Permpuan Dan Perasaan

20 2 0
                                    

Perempuan yang kau lukai itu masih mencintaimu.

Setelah kepergianmu, isi dalam kepalanya belum banyak berubah. Sedikit banyak, kau masih dunianya. Ia mungkin akan diam, memendam. Remuk redam.

Perempuan itu akan menghabiskan banyak malam dan subuh untuk merenungi menerima jika selamanya versi kalian ternyata semu.

Ia akan menangis, akan patah tiap mengenang kenangan manis. Kau tiba-tiba dapat hadir di mana-mana, meski hanya lewat lagu yang tak sengaja didengarnya.

Perempuan yang kau lukai itu kau biarkan jatuh cinta padamu sejadi-jadinya sampai tidak ada cinta yang tersisa bagi dirinya.

Kau menganggap jika segala yang usai adalah selesai. Seolah hubungan tak lebih dari sebuah senter yang mempunyai tombol nyala-mati untuk baterai.

Perempuan yang kau lukai itu kau biarkan pulih sendiri. Kau menganut paham jika mantan adalah lawan. Tidak mau tahu sebesar apa kehilangan yang kau timbulkan.

Perempuan yang kau lukai itu suatu hari nanti akan sembuh, tanpa campur tanganmu. Tanpa bayangmu yang hanya membuat makin sendu.

Kau lari, pergi, tak peduli.
Tak perlu kembali.
Ia yang sepenuhnya sembuh tak mungkin patah karenamu lagi.

Perempuan yang kau lukai itu nanti hanya akan mengenangmu sebagai satu sosok dari masa lalu. Tak lebih, tak seberapa berarti.

—🧸
entah apa yang kamu pikirkan hari itu
semudah itu kau mengucapkan kata pisah
dengan alasan kau ingin sendiri
kau memutuskan untuk pergi
sedangkan aku terdiam mematung
jantungku rasanya tidak berdetak lagi
otakku ingin pecah
seperti ada belati yang menusuk tajam dadaku
apakah tak berarti bagimu?
hari-hari yang telah kita lewati
lagu-lagu yang kita nyanyikan
tempat-tempat yang kita kunjungi
obrolan-obrolan tentang masa depan
kalimat “aku tidak akan pergi”
kalimat “aku takkan meninggalkanmu”
kalimat “aku sayang padamu selamanya”
apakah semua itu tak berarti?

aku sangat marah padamu
kau dengan mudahnya meninggalkanku setelah apa yang telah kuperjuangkan dan apa yang kuberikan padamu.

dihari kau meninggalkanku rasanya aku ingin teriak, berlari sekencang-kencangnya menemuimu dan berkata “jangan pergi”
namun kenyataannya bahkan aku tak mampu mengetik kalimat “jangan pergi” membalas pesanmu.

dihari kau meninggalkanku rasanya aku ingin mati saja. andai saja bisa kucabut hatiku, pasti sudah kucabut.

detik-detik, menit-menit, jam-jam, hari-hari berikutnya menjadi sangat berat tanpamu
tak ada pesan singkat darimu setiap pagi.

mungkin bagimu mudah meninggalkanku demi dia,
namun bagiku ini sangatlah sulit.

tak bisakah kau kembali?
aku lelah,
aku lelah berpura-pura aku baik-baik saja tanpamu
aku tak pernah baik-baik saja tanpamu
hatiku menganga tanpamu.


Sebenarnya aku sudah tidak ingin menceritakan tentangmu lagi. Tapi entah bagaimana cara menghilangkan segala hal yang masih terasa dekat dan melekat walau kenyataannya diantara kita sudah ada sekat.

Aku masih ingat betul awal pertemuan kita, masih juga sering tertawa bilamana mengingat bagaimana semesta dengan lucunya ingin mempertemukan kita lagi untuk kali kedua.

Kamu yang selalu menyebalkan namun anehnya, denganmu aku merasa bahagia.

Aku merindukan waktu dimana kita dengan gampangnya saling melontarkan canda dan tawa, kita yang sering membahas segala hal-hal kecil yang bahkan tidak penting. Namun kini hanya sekedar ingin tahu kabarmu pun terasa sulit.

Sebenarnya aku bisa saja dengan mudahnya mengirim pesan rindu untukmu namun disetiap aku mau, aku berusaha untuk tidak.

Kini jika rindu datang menghampiri aku hanya bisa mendengarkan sebuah nyanyian dari pesan suaramu yang masih saja aku simpan dalam memori.

Kadang aku ingin sekali saja dapat melihat apa yang ada dalam pikiranmu, apa yang kamu rasa dalam hatimu. Tak jarang juga aku ingin bertanya pernahkah ada aku di sana? pernahkah kamu merindukanku bahkan sesaat?

Kalau mengingat lagi apa yang pernah kita lalui, bukankah kita pernah sedekat ini?
Bukan, bukan seperti kita yang sekarang. Sekarang, aku dan kamu seperti dua orang yang bahkan seperti tidak saling kenal.

Kemudian tanyaku, apakah aku dan kamu adalah sebuah kebetulan yang sebenarnya hampir saling membahagiakan?

—🌻

Tentang Kamu, Senja Dan Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang