12

248 19 0
                                    

"Ada apa hm?" Tanya wanita paruh baya itu. Begitu Nana menbuka ruang kerjanya, dengan nafas tersengal dan mata memerah.

"Aku... Tidak... Ck!" Nana mendengus kesal.

Dengan penuh pengertian wanita itu meneluk Nana dan mengajaknya duduk di sofa.

"Kau melalui hari yang berat hm?" Tanyanya.

Nana mengangguk dalam pelukannya dan mulai menangis. Rasanya lelah sekali.

"Tenanglah... Kau tidak minum obatmu hm?"

Nana menggeleng dan memeluk wanita itu semakin erat "Lelah! Kesal!" Ucapnya ditengah isakan.

"Aku tidak akan memberikan gelar psikolog-mu kalau kau belum benar-benar memperbaiki dirimu sendiri Na"

Nana kembali menggeleng heboh. Ia tak mau, tidak mendapat gelar psikolog setelah perjuangannya yang begitu berat.

"Kalau begitu, tenanglah dan bicara yang baik" Ucap wanita itu, menjauhkan Nana dari pelukannya.

Nana mengangguk dan menarik nafasnya panjang, berusaha untuk berbicara normal namun masih tak bisa. Ia ambil obatnya dan hendak menelan pil itu. Namun ditepis begitu saja.

"Jangan terus menambah dosismu, kau mau ada di lingkaran itu terus?" Ucapnya.

Nana diam. Ia menghela nafas dalam, meneguk segelas air yang disodorkan. Menutup matanya cukup lama. Sebelum kemudian membukanya dan menatap wanita di depannya.

"Dia terus menghina ku bu"
.
.
.
.
.
.

Sementara di apartemen BTS kini Hoseok sedang menatap Yoongi tajam. Namun Yoongi malah acuh, membuat Hoseok semakin kesal.

Keadaan ketika Nana pergi seketika menjadi kaku dan panas.

"Hyung! Dia hanya mencoba menelongmu!" Cerca Hoseok. Yoongi hanya terkekeh tak peduli dengan dongsaengnya itu.

"Aarrgghh, baru beberapa menit saja aku jadian" Kesal Hoseok, membanting tubuhnya di area sofa yang kosong.

"Seokkie... Aku rasa perkataan Yoongi soal Nana ada benarnya" Ucap Seokjin yang duduk di sebelahnya. Hoseok semakin mendengus kasar dan bibirnya sudah berbentuk segitiga terbalik.

"Coba pikirkan lagi, dia anak yang sangat aneh. Lihat tingkahnya tadi saja, membutku bingung" lanjut Seokjin.

Hoseok kembali terdiam. Pikirannya begitu rancu, banyak fakta yang merujuk pada kebenarannya. Nana mengambil jurusan psikologi, dan sejauh yang ia tau seorang dengan jurusan psikologi akan membutuhkan waktu lama untuk memilih kekasih. Karena mereka akan melakukan scaning yang cukup lama.

Dan Nana yang memeperhatikan segala hal bukanlah hal baru yang ia tahu. Nana bahkan beberapa kali ia dapati sedang memperhatikan bagaimana cara Namjoon menatap Seokjin.

Semua pemikiran ini membuat Hoseok lelah. Tanpa banyak bicara ia masuk ke kamarnya untuk tidur.

"Pastikan kalian berbicara dan menyelesaikan masalah ini dengan baik" Ucap Namjoon.

"Yoongi hyung bisa aku dengar alasanmu selalu menghina Nana seperti itu?" Tanya Namjoon.

"Dia terlalu sering memperhatikan semua orang. Aku beberapa kali mendapatinya memperhatikan interaksi Taehyung dan Jungkook, bahkan kita semua" Ujar Yoongi.

"Bukankah ia bilang itu kebiasaannya?" Ujar Jimin. Ia sudah duduk tegak di samping Yoongi sejak tadi.

Yoongi mendecak dan memutar matanya malas. Ia benar-benar sangat ingin memberhentikan Nana sekarang. Sayangnya ia tidak berkuasa.

BTS Maid (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang