Saffa mengurung dirinya di kamar. Ia masih sebal dengan mamanya yang dengan mudahnya mengatur jadwal kencannya dengan pria-pria yang tidak dia sukai.
Ini sudah yang kali keempat setelah tiga kalinya berakhir dengan bringas. Ketiga pria yang ditemui Saffa setelah makan malam selalu berakhir dengan mengumpat pada gadis cantik berwajah kecil tersebut.
Dengan raut wajah dinginnya, Saffa tidak segan-segan menumpahkan kopi panas pada pria teman kencannya, menyiramkan sup kepakaiannya hingga melayangkan tendangan pada tulang kering pria yang katanya bersikap kurang sopan padanya selama pertemuan.
"Ya kamu maunya pria yang kayak apa fa, jadi mama bisa carikan," kata Kiandra yang sudah teramat gemas pada putri semata wayangnya.
"Ya nggak usah dicarikan ma, Saffa masih muda, Saffa bisa cari sendiri," bantahnya yang masih disertai sabar mengingat Kiandra adalah mamanya.
Kiandra yang masih sibuk memotong daun bawangpun menoleh pada Saffa, "masih muda kata kamu? Fa dengar ya, diusia kamu, mama itu udah nikah sama papa kamu dan buktinya kami sampai sekarang nggak ada masalah, padahal saat itu kami dijodohin."
Saffa yang ikut mengaduk sop disamping Kiandra terdengar mendecih pelan, "itukan karna papa ganteng ma, apalagi saat itu papa kerjanya udah jadi pilot, enak keren, lah ini mama ngapain nyomblangin Saffa sama anak tante Erni si tukang keker jalan?"
"Dia itu traveler Fa, bukan keker jalan." Kiandra mencoba membenarkan.
"Tetap aja, kerjaan nggak nentu, Saffa nggak suka."
"Ya udah sih kalo nggak suka sama yang itu, tapi sama yang ini harus mau ya," ucap Kiandra yang perkataannya lebih terdengar seperti penegasan.
Saffa mendesah berat sambil menatap malas Kiandra disampingnya, "malas ah ma, Saffa capek ih diatur-atur terus masalah cowok."
"Kapan, kapan mama ngatur, kamu disuruh nyari sendiri dapatnya malah kayak gitu, papa mama nggak suka." Protes Kiandra yang mengingat pria terakhir yang dikenal kan Saffa padanya, pria dengan cat rambut berwarna biru yang melihatnya saja sudah membuat Dimas berdzikir.
"Tapikan Zio baik ma, dia sayang tulus sama Saffa."
"Tulus pale lu, pokoknya mama papa nggak setuju kamu sama dia, warna rambut aslinya aja nggak dipertahankan sama dia apalagi kamu."
Percakapan itulah yang membuat Saffa mengurung dirinya dikamar dari jam makan malam hingga pagi.
Kiandra berjalan menaiki tangga dan berniat mengetuk pintu kamar putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Thing Called Love ✔️
ChickLit(FOLLOW SEBELUM BACA) (SEQUEL PERFECT CO-PILOT) ❤❤❤ Kata mereka Cinta bisa datang karena terbiasa. Para orang tua terdahulu kita juga sering mengatakan hal itu. Mereka bilang Cinta akan hadir pada dua hati selambat-lambatnya meski awalnya satu hat...