Tentang Kamu, Senja Dan Masa Lalu

Kini Aku Sudah Terbiasa

Kini, aku sudah terbiasa.

Saat membuka bola mata di pagi hari tanpa pesan singkat darimu,
Saat notif ponselku tak lagi terpenuhi oleh perhatianmu.
Ya, kini aku sudah terbiasa.

Tak ada lagi kata,
Selamat pagi,
Hingga semoga mimpi indah.
Atau pun sekedar menanyakan sudah makan?

Ya, entah sejak mulai kapan aku sudah terbiasa tanpa dirimu.
Yang aku tahu, berada pada titik ini tidaklah mudah.
Atas apa usahaku untuk sebuah kisah yang pernah indah.

Memang benar,
Seperti meminum pil pahit, awalnya terasa pahit, namun pada akhirnya menyembuhkan.
Seperti itulah analogi sebuah keikhlasan.

Kini, aku sudah terbiasa.

Saat ada yang bertanya tentangmu kepada diriku.
Aku hanya bisa tersenyum sembari berkata,
Aku hanya ingin berdamai dengan takdirNya.
Aku hanya ingin sabar dan ikhlas atas ketetapanNya.

Atas bahagia dan luka yang pernah aku rasakan.
Setidaknya aku bisa belajar,
Apa itu cinta, yang benar.

Ya,
Ku akui, luka memang menjadi titik awal perubahanku.
Guru terbaik memang belajar dari sebuah kesalahan.

Kini, bukan aku mati rasa.
Bukan aku harus melupakan atau belum melupakan nama yang pernah tertera.
Kembali lagi.
Aku hanya ingin sabar menerima ketetapanNya.

Jika sapa sudah tak lagi ada.
Jika perhatian sudah tak menggema.
Jika tawa tak lagi pernah kudengar ditelinga.

Kini, aku sudah terbiasa.

Atas nama masa lalu.
Aku tak tahu episode selanjutnya yang akan Sang Pencipta suguhkan kepadaku.

Jika memang kau lah yang ditakdirkan untukku.
Ya,
Kembalilah.
Namun bukan pada cinta yang salah.
Aku siap menerimamu dengan cinta yang telah diridhoiNya.
Dengan iman yang lebih baik dari sebelumnya.

Jika memang tidak, aku yakin Semesta mempunyai rencana terbaikNya.
Entah kau akan bersatu dengan seseorang yang lebih baik dariku atau aku yang akan disatukan dengan seseorang yang lebih baik darimu.

Ya, memang benar.
Atas segala sesuatu yang pernah ada lalu tiada.
Kini, aku sudah terbiasa.
.

-Zharia_zh