🍒🍒🍒
Saffa memutuskan untuk menunggu Alvin diruangan kerjanya. Saat Saffa merebahkan tubuh lelahnya di kasur yang ada di ruangan tersebut, tiba-tiba terdengar suara seseorang masuk, mereka juga terdengar sedang berbincang.
"Eh lo lihat nggak tadi dokter Alvin tiba-tiba dateng, ganteng banget nggak sih kalo rambutnya basah gitu."
Saffa tiba-tiba membuka matanya yang tadi hampir tertutup, ia mulai menajamkan telinganya untuk mendengar dengan jelas percakapan dari dua perawat yang sedang beberes ruangan suaminya.
"Iya lho gue lihat tadi, kayaknya ada panggilan darurat, lihat ekspresi datarnya dokter Alvin tuh rasanya nambah berkali-kali gantengnya, iya nggak."
Perawat yang satunya sontak mengangguk.
Saffa yang saat ini masih bersembunyi hanya terlindung kain yang menutupi kasur mulai menggerutu tidak jelas, "ganjen banget sih perawatnya si Alvin, coba sini gue lihat, cantik mana sama gue."
Saffa pun menilik dari balik tenda, ia meneliti kedua wajah perawat yang saat ini tengah menggosibkan suaminya tersebut, "ciih, masih cantikan gue, aman."
Saffa pun menutup kembali kain pelindungnya lalu mencoba merebahkan diri namun telinganya masih terpasang untuk mendengarkan percakapan dua perawat tersebut.
"Padahal ya dokter Alvin itu cocok banget sama Dokter Aira, dokter Alvin ganteng dokter Aira cantik, gue seneng banget kalo lihat mereka lagi makan berdua di kafetaria."
Saffa kembali merasakan penasarannya meninggi saat salah satu perawat menyebutkan nama gadis yang disandingkan dengan nama suaminya, "Dokter Aira?"
"Eh lo tau nggak, 3 hari lagi kita kan mau pelayanan masyarakat ke desa-desa, gue bakal setia nunggu momen dokter Alvin sama dokter Aira."
Suara kekehan terdengar dari perawat yang lain, "bener banget, gue shippernya mereka, yaa meskipun dokter Alvin aslinya udah punya istri."
Tak lama setelah berbincang berdua, perawat itu pun keluar ruangan sambil terkekeh pelan, sementara Saffa yang duduk dikasur pasien diruang Alvin hanya mendengus sebal mendengar percakapan dua perawat tadi, "mereka bilang cocok, ciihh, emang cantiknya gimana sih si Aira Aira itu."
Saffa yang sebal dan terlanjur mengantuk langsung merebahkan tubuhnya kasar sambil menutup sebagian tubuhnya dengan selimut pasien, ia berusaha memejamkan matanya meski pada dasarnya ia sudah sangat ingin tidur.
Saat Saffa sudah benar-benar lelah dan mulai terlelap kealam mimpi, tubuhnya bereaksi dengan debar jantung hebat saat mendengar suara pintu ruangan yang dibuka, sontak mata Saffa terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Thing Called Love ✔️
ChickLit(FOLLOW SEBELUM BACA) (SEQUEL PERFECT CO-PILOT) ❤❤❤ Kata mereka Cinta bisa datang karena terbiasa. Para orang tua terdahulu kita juga sering mengatakan hal itu. Mereka bilang Cinta akan hadir pada dua hati selambat-lambatnya meski awalnya satu hat...