🍒🍒🍒
"Sekarang siniin ponsel aku, aku janji nggak bakal hapus."
"Boong, ntar di uninstall aplikasinya."
"Janji nggak bakal dihapus, tapi punya kamu siniin juga, biar kita sama-sama tau lokasi, kan kamu cuma ngatur punya aku."
Saffa menepuk tangan Alvin dengan tangannya yang kosong, "ntar, makan dulu baru aku kasih."
Sehari setelah kejadian Saffa mengikuti Alvin sampai ke panti asuhan, Saffa terus menerus nenutupi fakta jika ia punya aplikasi tersembunyi yang ia pasang di ponsel Alvin.
Saffa menyimpannya terlalu rapi sehingga Alvin si pemilik ponsel pun tak mampu mencari dimana istrinya itu meletakkan aplikasi pelacak tersebut.
Kini Alvin dan Saffa sedang berada disalah satu kafe untuk makan siang. Mereka sudah berjanji akan meluangkan waktu untuk makan siang bersama meski sama-sama sibuk.
"Aku dengar besok kamu mau pergi," kata Saffa sambil mengunyah spagetinya.
Alvin mengangguk, "baru mau bilang."
"Kenapa baru mau bilang, setau aku kamu pasti udah lama punya rencana."
Alvin terdiam seketika, ucapan datar Saffa membuat aktifitas makannya terhenti seketika.
Saffa masih menatap sang suami datar, "perginya sama siapa aja?"
"Sama yang lain, kan agenda rumah sakit."
Saffa mengangguk pelan dengan masih fokus ke piring spagettinya. "Aku boleh ikut?"
Alvin sontak batuk, Saffa sigap memberi segelas air pada suaminya tersebut sambil menepuk pelan punggung Alvin, "kagetnya pelan-pelan aja, nggak usah lebay."
"Ya kamu, selalu aja tiba-tiba."
"Aku kan nanya, aku boleh ikut apa enggak, gitu doang kaget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Thing Called Love ✔️
ChickLit(FOLLOW SEBELUM BACA) (SEQUEL PERFECT CO-PILOT) ❤❤❤ Kata mereka Cinta bisa datang karena terbiasa. Para orang tua terdahulu kita juga sering mengatakan hal itu. Mereka bilang Cinta akan hadir pada dua hati selambat-lambatnya meski awalnya satu hat...