Tentang ingatan yang sama sekali tak ingin kulupakan; bab keenam.
Hari berlalu. Di persimpangan jalan itu, aku menunggu kamu yang entah datang kembali atau tidak. Semuanya menggantung tanpa kepastian. Aku, yang tidak pernah lelah menunggu kamu, perlahan mulai disadarkan; bahwa tidak ada seorangpun yang akan menetap selamanya. Termasuk kamu.
Aku menengadah, kemudian memejamkan mata. Kurasa bahuku disentuh. Tangan ini ... tangan yang sudah lama aku rindukan.
"Kamu?" Akhirnya aku membuka suara.
"Malam ini cukup untuk mengetahui kabarmu baik-baik saja tanpa aku," balasmu kemudian tersenyum. Senyum ini berbeda dari senyum yang kamu beri di hari-hari lalu. Rasanya lebih tenang.
"Kamu nyata?" tanyaku lagi.
"Sayang, aku tidak dapat lagi menjagamu di sini. Aku hanya bisa mengawasimu dari atas sana." Kemudian kamu menunjuk langit. Tenang. Wajahmu sangat tenang. Tak ada raut sedih sama sekali.
Dan pada saat aku membuka kelopak mataku, sosokmu yang tadi ada di depanku sekarang menghilang. Hilang secepat mata mengedip.
--Zharia_zh
12 Desember 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kamu, Senja Dan Masa Lalu
PoetryBukan rasa yg telah hilang dan mati Bukan cinta yg tak setia lantas pergi Tapi kesetiaan yg telah terkhianati Kisah pun ikut terkubur di dalam peti Lantas apa yang terjadi? Semua seakan bak misteri Kisah cinta yang saling menyakiti Sebuah perasan y...