🍒🍒🍒
Saffa memilih masuk kamar dari pada harus menghabiskan tenaganya untuk bertengkar dengan Alvin. Alvin juga tak mengejar Saffa, ia paham jika saat ini istrinya tersebut tengah emosi dan ia pun memutuskan untuk merendamnya sebentar lalu nanti ia coba untuk berbicara lagi.
Alvin membereskan pecahan gelas kaca yang masih berserak diruang tengah, jujur saja sebenarnya perasaannya saat ini sedang gundah, ada perasaan bersalah yang besar terhadap Saffa yang bingung harus seperti apa ia utarakan.
Alvin membawa pecahan gelas tersebut ke bak sampah besar yang ada dihalaman depan rumahnya, ia membuka wadah besar berwarna kuning itu dan nyaris melempar gelas pecah begitu saja, namun saat matanya menangkap sesuatu dari dalam wadah itu, matanya terbuka lebar.
Kue yang bagian atasnya terdapat tulisan yang masih utuh itu bahkan dapat terbaca oleh Alvin. Seketika Alvin merasa jantungnya berdegup hingga nyeri. Kepalanya tiba-tiba terasa pusing dan suhu tubuhnya beralih dengan sangat cepat.
Kini ia tahu mengapa Saffa bisa sangat marah. Kini ia juga mengerti semua sikap Saffa terhadapnya dari tadi malam hingga pagi ini. Sekilas bayangan beberapa menit tadi tergambar jelas diotak Alvin, ia menyebut Saffa kekanakan sementara ia memang tidak tahu menahu tentang kebenaranya.
Terdorong oleh rasa bersalah yang kuat, Alvin bergegas menuju kamar dan berniat membujuk Saffa. Ia mengira perjuangan pertamanya adalah membujuk Saffa untuk membuka pintu, namun ternyata Saffa tidak mengunci pintu kamar.
Alvin masuk dan langsung gugup saat melihat Saffa sudah siap hendak pergi, "Fa, mau kemana?" tanyanya sambil berusaha mendekat.
Saffa tidak menoleh, ia masih sibuk memasukkan barang-barang bawaannya kedalam tas jinjing, "mau pulang," sahutnya singkat.
Alvin merasa adrenalinnya terus berpacu, jantungnya bahkan berdetak hingga terasa nyeri, "pulang kemana, kan rumah kamu disini."
Saffa sontak menatap Alvin, "aku mau pulang ke rumah aku," katanya datar.
Alvin semakin merasa bersalah setiap kali melihat wajah Saffa yang memerah terlebih saat sorot mata bengkak Saffa menatap kearahnya.
"Aku minta maaf Fa, aku salah, aku mohon maafin aku," ucap Alvin sambil mencoba menghentikan Saffa untuk bersiap.
Saffa sama sekali tak bergeming, tubuhnya kaku saat Alvin menggenggam tangannya, "lepas Vin," katanya pelan.
Alvin menggeleng cepat, "nggak, sebelum kamu maafin aku," katanya penuh harap.
Saffa menoleh dan masih mempertahankan ekspresi datarnya, "aku udah maafin kamu, sekarang minggir."
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Thing Called Love ✔️
ChickLit(FOLLOW SEBELUM BACA) (SEQUEL PERFECT CO-PILOT) ❤❤❤ Kata mereka Cinta bisa datang karena terbiasa. Para orang tua terdahulu kita juga sering mengatakan hal itu. Mereka bilang Cinta akan hadir pada dua hati selambat-lambatnya meski awalnya satu hat...