Senin bermula, saat semua pagi akan terasa sedikit lebih sibuk setelah libur akhir pekan.
Saat papanya sibuk menyiapkan beberapa perlengkapan untuk bekerja, mamanya sibuk didapur, Saffa masih berada di kamar menggulung tubuhnya dengan selimut.
Ingatannya mengenai kesepakatan tadi malam bersama Alvin membuat tubuhnya semakin mengerut dan rasa malas membuncah untuk mengawali hari.
Saffa sangat ingin meliburkan diri untuk pergi ke candle-light hari ini, ia bahkan telah menelpon Rose untuk mengatakan jika dirinya tidak masuk tapi rose dengan cepat mencegahnya.
"Hari ini karyawan gajian, masa lo nggak dateng?"
Seketika kalimat Rose kembali mendengung ditelinganya.
"Aaaaaa kenapa dulu gue keukeh gaji sistem tunai." Keluh Saffa sambil menjambak pelan rambutnya.
Dengan berat hati, ia pun bangun dari posisi enaknya lalu berjalan gontai menuju kamar mandi.
Menghabiskan waktu kurang lebih setengah jam, Saffa kini siap dengan dress hitam lengan pendek dengan motif pattern berwarna putih. Ia terlalu malas jika harus memoleskan makeup yang berlebih maka ia hanya memakai skin care dipadu dengan lipstik berwarna nude.
Menuruni tangga sambil bersenandung pelan, Saffa mendengar suara riuh pada ruang makannya. Ia pun berjalan mendekati dan terkejut dengan orang asing yang duduk di kursi dimana ia biasa duduk saat makan.
"Ngapain lo kesini?" Tanya Saffa dengan nada sinis.
"Hushh masa sama calon suami nanyanya kayak gitu!" Tegur Kiandra.
Saffa masih menatap Alvin yang saat ini tengah menatapnya lengkap dengan senyum.
Saffa duduk kemudian menaruh tasnya di kursi samping dekat mamanya.
"Alvin kesini mau jemput kamu fa." Kata Dimas sambil menurunkan koran yang ia baca.
Saffa mengernyitkan kan dahinya, "ngapain sih pake acara dijemput segala, kan Saffa bisa berangkat sendiri." Tolak Saffa.
Kiandra mendaratkan tepukan pada bahu Saffa pelan, "nggak baik nolak niat baik orang, apalagi calon suami sendiri."
"Aaaa mama sakit ma!" Pekik Saffa sambil mengusap bahunya yang terasa panas akibat tepukan Kiandra.
Saffa lebih banyak diam, sementara Alvin aktif berbicara menjawab semua pertanyaan orang tua Saffa seputar profesinya.
Dalam diam Saffa memperhatikan Alvin saat bicara, walaupun sambil makan, Alvin menunjukkan sopan santun yang baik ketika papanya bertanya, bahkan beberapa kali Saffa lihat Alvin menurunkan sendok nya untuk sekedar menjawab pertanyaan ataupun memberi respon dari papa dan juga mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Thing Called Love ✔️
Chick-Lit(FOLLOW SEBELUM BACA) (SEQUEL PERFECT CO-PILOT) ❤❤❤ Kata mereka Cinta bisa datang karena terbiasa. Para orang tua terdahulu kita juga sering mengatakan hal itu. Mereka bilang Cinta akan hadir pada dua hati selambat-lambatnya meski awalnya satu hat...