35. Drama Aira

14.1K 995 88
                                    

🍒🍒🍒

Sore dan malam berlalu dengan cepat, tim Medica dan tim pengadaan konsumsi kini mulai beraksi dipagi hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore dan malam berlalu dengan cepat, tim Medica dan tim pengadaan konsumsi kini mulai beraksi dipagi hari.

Alvin dan Saffa sepakat untuk tidak saling menganggu saat mereka sedang berada diacara, kata Saffa biar lebih menjiwai terjun ke masyarakat, jadi ia menolak untuk mengaku sebagai istri Alvin kecuali ada yang benar-benar bertanya padanya.

Pagi ini Alvin dan tim sedang melakukan kunjungan dari rumah ke rumah di desa Hulu-Hulu, sementara Saffa tengah sibuk mengkoordinir makanan bersama Rose dan tim yang lain.

Saat tim dari Medica selesai berkeliling, kini giliran Saffa dan teman-teman menjamu warga dengan membagikan makanan yang sudah selesai mereka masak.

Saffa berjalan kearah sebuah rumah yang di dalamnya ternyata ada Alvin dan Aira yang sedang mengobati seorang warga. Saffa masuk ke rumah tersebut disambut oleh penghuni dengan ramah.

"Terimakasih mbak Saffa," ucap bu Inah, istri dari pak Darmin si pemilik rumah.

"Sama-sama ibu, bapak kenapa bu, sakit?" tanya Saffa sambil menoleh kearah Alvin dan Aira.

Bu Inah mengangguk, "iya mbak, bapak sakit, sudah cukup lama."

Saffa duduk mendekat kearah Siti, anak pak Darmin dan bu Inah, "Ti, ini makanan bapak tolong disimpankan ya, nanti kalo bapak selesai diperiksa baru disuruh makan terus minum obat," suruh Saffa pada anak usia remaja tersebut.

"Iya mbak Saffa, makasih, oiya mbak kakinya gimana, udah nggak papa?" tanya Siti.

Saffa mengangguk, "udah kok, udah nggak papa, eh Ti nanti kalo dokter yang cowok itu udah selesai meriksa bapak, suruh makan ya, bilang aja mbak Saffa yang suruh gitu."

Siti mengernyitkan dahi lalu setelahnya menatap Saffa sambil melancarkan aksi ciye-ciyenya, "Mbak Saffa suka ya sama dokter Alvin."

Saffa terkekeh pelan mendengar ucapan Siti, "tau dari mana emang kalo mbak suka sama dokter Alvin?"

Siti terdengar mendecih pelan lalu mendekat kearah Saffa seakan ingin berbisik, "mbak kalo suka sama dokter Alvin harus saingan sama dokter Aira."

"Kenapa harus sama dia?" tanya Saffa lantang yang membuat Alvin dan Aira serta pak Darmin menoleh kearahnya.

Siti kembali mendecih pelan, "emang mbak Saffa nggak lihat, dokter Alvin sama dokter Aira itu cocok."

Saffa sudah siap menggeram marah jika saja ia tidak mengingat sekarang berada ditempat yang tidak tepat jika ia harus meledakkan marahnya, "Siti ku yang manis denger ya," katanya sambil membuka galeri di ponselnya lalu menunjukkan sebuah foto pada Siti, "nih coba lihat, dokter Alvin itu suami mbak Saffa, jadi lain kali jangan bilang lagi kalo dokter Alvin sama dokter Aira itu cocok, ngerti?" tekannya pada remaja tanggung itu.

Little Thing Called Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang