2. Dia?

24.9K 1.3K 18
                                    

Hiruk pikuk di rumah sakit kembali menggema, pada lorong Ugd terdengar keretan roda melaju membawa pasien dengan lumuran darah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hiruk pikuk di rumah sakit kembali menggema, pada lorong Ugd terdengar keretan roda melaju membawa pasien dengan lumuran darah.

Alvin, seorang dokter muda berbakat yang saat ini ditugaskan di bagian Ugd rumah sakit besar London tengah berlari menggiring pasien yang tiba beberapa menit yang lalu.

Alvin bergegas memakai pakaian operasinya lalu mencuci tangan sambil menormalkan debar jantungnya. Kini plang pintu ruang operasi sudah berubah menjadi hijau, menandakan jika operasi tengah berlangsung. Alvin yang mempimpin jalannya operasi.

Pasien tabrakan yang dilihatnya terdapat kerusakan pada bagian kepala membuat konsentrasi Alvin semakin dalam dengan gulatan perang nyawa yang ia lakoni dengan beberapa rekan dan pasien itu sendiri.

Bergelut dengan macam-macam saraf dan lumuran darah serta konsentrasi yang intens seperti biasanya, tanpa ia sadari waktu sudah berjalan selama 3 jam dan itu tak terasa bagi Alvin.

Operasi selesai dan hasilnya baik, mereka berhasil melalui masa kritis, baik para dokter dan asistennya begitu juga dengan pasien.

Alvin merebahkan tubuhnya pada kasur di ruangan yang sering digunakannya beserta teman-temannya yang lain untuk istirahat.

"So, today is your last day, right?" Sapa Ken, sahabat Alvin yang juga seorang dokter di rumah sakit London.

"Yeah," Sahut Alvin sambil menghembuskan nafas besar.

Pada dasarnya, ia masih kesal dengan keputusan atasannya yang memindah tugasnya dari London ke rumah sakit Indonesia, negara asalnya.

Dia tak ingin pulang awalnya, walau pun kedua orangtua dan keluarga besarnya ada disana, Alvin sudah terlalu nyaman berada di London, selain pekerjaan yang dianggapnya menjanjikan, ia juga menyukai lingkungan London yang serba teratur, berbeda dengan Indonesia, walaupun hal itu hanya sering ia lihat dalam layar kaca.

Alvin pulang dengan wajah yang lesu, ia berjalan dengan gontai meninggalkan area parkir dari rumah sakit yang selama 3 tahun ini memberinya beragam pengalaman.

Hari ini adalah hari terakhirnya, benar-benar hari terakhir. Segala keperluan kepindahannya sudah diurus oleh pihak rumah sakit.

Sebenarnya, Alvin adalah salah satu anak emas di RS London. Bakatnya selalu dipuji oleh dokter-dokter senior, ia adalah aset rumah sakit yang berharga, namun salah satu cabang dari rumah sakit yang berada di Indonesia mengalami kemunduran setelah berhentinya dokter ahli.

Setelah melalui banyak pertimbangan, tim atasan dari rumah sakit London akhirnya mengeluarkan keputusan jika mereka akan memberi 2 anak emas mereka pada rumah sakit tersebut untuk kemajuan dan dua orang tersebut adalah Alvin dan Arkan, seorang dokter asal malaysia yang juga fasih berbahasa Indonesia.

Little Thing Called Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang