Pagi ini aku sudah berkutat di dapur milik BTS, membuat nasigoreng kimchi yang sederhana dan cepat. Karena aku sangat lelah. Kali pertama aku bangun dan bekerja sepagi buta ini. Biasanya jam 6 aku masih menikmati mandi air hangat.
Setelah selesai menata meja makan, Seokjin datang dengan muka bantalnya. "Annyeong Seokjin oppa... Sarapannya sudah siap, aku juga dapat pesan dari manager katanya pukul 8 nanti kalian sudah di agensi"
Setengah bingung Seokjin mencerna kalimatku sambil mengusak-gusak rambutnya dan duduk di kursi. "HA?! Jam 8? Astaga aku lupa!" Wah efek baru bangun dia berfikir sangat lambat ya.
"Umm... Nana boleh aku minta tolong kau bangunkan Hoseok, biar yang lain nanti aku dan hoseok yang bangunkan"
Aku mengangguk, dan meletakkan cucian terakhir di rak sebelum berjalan. Tapi... "Umm... Oppa... Kamar Hoseok oppa yang mana?"
"Ah ya, itu yang pojok sebelah kanan. Dia sedang tidur dengan Jiminie"
Tanpa banyak omong aku segera berlalu menuju kamar Hoseok dan membukanya tanpa permisi. Membangunkan dengan halus.
"Hoseok oppa, bangun ini sudah jam setengah tujuh"
"Umm..." Hoseok menggeliat dan mengucek matanya. Wahh dia tipe yg cepat bangun. "Uhh Nana, apa Jin hyung sudah bangun?"
"Ne, sudah dia meminta mu membangunkan yang lain"
"Ahh... Ya, tolong sekali lagi bangunkan Jiminie. Aku butuh banyak waktu membangunkan Taehyung dan Kookie" Ucapnya kemudian berlalu keluar kamar.
"Wahh, mereka benar-benar seperti keluarga"
"Kau mulai memperhatikan lagi ya"
"Astaga Tuhan!" Jantungku yaampun... Jimin sial dia sudah bangun dan berdiri di belakangku. Untung jantungku tidak lemah. Aku terkekeh dan mengangguk serta menggeleng bergiliran "Maaf kebiasaan yang tak pernah hilang"
Jimin semakin maju dan mendekatkan dirinya, berusaha mengintimidasi "Kau..."
"Maaf, jangan mendekat lagi. Reflekku sangat buruk" Jimin tak mau berhenti dia terus mendekat dan aku terus mundur sampai menempel di tembok. Ini buruk dalam kepalaku terus terngiang bahwa ia adalah artis papan atas yang sedang tenar, kalau lecet ganti ruginya mahal.
"Memang kenapa?" Ia menyeriangai. Ini bukan seringai nafsu atau sejenisnya. Aku tahu, karena kucurigaanku kemarin adalah masalah orientasi seksual mereka.
"Astaga tuan tolong berhenti disana. Sungguh reflekku buruk dan akan berakibat buruk pada kita berdua"
Kalimatku ampuh menghentikan Jimin, aku bernafas lega. Setidaknya tidak ada yang dirugikan. "Maksudmu? Kita?" Sial, ia kembali mendekat dan sedikit lagi menempel.
"Aku sabuk hitam karate dan strip hitam taekwondo. Tolong aku tak mau kau lecet, sakit atau apapun itu. Dan aku tak mau dipecat"
"Kau serius?"
"Kumohon... Tolong"
"Ah baiklah, maaf aku hanya tidak ingin kau memanfaatkan kami"
"Tidak akan, itu bukan caraku mencari uang. Jadi aku permisi"
Aku pergi dari mahluk berbahaya yang cukup membuatku takut. Takut dipecat dan dimintai ganti karena kulitnya lecet bung!
***
Kembali berkutat dengan pekerjaan untuk membereskan kamar mereka. Kamar pertma yang kubereskan tentu kamar yang paling berantakan. Uhh itu kamar duo maknae VKook.
"Astaga demi kolor hitam tuan Im! Eww ini, ini, hell! dari bentuk, rupa, dan aromanya... Ini sperma! Wahh"
"NANA!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Maid (End)
FanfictionWarn! Ada boy x boy, ada lurus juga! Nana, seorang mahasiswi S2 yang memiliki setumpuk pekerjaan freelance dan pekerjaan dari dosen ditambah tugas kuliah. Namun memilih untuk kembali menjadi maid di dorm BTS, sebagai bahan penelitiannya. Menghadapi...