska sangat terkejut mendengar perkataan Adit. Rasanya benar-benar seperti disambar petir!
"A.. Apa Dit? Kamu mau kuliah ke Australia?" tanya Ariska untuk lebih meyakinkan.
"Iya. Maaf Ris. Aku sembunyiin ini dari kamu. Aku dapet beasiswa untuk melanjutkan studi di sana. Sebenernya, sudah lama aku ikut test ini. Maaf karena aku nggak ngasih tau kamu."
"Dit.. Kenapa begitu jauh? Apa di Indonesia tidak ada kampus yang bagus dan cocok buat kamu? Kenapa harus sampai ke Australia??!"
"Maaf Ris. Ini sudah keputusan aku. Kamu tolong mengerti."
Ariska menangis sedih. Padahal, ia berharap Adit akan melamarnya saat itu. Tapi bukannya melamar, Adit malah bilang kalau dia akan pergi ke Australia...
"Kapan? Kapan kamu berangkat?" tanya Ariska
"Besok Ris. Besok pagi aku ke bandara."
Ariska lebih terkejut lagi mendengar kabar bahwa Adit akan pergi ke Australia besok pagi!!! Semuanya benar-benar menyakitkan.
"Dit.. Kenapa secepat itu? Kamu nggak pernah bilang apa-apa sama aku! Kenapa kamu sembunyiin ini dari aku Dit?"
"Maaf Ris. Aku belum menemukan waktu yang tepat. Apalagi setelah kaki kamu terluka kemarin.."
"Tapi Dit, apakah ini waktu yang tepat??! Kamu pikir sekarang tepat? Saat aku bahagia.. Kamu rampas kebahagiaan aku itu Dit!!"
"Maaf Ris. Tapi besok aku sudah berangkat.. Aku juga sudah menyiapkan barang-barang yang akan aku bawa."
"Lalu... Lalu bagaimana dengan hubungan kita? Aku nggak bisa jauh dari kamu Dit.. Aku mau terus selalu ada di sisi kamu!"
"Ris.. Itu juga... Aku ingin mengatakan sesuatu sama kamu."
"Kamu mau ngomong apa Dit?"
"Aku.. Aku ingin kita putus.... Maaf."
Kali ini benar-benar berita yang amat buruk bagi Ariska!!!! Setelah ia mendengar kabar Adit akan pergi ke Australia, ia harus menerima kenyataan kalau Adit akan berangkat besok, dan kini... Kini ia harus menerima kenyataan bahwa kisah cintanya bersama Adit berhenti sampai di sini... Sudah jatuh tertimpa tangga pula.. Peribahasa itu mungkin cocok untuk suasana hati Ariska saat ini.
Padahal baru beberapa menit yang lalu ia bersenang-senang bersama Adit. Melihat sunset bersama, makan bersama, bernyanyi bersama.. Ia merasa bahwa dirinya sudah berada di surga, kini harus dibanting lagi ke neraka. Sungguh menyakitkan!!! Rasanya mungkin jauh beribu-ribu lebih sakit daripada dibunuh sekalipun..
"A... apa??"
"Iya Ris. Aku minta maaf. Semoga kamu mengerti Ris. Semoga kamu cukup dewasa menerima keputusan ini..."
"Nggak Dit... Nggak mungkin!!!!! Dit, bilang kalo kamu cuma bercanda Dit! Bilang kalo kamu cuma bercanda tadi Dit..." ujar Ariska lirih. Rasanya, tenaga Ariska habis. Otot-otot di seluruh tubuhnya melemas. Bahkan untuk duduk saja ia rasa sudah tak mampu lagi!
"Maaf Ris. Aku juga berat. Tapi aku harus jujur! Gimanapun kalo jujur pasti lebih baik. Aku nggak bisa bohongi hati aku kalau.. Kalau aku sudah nggak cinta sama kamu."
"Dit... Mana bisa seperti itu?"
"Ris, semoga kamu bisa dapetin cowok lain yang lebih baik dari aku. Yang lebih pengertian dari aku. Yang lebih setia dari aku. Yang lebih menyayangi kamu lebih dari aku menyayangi kamu."
"Dit... Kenapa kamu lakuin ini sama aku? Kamu sama aja sudah membunuh aku Dit. Lebih baik kamu bunuh aja aku supaya aku nggak menderita! Aku nggak bisa... Aku nggak bisa jalani hidup tanpa kamu Dit. Aku nggak akan kuat." kata Ariska. Hatinya benar-benar terasa sakit! Rasanya seperti diiris-iris oleh sebilah pisau yang amat tajam! Kata-kata putus Adit begitu menusuk gendering telinganya. Air matanya terus menetes bak pipa air yang patah..
"Aku harap kamu mengerti Ris. Kamu pasti dapetin cowok yang jauh lebih baik, lebih cakep dari aku."
"Aku nggak peduli kamu cakep atau nggak. Bahkan kalau muka kamu rusak sekalipun, aku tetep mau sama kamu. Aku nggak mungkin tinggalin kamu. Karena hati aku sudah milih kamu."
"Ris.." Adit memegang tangan Ariska yang dingin. "Ris, maaf. Lepaskanlah aku.."
"Dit, untuk apa perjuangan aku selama ini? Selama 6 tahun aku berjuang demi cinta kita. Masalah Fandi, masalah Erina, dan masalah-masalah lainnya.. Aku bertahan untuk kamu! Aku sudah memberikan semuanya untuk kamu Dit. Tapi kenapa kamu mau pisah dari aku?"
"Aku berterimakasih karena kamu udah pernah jadi bagian hidup aku yang terindah. Terima kasih atas 6 tahun itu. Terima kasih kamu sudah mau mencintai dan bertahan demi cowok seperti aku. Tapi kamu juga harus bisa terima kanyataan kalo aku sudah nggak bisa lagi sama kamu."
"Dit, apa ada cewek lain?"
Adit tak menjawab.
"Adit, kamu jawab pertanyaan aku. Apa ada cewek lain yang ada di hati kamu?
Adit tak ingin berbohong. Ia juga tak ingin menyimpannya terlalu lama.
"Dit, kamu bilang sama aku. Apa ada cewek lain? Cewek itu seperti apa? Apa dia lebih cantik dari aku?"
"Ya! Memang bener ada cewek lain yang ada di hati aku. Dan aku mau menjaga dia sepenuh hati aku!"
"Aku tau siapa orangnya?"
"Iya. Dia adalah... Dia adalah..."
"Sinta kah??"
Adit mengangguk.
Hati Ariska hancur!! 4 kali! Itu sudah cukup membuat hati Ariska berubah menjadi serpihan-serpihan atom kecil yang ukurannya seribu kali lipat lebih kecil dari debu! Ini begitu menyakitkan!!
"Nggak.. Nggak mungkin!!!!" Ariska memekik
Ariska tak kuat menerima kenyataan ini! Ia tak kuat lagi!! Ariska pun segera beranjak dari tempat duduknya.
"Ris.. Ariska!! Kamu mau kemana?" teriak Adit.
Adit menyusul Ariska yang berlari menuju pantai. Ariska berlari dengan kencang. Ia berlari menuju lepas pantai. Ia berlari melawan arus ombak air laut yang begitu dingin. Ia terus berlari. Tak peduli kakinya yang sakit karena menginjak bebatuan pantai yang tajam. Ia terus berlari!
"Ariska!! Jangan ke situ! Bahaya!!!"
Ariska tak mempedulikan teriakan Adit. Ia terus berlari menuju laut yang dalam. Ombak yang begitu besarnya ia kalahkan. Ariska terus berlari. Sampai air laut sudah setinggi lehernya..
Apakah Ariska berhasil bunuh diri? Tunggu jawabannya di CINTA DAN BENCI eps 73!!!
-----BERSAMBUNG-----
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DAN BENCI [COMPLETED]
RomanceSinta menyukai Adit yang ternyata sudah memiliki kekasih.