Huhu... Maaf sabtu lupa up... Ahh gak ada yg nunggu juga :")
Gpp santai saja ヾ(^-^)ノNana itu anak yang luar biasa pintar dan cerdas, IQnya saja mencapai 145. Tapi bila membahas masalah cinta, ia akan berada di urutan terbawah. Saking bodohnya sampai IQ tingginya itu dak bermakna sama sekali.
Sekarang ia sedang berada di kamar hotel Hoseok. Ternyata Hotel mereka sama, hanya beda lantai. Menatap kekasihnya yang sedari tadi tak bisa diam karena selalu ingin menciumnya.
"Kalau kau mau mati, lakukanlah" Ucap Nana, dengan jemarinya yang sudah melingkari leher jenjang Hoseok.
"Na... Kau trauma, maka harus dicoba secara perlahan"
Dengan lembut Hoseok mengusap jemari Nana, dengan perlahan menjauhkan tangan itu dari lehernya. Menggenggamnya begitu erat dan dikecup begitu dalam.
Nana terdiam, merasakan sentuhan baru dan asing itu. Selama ini, ia akan dengan cepat menjauhkan bagian mana pun tubuhnya yang coba dicium oleh kekasihnya itu. Ya, dia tak tersentuh sama sekali meskipun sudah hampir setahun mereka berpacaran.
"Kau tau, aku jadi mengingat kejadian disaat kekasih ku ini membawa pacarnya yang lain masuk ke sebuah hotel" Ucap Nana seraya terkekeh. Membuyarkan mood romantis yang baru saja tercipta. Brengsek sekali memang, entah itu Hoseok atau Nana. Keduanya sama saja.
"Nana... Maafkan aku, dia hanya jalang yang kusewa. Bukan kekasih"
Hoseok memeluk Nana, menenggelamkan kepalanya di perut Nana. Hoseok tengah duduk di sofa, dan Nana berdiri di hadapannya. Mendongak menatap Nana yang tiba-tiba mengelus surainya.
"Jangan berkata seperti itu. Dia wanita yang menggantikan ku selama ini. Sebut dia dengan lebih baik, kekasih tetap kekasih. Jangan menyebutnya jalang"
"Nana..."
"Oppa... Aku tau semua tentang wanita itu. Dia teman SMP mu kan, mantan kekasih mu yang baru pindah ke seoul"
Hoseok terdiam, matanya membulat. Semua yang dikatakan Nana tentang kekasih, ahh mantannya itu benar. Namun tidakah kekasihnya ini, terlalu jauh memasuki hal privasinya?
"Tapi dia memang wanita bayaran, dan aku membayarnya malam itu. Dan kau mencari tau semua hal itu? Untuk apa?"
Nana menunduk mencium dahi Hoseok pelan. Tersenyum begitu lembut "Aku hanya mau kau semakin menyadari bahwa kekasihmu ini seorang informan bayaran"
"Nana... Babe, kamu bercanda kan?"
Hoseok melepaskan pelukannya. Menarik Nana untuk duduk disebelahnya. Kepalanya pening, kekasihnya ini terlalu banyak menyimpan rahasai, ahh mungkin ia tak mengetahui banyak hal tentangnya.
Nana tersenyum, mencium kedua pipi Hoseok. Dan kembali tersenyum dengan lembut. Membuat Hoseok terpaku, ia terkejut dan juga terbuai dengan sentuhan bibir Nana yang ternyata begitu lembut mendarat di bilah pipinya.
"Aku serius"
Nana menggenggam kedua tangan Hoseok, mengelus dan menepuk punggung tangannya dengan pelan. Begitu mempermainkan perasaan kekasihnya.
"Sejak SD aku bertemu seorang paman baik hati, yang ternyata seorang hacker dan informan para mafia di Daegu. Dia mengajariku banyak hal seputar coding, hacking, programing, dan terkadang dia membawa ku untuk mengendap dan menyamar mencari berbagai informasi untuk orang-orang bawah tanah itu."
Nana menunduk, melihat jemari Hoseok yang begitu tegang. Ia terkekeh pelan. Mencium kedua telapak dan punggung tangan Hoseok. Masih tetap mengelus kedua tangan itu dengan ibu jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Maid (End)
FanfictionWarn! Ada boy x boy, ada lurus juga! Nana, seorang mahasiswi S2 yang memiliki setumpuk pekerjaan freelance dan pekerjaan dari dosen ditambah tugas kuliah. Namun memilih untuk kembali menjadi maid di dorm BTS, sebagai bahan penelitiannya. Menghadapi...