28. Penyidikan

163 13 0
                                    

"Boleh aku memelukmu sekali saja?"

Adalah permintaan pertama appanya. Saat itu Nana bahkan hanya bisa membeku, pikirannya tak berjalan dengan baik. Namun tubuhnya tidak menolak pelukan perpisahan itu. Asing. Itu yang ia rasakan.

"Maafkan appa"

Dan dia pergi, meninggalkan kedua anaknya disana. 

"Noona..."

"Uh- ha?"

"Terima kasih"

Jian memeluk noonanya dengan begitu erat.

Hangat
.
.
.
.
.
.
.
.

"Jian hari ini kau ada acara apa?" Tanya Nana.

"Hanya main game saja, kenapa noona?"

"Noona harus pergi menangani kasus. Nanti beli makan di luar saja, noona akan pulang sangat malam"

Begitu mendapat respon anggukan dari dongsaengnya. Nana segera pergi dengan pakaian formalnya. Menuju tempat rapat, dimana para polisi, detektif, dokter, psikolog, dan para ahli berkumpul untuk membahas kasus pembunuhan berantai yang belakangan terjadi.

*skip*

"Wahh kerja bagus Na!"

"Terima kasih prof"

"Tadi kepala kepolisian sampai menitipkan salam, wahh kepala kepolisian itu masih muda loh"

"Prooff!"

"Hahaha, ya sudah kamu kemana nih?"

"Apartemen bangtan, aku harus mengejar penulisan skripsi anak didikmu" Dengus Nana kesal.

Sang profesor kembali tertawa, terbahak. Anak didiknya yang satu ini memang suka mencari susah. Semua pekerjaan di kerjakan, asal ada kesempatan dan uang diembat saja. Untung masih punya otak untuk menolak tawaran menjadi sugar baby :v

"Prof... kira-kira setelah lulus nanti, pihak detektif akan menerima ku kerja tidak?"

Profesor kembali tertawa mendengar pertanyaan Nana. Sungguh muridnya ini tolol.

"Anak sepertimu jelas langsung diterima lah. Kalau tidak, biar aku yang bicara dengan kepala difisi yang kau inginkan"

"Wahhh kau yang terbaik prof!"

Profesornya hanya menggeleng, dan mengajak Nana untuk naik ke mobilnya.

Tanpa tau malu Nana mendahului profesornya masuk ke mobil "Ayo prof! Aku hampir telat"

"Dasar! Izin saja seharian, kau ini" Profesor menggeplak kepala Nana dengan segepuk map yang kemudian ditaruh di kursi belakang.

Sampai di apartemen Nana segera turun tentu tak lupa mengucapkan terima kasih.

"Astaga... Aku lupa bawa baju ganti, haisss bodohnya"

Nana masuk ke lift dan menuju lantai majikannya.

Begitu membuka pintu Nana sudah di buru oleh para makne yang meminta makan. Dan berceloteh tentang izinnya yang mengakibatkan mereka kurang makan.

"Ehh, tumben kau keren begini!" Celetuk Taehyung, disaat Nana mulai masak.

"Aku mendapat kesempatan ikut andil dalam kasus pembunuhan berantai belakangan ini" Jawab Nana santai.

"Kau serius?! Gila! Itu mengerikan!" Sahut Jimin. Sambil meringis.

"Ehh... Kalian sudah sehat?"

Nana mengecek suhu setiap member bergantian, dan yahh syukurlah mereka sudah pulih.

BTS Maid (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang