🍒🍒🍒
"Serius lo sempat nyiram Aira pake air di kafe, kapan?"
Rose terkekeh sambil mengunyah jeruk dimulutnya, "iya Fa, lo harusnya lihat muka dia waktu itu, malu banget pasti, gue nyiram besoknya setelah lo nelpon gue malem-malem sambil nangis, inget nggak lo," sahut Rose.
Saffa menggelengkan kepalanya, "tapi menurut gue lo terlalu sadis tau nggak Ce, dia pasti nggak berani lagi balik ke kafe itu."
"Terlalu sadis gimana, dia pantas dapat perlakuan kayak gitu, dia itu nyebelin, kan udah gue bilang dia jelek dia huntu, jadi nggak usah kasian," ucap Rose.
Saffa menghembuskan nafasnya pelan, ia yang sudah terlalu hapal dengan kebar-baran sahabatnya ini hanya bisa memaklumi meski nanti sewaktu-waktu Rose lah yang akan dapat siraman rohani dari Saffa.
Saat ini ia dan Rose tengah berada di CandleLight, 2 minggu berjalan cepat dan Alvin pun sudah mulai masuk bekerja. Saffa memutuskan untuk datang ke restonya karna kasihan pada Rose yang sudah bekerja sendiri selama ia libur.
"Ce lo sibuk nggak?" tanya Saffa.
Rose yang saat ini duduk disofa ruangan Saffa sontak menoleh, "menurut lo, gue di ruangan lo sambil makan jeruk, sibuk?"
"Ya kali aja, temenin gue yuk," pinta Saffa.
"Kemana, kata Alvin lo nggak boleh capek," sahut Rose.
"Bentar doang nyari kado."
Kening Rose mengernyit, "kado, siapa yang ulang tahun?"
"Alvin, udah lewat lama sih cuman gue lupa mau beliin dia sesuatu."
"Emang punya bayangan mau beliin apa?"
Saffa menggeleng, "nggak tau, makanya temenin bentar, lo bantuin gue milih nanti."
Rose mulai berdiri lalu berjalan mendekat kearah Saffa, "ya udah kita jalan, tapi ingat jangan terlalu lama keliling, Alvin bilang lo nggak boleh terlalu capek."
Saffa mengangguk sambil tersenyum, "Siap komandan." Ia bergegas mengambil tas lalu menarik pelan tangan Rose, "berangkaat!"
***
Rose menatap Saffa dengan mata yang terus membulat, mulutnya tak henti-hentinya mengomeli Saffa yang terus menerus menghamburkan uang atas dasar membeli kado ulang tahun suami.
"Lo punya laki berapa sih Fa, ini udah kado yang ke 5," omel Rose yang kebagian tugas membawakan barang-barang Saffa.
Saffa terkekeh kearah sahabatnya tersebut, "abis semuanya lucu, daripada nyesel nggak beli kan mending dibawa pulang Ce," sahut Saffa.
Rose kembali mendesah berat, "tapi kita udah jalan sejam lebih, lo mau kemana lagi?"
Saffa yang berjalan seakan tak ada lelahnya menatap toko pakaian khusus pria dengan mata berbinar. Rose yang paham arti tatapan itu hanya bisa berusaha mencegah Saffa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Thing Called Love ✔️
ChickLit(FOLLOW SEBELUM BACA) (SEQUEL PERFECT CO-PILOT) ❤❤❤ Kata mereka Cinta bisa datang karena terbiasa. Para orang tua terdahulu kita juga sering mengatakan hal itu. Mereka bilang Cinta akan hadir pada dua hati selambat-lambatnya meski awalnya satu hat...