Ohh kalo kalian suka bgm silahkan di play, itu calming banget, tapientah kenapa aku selalu nangis setiap denger 😭
.
.
.Enjoy
"Aku harus pergi nona"
Soobin mencoba melepaskan pelukan Nana. Rasa sakit di pipinya tak seberapa, namun rasa kecewanya sungguh besar, bahkan jantungnya berdenyut nyeri.
"Binie... Jangan begitu, noona tetap noona mu. Selamanya begitu, maafkan noona Binie. Noona... Noona... Tak dapat mengontrol... Ughh maafkan noona"
Nana memeluk Soobin semakin erat. Ia sangat menyayangi Soobin, namun melihat Jian terluka membuat kendalinya hilang.
"Aku paham, dia memang keluarga kandungmu"
Soobin melepas pelukan Nana dengan paksa. Menatap noonanya sebentar, dan bangun meninggalkan noonanya yang masih menangis menatap memohon padanya.
*bugh*
Jian memberinya satu tinjuan kerasa hingga kepalanya terbentur meja TV. Ia terkekeh dengan nasibnya saat ini. Nana pun kembali terkejut.
"Kau siapa! Sesusah itu memaafkan noona ku?!"
Nana berdiri di hadapan Jian dengan sorot mata yang tajam, menghalangi dongsaengnya yang hendak kembali memukul Soobin. "Berlutut!" Ucapnya tegas.
"Noona..." Ucap Jian dan Soobin bersamaan.
"Aku bilang berlutut!!"
Nana menekan pundak Jian, membuatnya berlutut dengan paksa. Menarik rambut Jian, membuat Jian menatapnya.
"Noona... Ini Jian"
*bugh*
Nana memberikannya satu bogeman keras, hingga ia tersungkur dengan sudut bibir yang berdarah.
"Noona..." Jian tertegun menatap noonanya yang masih melihatnya dengan tajam.
Sampai Nana menyadari sudut bibir Jian yang berdarah. Ia kembali terduduk, melihat kedua dongsaengnya yang ia pukul.
"Maafkan noona... Ugghh maaf-- huek... Uggh" Nana berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya.
"OBAT!" Ucap Jian dan Soobin bersamaan. Mereka segera mencari obat itu, di ransel Nana dan loker-loker meja. Soobin menemukan obat itu koper Nana.
Mereka segera menghampiri Nana dan memaksanya menelan obat itu. Jian segera menggendong noonanya dan mendudukkan di ranjang noonanya.
Nana mulai tenang walau ia masih mual "Maafkan noona" Ucapnya dengan kepala tertunduk.
*tring... Triing... * Ponsel Nana berbunyi.
Soobin sigap memberikan Nana ponsel tersebut, terdapat panggilan dari nomor asing.
"Hai manis... Aku sudah reservasi, ternyata kosong jam 11 malam, 45 menit lagi. Kutunggu..."
Panggilan berakhir.
Nana tertegun. Setidaknya ia punya waktu untuk menyelesaikan masalah dengan dongsaeng-dongsengnya ini.
"Jian-ah, Soobin-ah... Maafkan noona. Kalian keluarga noona, dongsaeng terbaik yang noona punya. Tak peduli ada hubungan darah atau tidak"
Nana menatap Jian yang tampak kebingungan "Jian-ah... Maaf noona tak pernah menceritakan mu. Soobin sekarang adalah dongsaeng mu, selama ini Soobin yang menemani noona di sini. Soobin adik angkat noona, dia pintar. Kau bisa belajar banyak darinya"
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Maid (End)
FanfictionWarn! Ada boy x boy, ada lurus juga! Nana, seorang mahasiswi S2 yang memiliki setumpuk pekerjaan freelance dan pekerjaan dari dosen ditambah tugas kuliah. Namun memilih untuk kembali menjadi maid di dorm BTS, sebagai bahan penelitiannya. Menghadapi...