Setelah sekian lama berkutat dengan berbagai masakan akhirnya semua siap dan tertata dengan rapi di atas meja makan.
"Tuan makanan sudah siap"
Bisa kulihat ke tujuh orang berada di ruang serba guna yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing, menoleh dan menatapku tajam. Aku melakukan kesalahan? Dengan abai aku hanya tersenyum dan mendelik sebelum kembali ke dapur untuk mencuci alat-alat masak yang tadi ku gunakan.
"Hei... Aku memintamu memanggil kami Oppa bukan Tuan" Ucap Jimin dengan nada yang ummm... imut.
"Ah maaf kebiasaan ku" Ucapku sambil agak membungkuk. Ayolah kau pembantu dan memanggil majikanmu dengan sebutan oppa itu agak.... Uhh kurangajar.
"Na ayo kemari kita makan bersama" Ha? Aku tidak salah dengarkan? Seokjin memintaku untuk makan bersama mereka? Aduhh... ini sudah terasa sangat berlebihan. "Hei, ekspresimu jangan berlebihan begitu. Ayo cepat sini, ini perintah" Tegasnya.
Dengan ragu aku kembali melangkah ke meja makan dan duduk di salah satu kursi kosong yang tersedia. Ini sangat canggung ok. "Maaf sebaiknya aku menyelesaikan pekerjaan ku dulu" Ucapku, berada diantara mereka ini cukup membuatku merasa terintimidasi. Mereka majikanku bung! Bagaimana mungkin?
"Sudah duduk dan makanlah, kau pasti lelah setelah masak sebanyak ini. Jin hyung saja biasanya paling hanya membuat dua atau tiga jenis masakan saja" Ucap Namjoon.
"Ada banyak pertanyaan yang akan ku tanyakan jadi duduk" Ucap Yoongi dengan tatapan yang tajam, cukup untuk membuatku kembali duduk dan diam. "Kau serius bukan seorang ARMY?" Tanyanya.
"Aku tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan hal seperti fangirling" Ucapku. Memang begitu adanya, satu hari ku hanya tidur empat jam saja. Ditmbah 30 menit tidur siang kalau sempat. Mana ada waktu untuk hal seperti itu, sekalinya aku memiliki waktu lebih. Aku akan memilih untuk tidur atau jalan-jalan untuk menyegarkan pikiranku.
"Kau masih 21 tahun tapi sudah seperti anak yang sangat sibuk. Umm boleh kita mulai makannya?" Ucap Jimin, mulai mencoba satu persatu makanan yang sudah tertata. "Wah masakan mu lebih enak dari masakan Jin hyung! Ini seperti masakan di restoran bintang lima" Imbuhnya.
"Kalau restoran bintang lima yang kau maksud adalah Jungsik, maka itu masuk akal."
"WOW bagaimana mungkin?"
"Karena aku pernah bekerja dengan chef Lim Jung Sik, beliau mengajariku banyak hal tentang memasak"
"Bagaimana kau merayunya untuk mengajarimu?" Tanya Jin dengan sangat heboh.
"Umm... Ia mengajariku dengan suka rela" Aku berhenti sejenak mengunyah habis makananku sambil mengingat satu hal yang chef Lim pernah katakan dulu. "Ah! Ia bilang aku akan mendapat gaji lebih besar kalau bisa memasak! Dan ia juga mau makan, masakan yang enak saat pulang kerja tanpa mau lelah memasak. Jadi ia mengajariku"
"Itu saja? Dan kau mendapat seluruh rahasianya?" Jin tampak tak terima dan kesal dengan jawaban ku.
"Kapan kau bekerja dengannya?" Tanya Namjoon.
"Saat aku SMA, aku datang ke apartemennya malam saat selesai dari apartemen lain"
"Apa yang ada di kepalamu saat SMA hanya uang saja?" Tanya Yoongi. Aku hanya mengedikkan bahu.
"Tidak juga, aku senang melakukan hal seperti itu. Aku suka bersih-bersih, tapi rumahku tidak begitu besar. Tidak ada banyak hal yang bisa dibersihkan. Jadi yahh sekalian meringankan beban orangtua, aku juga senang-sengang"
"Apa kau mengidap OCD?" Tanya Yoongi lagi.
"Dulu ya. sekarang sudah tidak seberlebihan dulu" Jawabku jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Maid (End)
FanfictionWarn! Ada boy x boy, ada lurus juga! Nana, seorang mahasiswi S2 yang memiliki setumpuk pekerjaan freelance dan pekerjaan dari dosen ditambah tugas kuliah. Namun memilih untuk kembali menjadi maid di dorm BTS, sebagai bahan penelitiannya. Menghadapi...